Kamis, 01 Mei 2014

Senyum Semangat

api1.jpg

Aku Kau Dan Dia 09
SENYUM SEMANGAT

<< Cerita Sebelumnya

Di atas jurang. Revan berdiri, kepalanya menunduk. Air matanya terlihat mengalir di pipinyayang putih dan mulus itu
yah, dia tengah bersedih, dia putus asa. Merasa kehilangan dan kangen yang begitu dalam. Sebab papa dan juga adiknya telah terlebih dulu meninggalkannya. Yah Tuhan telah mengambilnya untuk selamanya.
Papa dan juga adiknya telah berada di tempat yang jauh, di tempat terindah

"Papa . . . Tio . . . Kenapa tinggalkan Revan pa??!"

"Revan kangen papa, Revan kangen Tio"

Revan berteriak sekeras kerasnya, sambil menangis

"Tio . . . kakak akan menemuimu dek, kakak akan menyusulmu"

Sepertinya Revan akan melompat ke jurang, dia mulai melangkahkan kakinya

Saat Revan akan melompat, Putra menarik tangannya, dan mencegahnya untuk tidak bunuh diri

"kak jangan!!!"

"lepaskan tanganku"

"gak, kakak gak boleh seperti ini. Dosa kak"

"Diam!! emang siapa kamu, melarang larang aku. Ha!? bentak Revan pada Putra


" . . . . ." Putra diam, sedih

Tiba-tiba Revan melihat Putra, terlihat menjadi sosok Tio adiknya. Revan terdiam

"kak, aku tau kakak Sayang Tio dan juga Papa"

"Ti Tio . . ." ucap Revan

"Tio dan Papa udah tenang disana kak"

" . . . . ." Revan terlihat menangis, diam tanpa kata

"kalau kakak menyusul Tio, gimana dengan Mama kak"


" . . . . ." Revan menundukan kepala, masih berdiri di ujung atas tebing

dan Putra yang seolah itu Tio adiknya, berdiri dibelangkanya. menasehatinya agar mengurungkan niatnya untuk menyusul Tio dan juga Papanya

"kak Revan gak sayang mama ya?"

"ma ma" ucap Revan

"apa kakak tega meninggalkan mama sendirian disini?"

" . . . . ."

"kalau mama sakit, siapa yang akan merawatnya kak?"

"ma . . ."

"Tio dan juga Papa sayang kak Revan dan juga mama" *senyum

"Tio . . ." Revan menengok kebelakang

"Suatu saat nanti, aku, papa, mama, dan juga kakak pasti akan berkumpul kembali"

" . . . . ." Revan pun berbalik ke belakang, sambil mengusap air matanya

"dan sebelum tiba waktu itu, Tio mohon jaga mama dan juga diri kakak baik-baik kak"

"Mama . . ."

Revan pun berteriak dan terbangun dari tidurnya


"hah . . hah, mimpi??" ucap Revan dengan nafas yang masih terngah-ngah karena mimpi tadi

lalu Revan beranjak bangun dari tempat tidurnya, dia berlari keluar kamar, menuju kamar mamanya.
Dan saat membuka pintu kamar mamanya, terlihat kamarnya kosong. Dia tak melihat mamanya
lalu dia menuju dapur

"mama . . !!" teriak Revan memanggil mamanya

Revan mencium bau gas bocor dari arah dapur. Dia pum buru-lari lari..

"ma, stop ma jangan nyalakan apinya!!"

D U A A R

Tapi telat sudah, kompor gas pun meledak

"A a a a" *jeritan mama Revan

"maaa!" Revan panik histeris

Api terlihat berkobar kobar, dapur pun diselimuti asap tebal

"uhuk uhuk Revan" terdengar mamanya batuk-batuk sesak nafas memanggil menyebut nama Revan

"mama gak apa-apa, ayo keluar ma"

"Revan jangan kesini, keluar nak. bahaya" pinta mamanya

"gak, mah" Revan ngotot

"jangan peduliin mama, selamatkan diri kamu nak . . uhuk . . uhuk . ."

"tenang ma, Revan akan padamkan apinya"

"Revan awas!" seru Mamanya

"Waaaaaa" jerit Revan

"Revan!" mamanya histeris

Api pun tlah padam, Revan telah menutupinya dengan kain basah, tapi sepertinya tangan Revan terbakar dan melepuh

"Revan, kamu gak apa-apa nak? sambil menangis memeluk Revan anak satu-satunya itu

"iya, Revan gak apa-apa kok ma"

"lain kali jangan nekat begitu, Mama gak mau kehilangan anak mama lagi hu hu"

"mama udah, Revan gak kenapa kenapa kok"

"kalau kamu pergi, mama sama siapa? Hu hu"

"mama, tenang aja. Revan akan selalu bersama mama, menjaga mama" *menangis

"Revan huhu . ."

"udah dong mama . . ."

Revan pun memeluk erat mamanya, sambil keduanya menangis


"K y a a ! !"

"W h a a ! !"

Dewi berteriak sambil menutup matanya, saat mebuka selimut tidur Putra

"Whuaa kenapa masuk kamar aku seenaknya" teriak Putra

"ih jorok, kenapa tidur telanjang" tanya Dewi sambil menutup mata

"biarin, kan panas" kilah Putra

"bukannya kalau malem dingin?"

"ah cerewet lu, tidur telanjang baik untuk peredaran darah tau"

"kakak jorok"

"biarin weks, lagian kenapa masih disini? Suka ya liat burung kakak?"

"ih, enak aja, aku kan cuma disuruh Ibu buat bangunin kakak"

"sekarang kan udah bangun, keluar sana" bentak Putra pada adiknya

"yeh, tanpa di suruh juga keluar"

"terus kenapa masih disini, nih liat nih haha"

"kyaaaa . . Ibu"

Dewi pun lari keluar kamar, karena kakaknya Putra malah membuka selimutnya. Dan memperlihatkan junior kecilnya pada Dewi

"Ibu . . . Kak Putra nakal"

"udah2. . Kalian ini selalu saja berantem, kayak tom and jerry aja"

Bip Bip Bip

hp putra berdering, lalu putra mengambilnya dan ternyata itu dari Revan

*lewat hp

"hallo pagi dek" sapa Revan

"ya pagi juga kak"

"lagi apa, sudah mandi, makan?"

"belum nih kak, ini baru mau mandi"

"wah pantes, dari tadi tuh ada bau bau apa gitu ya. ." canda Revan

"yeh, enak aja, biar pun belum mandi Putra wangi kali kak"

"haha, mana coba kakak cium"

"sok, wangi kan?"

"hoeks"

"ih, jahat lah"

"haha becanda kok adikku yang jelek"

"huft. Kak udah dulu ya, Putra mau mandi dulu"

"sip . . yang cakep, Nanti kakak jemput yah!?"

"ha? Gak usah kak, nanti ngerepotin lagi"

"gak lah"

"hmm ok deh"

"ya udah, kakak sudah siap-siap nih"

"tu tunggu, tapi nantr jangan ngebut ya!"

"haha sip adik jelek"

"huft. Dah kak"

"iya, tunggu ya de"

Tut . . Tut . . Tut

Setelah Menutup telepon, lalu Revan dapat sms dari Bella pacarnya

Bip bip


Dari:
BELLA
beph jemput aku yah

" . . . . ." Revan bingung Cerita Selanjutnya >>

Tidak ada komentar: