Selasa, 27 Mei 2014

Trio Somplak

pp4.jpg


Aku Kau Dan Dia 18+

TRIO SOMPLAK


<< Cerita Sebelumnya

Di depan toilet, aku melumat lembut bibir manis Putra kekasihku.
Kupegang wajah imutnya, kumainkan lidahku di mulutnya. Lembut dan hangat banget rasanya. Ku susupkan tangan kananku ke dalam kemeja seragam putihnya, ku usap lembut jemariku di dadanya.

Dia yang tadinya terperangah menatapku, kini telah menggeliat merem melek merasakan sensasi sentuhan lembutku.

Tapi di saat-saat kumenikmati momen indah itu, ketika bibirku mulai turun menyusuri lehernya, Putra mendorongku tiba-tiba, hingga aku jatuh terduduk

Aku heran dan gak ngerti akan dirinya, apa aku memang gak sopan dan bertindak kurang ajar kepadanya. "aah bego kenapa aku terlalu buru-buru untuk melakukan hal memalukan tadi, jelas saja Putra gak terima karena merasa aku telah merendahkannya"

"Putra ke kenapa? Maaf kan aku" aku tertunduk malu meminta maaf atas kelancanganku padanya.
Tapi dia gak menjawabnya.

Lalu kulihat Putra beranjak melangkah, dia melihat kanan kiri ruang koridor toilet. Oh mungkin tadi dia takut kalau ada yg sempat melihat kita


wc.jpg


"ah, Dion maafkan aku" Putra mengulurkan tangannya dan meminta maaf kepadaku. Aku menengadah menatapnya heran tanpa kata

" . . . . . . "

"woi, kok bengong. Ayo bangun?!" Putra menarik tanganku membangunkanku.

"kau gak apa-apa yon, gimana sakit gak" terlihat Putra panik meraba tubuhku. Khawatir aku kenapa-kenapa karena didorongnya hingga aku jatuh terduduk tadi

"huft. Elu mah bikin gue heran aja deh, kupikir tadi lu marah kepadaku" Dion menggembungkan pipinya ngambek ke Putra

"hehe maaf deh, abis aku trauma, pas kau cium aku tadi" sambil garuk-garuk kepala Putra menjawab

"trauma . . Kau kau pernah di lecehkan juga sama seseorang?" Dion kaget dan penasan

"i iya . . " Putra menunduk malu dan sedih menjawab pertanyaan Dion

"dimana dan gimana kejadiannya" Dion makin penasaran

"di . . . Di toilet ini"

G L E E G A R . . . Bagai tersambar petir di siang bolong yang cerah. Hatiku terbakar mengetahui kekasihku Putra yang tampan dan cute telah di lecehkan, dinodai orang lain. Sakit . . Sakit rasanya hati ini. Aku gak terima, aku sangat-sangat marah karena aku kecolongan dan gak bisa menjaganya. Kalau aku tau siapa yang melakukannya akan kubunuh itu orang yang berani menyentuh Putraku

"siapa yang melakukannya, dan kapan itu terjadi Putra? biar nanti aku habisi dia" Dion sangat emosi dan mengguncang guncang meremas bahu putra dengan kerasnya

Putra terlihat hanya diam saja gak menjawab pertanyaan Dion yang bertubi-tubi itu

"aku tau, apa si Reno yang yang melakukan itu padamu Putra?"

Sialan itu anak, yah aku yakin itu, karena dia memang terlihat menyukai Putra. Di balik tampang jaim kerennya, gak nyangka kalau dia iblis. Liat saja akan aku habisi itu anak, aku gak peduli dia anak kepala sekolah atau anak pemilik sekolah ini juga. Aku gak takut.

Dion beranjak akan pergi untuk menyamperin Reno. Tapi Putra menarik tangannya mencegahnya.

"jangan, bukan Reno yon"

"bukan, lalu siapa?" Bentak Dion

"kak Revan"

"a apa Revan ?"

"i iya, kak Revan yang mencabuliku"

"jadi kalian itu sebenarnya ada hubungan spesial dan bukan hanya adik kakak aja" Dion terlihat sangat marah banget

" . . . . . . . " Putra hanya diam tidak berani menatap Dion

"apa kau diancam sama Revan, atau kalian memang sengaja mempermainkanku, ha?"

Putra terlihat Senyum-senyum

"lihat saja akan aku habisi kau Revan sialan" emosi Dion makin memuncak

"brppp brp bha ha ha ha ha" Putra tertawa gak jelas sabil menepuk-nepuk tembok melihat expresi serius Dion

"heh, kenapa ketawa lu?" Dion bengong heran

"ha ha ha ha habisnya kamu lucu sumpah, kejadian itu kan cuma mimpiku, Dion sayang"
Aku Kau Dan Dia 02 MISTERI DI SIANG BOLONG

"ja jadi cuma mimpi, kenapa gak bilang dari tadi"

"haha habis kamu nyrocos aja sih jadi bagaimana mau jelasinnya, waktu kau cium aku. Gak tau kenapa aku jadi teringat mimpi itu"

"grrrrr Putra elu lu itu, gue habisin lu"

"w a a a a . . Ampun hahaha" Dion menggelitiki Putra tanpa ampun



*


"ayo buka!"

"di disini?"

"iya cepat"

"gak di rumah aja? masa disini. nanti ketahuan gimana"

"udah jangan bawel, gak ada yang akan kesini"

"huft iya deh, tapi Kemarin kan udah, masih sakit nih"

"udah cuma bentar doang kok, ntar gue beliin hp yang kau mau dah"

"bener ya Ren, smartphone android versi terbaru ya"

"eah, apa gue pernah bohong sama elu pada apa, hp yang kalian pegang itu dari siapa coba"

"dari si bos, hmm ya udah ayo bentar doang kan"

"iya, bawel lu"

"oh, ok bos"

"byan, gimana keadaan di luar, aman kan"

"sip aman terkendali bos"

Sementara Reno menggauli Dani si Byan berjaga jaga di pintu gudang sekolah. Agar kalau-kalau ada yang mau masuk.

Yah Dani dan Byan kerap kali menjadi bahan pelampiasan napsu bejat Reno. Baik di rumah Reno atau pun di sekolah dan dimana saja. Padahal Dani dan Byan tidak belok seperti Reno. Mereka hanya tergiur uang dan barang-barang mewah yang Reno kasih pada mereka, mulai dari pakaian, tiket bioskop, gadget terbaru. Bahkan dikantin slalu di traktir Reno.

Uang hasil dari menyerahkan tubuhnya pada si Reno mereka gunakan untuk jalan dan foya-foya bersama ceweknya.

G l u t r a a a k *suara sesuatu jatuh

"ah , suara apaan itu Byan, seperti nya dari luar "Reno gugup dan menghentikan aksinyanya.

"mungkin suara barang yang dari gudang ini jatuh Ren" jawab Byan

Di luar dari arah belakang gudang terlihat orang yang sedang melangkahkan kaki jalan mengendap endap di bawah jendela gudang yang gak berkaca dan memang agak tinggi . .


Jumat, 16 Mei 2014

My First Kiss

sekolah1.jpg


Aku Kau Dan Dia 17

MY FIRST KISS


<< Cerita Sebelumnya

Dear diary
Saat pertama aku jumpa dengannya, tak sengaja aku menabraknya karena aku jalan terburu - buru. Deg . . Jantungku seolah berhenti sesaat.

Ya ampun, manis imut bener tu cowok.
Hari berikutnya kami gak sengaja ketemu lagi dikantin bersama Dion temannya,dan kami pun jadi berkenalan.

Dan sampai sekarang kami jadi akrab dan sampai saat ini juga ku memendam rasa sukaku padanya

Padahal aku sudah menunjukan sinyal kepadanya tapi dia cuek gitu, sepertinya dia gak menyukaiku


" Indah . . " seru Dea teman sekelasnya padanya

" ah , Dea " jawab indah gugup, sambil menutup bukunya

" wah lagi nulis apa ndah, cerpen? "

" bu bukan kok hehe "

" coba liat dong "

" gyaaa ja jangan "

Sementara itu di luar kelas, Putra datang bersama Revan, dia turun dari motor Revan.
Keduanya berpisah menuju kelas masing - masing

Di koridor kelas putra berjalan. Terlihat dia lemas lesuh tak bersemangat.

" hai. Sombong nih " sapa Dion yang tengah duduk di kursi depan kelas.

" Di Dion, u udah sembuh? " Putra terkejut

" iya, hm sejak kau jenguk, aku langsung sembuh loh, dan berkat ucapanmu padaku yang kemarin Juga "

" emang aku bilang apa? "

" apa? Masa lupa "

" hehe bercanda "

" ja jadi yang kemarin itu cuma becanda? "

" bukan maksudnya aku becanda pura-pura lupa "

" huft jahat "

" hehe "

" hmm . . " Dion mengamati Putra dari atas sampai Bawah dan ke atas lagi

" wew? Kenapa kok ngeliatinnya gitu amat "

" matamu kok merah sembab " tanya Dion

" a anu, ini . . " jawab Putra

" tadi pagi aku ke rumahmu, tapi kata ibumu kau gak pulang "

" iya tadi malem aku nginep di rumah kak Revan "

" ngapain aja kamu di rumahnya kok lemes gitu "

" be begini ceritanya, tapi kamu gak marah kan,? "

" hmmm, cerita aja "


" Saat sepulang dari rumahmu Dion,Kak Revan mengajakku jalan-jalan dan makan-makan.
padahal aku sangat memikirkan kamu loh, saat Kamu gak masuk juga aku khawatir kau kenapa Kenapa. Tapi aku gak enak sama kak Revan.

Dia begitu baik dan sayang kepadaku.
Kak Revan menganggapku seperti adiknya sendiri karena aku mirip persis seperti almarhum adiknya.
Begitu juga mamanya menganggapku anaknya

Hari itu kami pulang hingga larut malam, di rumah Kak Revan terlihat sepi

Kata kak Revan mamanya lagi kerumah neneknya Selama sehari, karena kakeknya sedang sakit, tapi Kak Revan gak mau ikut

" hah, . . " Revan langsung tiduran di kasurnya

" kak . . "

" ya. Apa dek "

" katanya mau anter pulang "

" kenapa pulang? nginep aja ya ! "

" hmm ta tapi kak "

" udah, tar kau telpon bilang ke ibumu aja "

" i iya deh "

" nah gitu dong hehe, mandi yuk "

" iya, kakak mandi dulu aja, tar aku "

" lama, kita mandi bareng aja. Dulu aku sama Tio Juga suka mandi bareng kok "

" malu kak "

" haha malu kenapa, sama-sama cowok juga "

Tiba.-tiba Revan menggendong paksa aku.
Di kamar mandi dia melucuti pakaianku, dan kami telanjang bulat.

Aku menutupi junior ku, sementara dia melihatku senang cengengesan.

Aku lihat junior kak Revan, terlihat lebih besar dan Bulunya sedikit sedikit lebih banyak dariku

" hihi kenapa di tutup, ayo sini kakak mandiin "

Kak Revan menarik tanganku dan mengguyurku dengan air lalu menyabuni seluruh tubuhku dari
belakang

Sentuhan usapan tangan kak Revan begitu lembut. Menyusuri dada dan perutku.

Kurasa juniornya kak Revan tergesek di bokongku, Kenyal, hangat dan geli rasanya. Dadanya berasa licin di punggungku.

Huft, aku menahan agar junior aku tidak bangun.malu kan, karena kak Revan biasa saja. Ereksi Pun gak. Setelah itu aku dibilasnya dan di lapnya dengan handuknya.

Sungguh saat-saat yang mendebarkan. Setelah pakai baju lalu kami langsung tidur. Tidak berapa lama dia langsung terlelap tertidur pulas sambil memelukku.

Saat tertidur kak Revan terlihat begitu cakep.Sementa aku tidak bisa memejamkan mataku Karena Terlintas semua adegan kamar mandi dan Juga karena pelukannya. Serta kakinya menindih Juniorku yang membuatku kaku tak bergerak dan Jantung berdegup kencang berdebar-debar hingga pagi menjelang.


" Bha ha ha ha " Dion tertawa lepas

" lah kok ketawa sih, gak marah? "

" haha habis lucu sumpah. Pasti kamu tegang ya "

" huft . . gak lucu " Putra kesal menggembungkan Pipinya

" gak marah kok, kan Revan hanya menganggap Kau adiknya kan haha "

" ja jahat, puas yah "

" hehe iya iya maaf deh, waktu itu coba aku yan mandi dan tidur sama kamu, pasti ceritanya lain "

" ogah gak mau weks "

" yah kenapa gak mau, kemarin kan kamu bilang Suka aku juga "

" iya aku gak mau, gak mau nolak hehe "

" jiah lari , haha dasar, awas kalau ketangkap, gue cipok lu tar yah "

" haha sok aja kalau bisa yeh "

Dion dan Putra berkejaran. anak - anak lain heran melihat tingkah mereka

Sementara itu di balik tembok Reno anak kepala Sekolah yang sekaligus pemilik sekolah ini terlihat tengah kesal mengamati Dion dan Putra.

" si bos lagi apa " tanya Dani dan Byan teman dan Sekaligus anak buahnya.

" huuust diam bego, jangan berisik "

" emang ada apa bos " sela Byan

Di depan Toilet pria, Putra tertangkap oleh Dion

" nah . . kena lo "

" haha iya ampun yon "

" gak ada ampun bagimu sayang xi xi xi "

Dion menggenggam erat tangan Putra, dan Dion merapatkan mendesak tubuh Putra ketembok

Kini keduanya bertatapan. Kedua tangan Dion menekan tembok mengunci Putra diantara kedua bahunya.

Terlihat bibir merah tipis Dion dan bibir pink manis Putra semakin dekat, dekat dan . . .

Dion melumat bibir pink Putra, Putra terpaku diam matanya terperangah . . . memandang Dion yang tengah memejamkan mata menikmati bibirnya.

" le . . lepas,! " Putra mendorong dada Dion, hingga Dion jatuh terduduk

" Putra . . Ke kenapa? " Dion heran, menatap Putra

Jumat, 02 Mei 2014

Masa Orientasi Sekolah



Cerita ini hanya fiktif belaka. Terisnpirasi berdasarkan, kisah percintaan sesama jenis anak-anak remaja jaman sekarang yang lagi trend, populer di jejaring sosial.

A K D D
Aku Kau Dan Dia 01


O S P E K


Masa Sekolah adalah. Masa paling menyenangkan. Apa lagi saat MOS "Masa Orientasi Sekolah" Dan dari situlah awal kisahku


Senin pagi aku terbangun dengan sangat-sangat terkejut, yah, adikku si dewi membangunkanku dan menarik selimutku, sontak aku kaget panik dan aku tarik selimutku lagi.

Bukan karena suara cerewetnya yang membuatku panik, melainkan karena kebiasaanku yang kalau sebelum tidur pasti ngocok dulu, dan kadang sampai ketiduran telanjang sampai paginya.

Dan malam itu mungkin aku lupa mengunci pintu, hingga adikku bisa masuk ke kamarku.

"woi bangun, kok masuk selimut lagi?" si Dewi adikku membangunkanku

"haaa . . ka kamu li liat?" aku panik

"yah liat, matahari udah terik gitu" Dewi menunjuk jendela yang sudah terang benderang

"Kok dia gak kaget dan biasa saja ya, apa sudah tau dari dulu" fikirku dalam hati

lalu aku liat ke junior kecilku. Dan ternyata aku masih pakai celana. Oh iya lupa kalau tadi malam aku gak coli karena cape abis main futsal..
Huft untung saja, gak sampai ketahuan adikku

"malah bengong lagi. bu.. Kakak gak mau bangun nih" celoteh Dewi mengadu ke ibu

"ih apaan sih lu, iya iya aku bangun, cerewet" gerutu kesal aku padanya

"malah ngejek, lupa ya ini hari pertama kakak sekolah kan?" Dewi mengingatkanku

"waah . . iya, jam berapa sekarang? Minggir lu" kataku

"hi hi rasain lu, males bangun sih" ketawa senang

"huft gawat bisa telat nih" aku beranjang bangun dari tempat tidurku

Aku pun langsung menuju ke kamar mandi, dan setelahnya cepat-cepat pakai seragam. Masih pakai merah putih

"Putra makan dulu" dari arah dapur terdengar suara ibu menyuruhku makan

"nanti saja bu, pas pulang saja" jelasku

Untung ayah udah berangkat kerja dari tadi pagi, jadi tidak kena marah

Aku pun lari terburu-buru, dan . .

C i i e t . . . . tiba-tiba Satria F U ngerem mendadak di depanku pas di tikungan jalan, kulihat cowok keren dan cewek cantik yang diboncengnya. Mungkin pacarnya Dan mereka pun menegurku.

"woi kalau jalan liat kanan kiri dong" kata si cowoknya.

"i iya maaf kak" jawabku.

Wah . . gila, keren banget tuh orang, pacarnya juga cantik, bikin iri aja. Anak sekolah mana ya mereka, huft coba ayahku membelikan aku Motor yah, punya sih. Tapi biasa di pakai kerja ayah

Oh iya. Sampai lupa memperkenalkan diri. Hehe
Nama aku Putra 13 tahun, anak ke 1 dari 2 bersaudara, Dewi nama adikku,
tinggi ku 165cm dan berat 50kg. Penampilan bisa dibilang aku cukup menariklah, imut, putih gitu, itu kata orang-orang loh hehe

Dan hari ini adalah hari pertama ku masuk sekolah menengah pertama SMP. Yah dengan terburu-buru karena bangun kesiangan

Akhirnya angkot lewat juga, dan sampailah aku di sekolah. Dag dig dug euy. Tau lah pertama gitu. Siswa siswi pun berbaris di aula sekolah untuk mengetahui pengumuman pembagian kelas, dan aku dapat di kelas 1 B. Kakak-kakak senior pun membimbing kami menuju kelas masing-masing

setelah kakak-kakak senior memperkenalkan diri, dan sekarang giliran aku dan teman-teman yang memperkenalkan diri satu persatu.

Oh iya cara memperkenalkan diri pun harus pakai gaya, huft dikerjain sama kakak senior deh ceritanya nih

Dan salah satu teman memperkenalkan diri

"hai, teman-teman nama aku Ayu, sesuai namanya aku ayu dan manis"

"hahahaha" tawa sekelas pun pecah karena tingkah dan gaya lebay nya

"salam kenal sobat . . Nama gue Harry, jangan lupa dukung hari dengan ketik sms HARRYKEREN kirim ke 0000 blong

"hahaha" riyuh tawa anak-anak sekelas karena tingkah konyolnya,

lalu ada teman yang merespon

"Harry nama panjangmu apa? Hari senin, hari minggu hahaha"


* *


beberapa lama kemudian, huft sepertinya aku kebelet pipis, dan aku pun ijin sama kak senior

"kak, aku ijin kebelakang dulu yah"

"iya, silahkan" jawab kak Rina

"kak Rina, katanya putra sudah ngaceng berat liat kak Rina, makanya ke toilet tuh kak haha" sela Dody

"haha mau coli yah" Si Sony ikut-ikutan

"Coli apaan tuh" kak Rina kepo abis

"Putra boleh aku bantuin gak haha" canda Dion

"Ha ha ha ha" riuh tawa sekelas pecah lagi,

"jangan berisik! bisa disiplin gak sih kalian" bentak kak Anis pada kami

"Haha rasain loh pada" dalam hati aku girang

Yah kak Anis adalah kakak senior cewek yang paling galak di kelasku. becandanya pada gila sih

Lalu aku pun keluar.

"yah toiletnya sebelah mana ya, nah itu dia"

saat menuju toilet, aku terkejut oleh dua sosok yang membuat ku bulu kuduk ku merinding. Hehe bukan setan loh, melainkan dua anak manusia yang tengah melumat bibir ke bibir dan yang bikin kagetnya lagi ternyata mereka itu dua orang yang hampir menabrak ku tadi pagi.

Mereka menatap ku, aku shock. Melongo gitu.

"woi bocah ngapain lu, ngintip kami ya?" kata si cowoknya

"a anu ka kagak kok kak" aku gugup

lalu aku membalikan badan dan cabut dari tempat itu, huft padahal sudah kebelet pipis malah gak jadi, jadi, aku tahan sampe bel pulang tiba. Dan buru-buru ke toilet lagi, dan moga gak ada yang lagi pacaran lagi.
Tapi pas ke toilet, Jiah kok malah ngantri, berasa kayak pembagian sembako aja.

saking gak tahannya, eh pas banget jalanan sepi, pipis di balik pohon gak apa apa kali ya?

Yah, dengan clingak clinguk, tengok kanaan kiri aku membuka resletingku dan, seerr . . . lega rasanya

tiba-tiba ku dengar suara klakson

Din din kaget gila dan pas liat ke belakang ternyata itu cowok yang .....

Kamis, 01 Mei 2014

Jadian

mukul.jpg


Aku Kau Dan Dia 16

JADIAN


Theme Song Jadian
By The Junas Monkey

Aku suka dia

Tapi ku tak tahu untuk

Bilang kepadanya

Jika aku suka

Jatuh cinta kepadanya

Dia cinta yang pertama

Dia yang bisa membuat aku

Merasa deg-degan

Berdebar di dada

Diam saat mengingatnya

Bulan tolong katakan

Bintang bantu bisikkan

Kepada dirinya

Kalau aku mau

Jadi kekasihnya

Ooo

Aku yakin diriku

Nanti pasti membuatnya

Suka kepadaku

Cinta kepadaku

Dan kita akan jadian

Bulan tolong katakan

Bintang bantu bisikkan

Kepada dirinya

Kalau aku mau

Jadi kekasihnya

Ooo

Bulan tolong katakan

Bintang bantu bisikkan

Kepada dirinya

Kalau aku mau

Jadi kekasihnya

Ooo

Bulan tolong katakan

Bintang bantu bisikkan

Kepada dirinya

Kalau aku mau

Jadi kekasihnya

Ooo



<< Cerita Sebelumnya

Revan tengah di perpustakaan, dimana Putra dan Indah juga ada disitu. dan sepertinya Revan sedang sedang mengamati seseorang di antara mereka, tapi tiba-tiba ke pergok si Bella pacarnya. Dan sepertinya Bella curiga kalau Revan sedang suka sama seseorang. Selain dirinya, akhirnya Bella ngambek dan berlalu pergi


" huft iya, Aku gak boleh suka sama Indah, karena Putra Dan Indah sepertinya saling menyukai " sambil memejamkan mata dan memegang dagu Revan bergumam

" baik lah, aku akan menyatukan mereka berdua " dengan semangat Revan bertekat

" heh . . Kak Revan, lagi ngapain? " tiba-tiba Putra muncul

" gyaaaaaa . . . Eh elu dek, ngagetin aja dah " Revan kaget dengan tingkah lucu

" lah, siapa yang ngagetin kak. Oh iya lagi apa kak " heran

" a anu . . ya, lagi cari-cari dan baca-baca buku dong "

" oh . . Apa gak terbalik tuh kak baca bukunya "

" jiaaah . . I iya, ini lagi belajar baca buku terbalik hehe "

" haha kak Revan ada ada aja deh "

" hehe, ya suka suka yeh, oh iya tadi pagi kok berangkat duluan sih, padahal kakak ke rumah kamu mau jemput loh "

" iya kak, masa mau ngerepotin kakak aja "

" jangan begitu, gak ngerepotin lah, Putra kan adik kakak "

" kak Revan . . " Putra senyum dengan mata berkaca kaca

" sekarang udah mau pulang yah, kakak antar yah "

" hmm boleh, tapi aku mau jenguk Dion dulu, karena kata Indah tadi, katanya Dion sedang sakit kak "

" oh ya udah kakak anterin, tau rumahnya? "

" iya tau kak. "

Sementara itu Dion yang sedang sakit akibat kehujanan dan berlama lama di shower, tengah tiduran dikamarnya, terlihat gak ada yang ngurus. Mama dan papanya tinggal dan tidur di tokonya. Mungkin dia gak memberitahu mamanya kalau dia sedang sakit.

KRIEEET . . . pintu kamarnya terbuka, terlihat seseorang masuk.

" Dion, makan dan minum obat yah " tawar Joko Sepupunya

Dion gak menjawabnya, malah dia memiringkan tubuhnya membelakangi, membuang muka ke Joko

" ini kak Joko pulang sekolah tadi belikanmu bubur ayam enak loh "

" . . . . . " Dion tetap diam, gak menjawab sedikit pun.

" Dion, kau masih benci sama kakak yah, ayo makan sedikit aja " bujuk Joko sambil mengusap punggung Dion


B U U G H . . . . C R A A A N G

" Jangan sentuh aku lagi bangsat " dengan keras Dion memukul Joko sepupunya itu

" aaargh . . . " bibir joko berdarah dan mangkuk bubur yang di pegangnya jatuh pecah

" keluar . . Keluar kau dari kamarku " bentak Dion pada Joko

Joko pun keluar dari kamar Dion. sepertinya Dion masih benci dan kesal kepadanya. Karena Joko dia pernah mencabuli Dion sepupunya itu, kejadiannya saat Dion kelas 5 SD dan joko kelas 1 SMP. Dan sejak saat itu. Gak ada komunikasi lagi di antara mereka, padahal dulu sebelum petaka itu mereka sangat dekat, layaknya adik kakak sungguhan.

Jadi saat tadi Dion disentuh punggungnya, Mungkin dia berpikiran kalau sepupunya bakal mengerjainya lagi. Padahal Joko hanya ingin menyuruhnya makan dan minum obat

Tapi karena sekarang Dion udah besar sehingga iya bisa melawan, gak seperti dulu yang hanya bisa menangis.

" maafkan aku kak Joko. Andai saja petaka itu gak terjadi . . Sebenernya aku kangen saat-saat kita bercanda dan tertawa bermain bersama seperti dulu "

" Dion gak nyangka kak, kak Joko yang udah aku anggap seperti kakakku sendiri. Sesosok kakak yang aku pikir akan menjaga dan melindungiku, Tega berbuat seperti itu kepadaku. Hingga aku jadi seperti ini " hati kecil Dion berkata dan menangis

Satu jam kemudian

" Dion kamu sakit ya nak, kenapa gak kasih tau mama. tadi Joko telpon mama "

" Dion gak apa-apa kok ma "

" gak apa-apa gimana panas gini "

Dion pun Di kompres Mamanya, dan saat mamanya mengambil air minum, Dion terlihat meneteskan air mata.

" ma. Maaf kan Dion ma, Anak mama yang satu-satunya ini. Memiliki kelainan. Dion gak normal ma, Dion lebih tertarik ke sesama lelaki hiks "

" Dion " tiba-tiba mamanya udah ada di pintu kamarnya, sambil membawa obat dan air minum

" ha, ya a apa ma " Dion gugup dan panik, karena jangan-jangan mamanya dengar keluhannya tadi

" ada temen sekolah kamu nih, ayo masuk aja Dion sedang tiduran tuh "

" iya, makasih tante "

" ah, Pu Putra? " Dion bangun, duduk

" i iya. Kata Indah, katanya kamu sakit "

" gak cuma demam doang kok "

Terlihat keduanya masih canggung

" kamu kesini sama siapa? " tanya Dion

" sa . . Sama kak Revan. Tuh "

" he, permisi hehe" sapa Revan garuk kepala

" oh " terlihat Dion gak senang akan kehadirannya

" ma maaf, toilet dimana ya " tanya Revan, kebelet

" di bawah " jawab Dion

" jiah kak Revan " sela Putra

Revan pun kebawah, dan kini hanya mereka berdua. Kecanggungan masih menyelimuti mereka

" Dion, Cepet sembuh ya, aku kangen kamu. Di sekolah sepi rasanya kalau gak ada kamu yon "

" i iya, kamu masih mau temenan sama aku, kamu gak akan menjauhiku " tanya Dion

" kau ngomong apa sih yon "

" kan kamu tau, kalau aku maho dan tertarik padamu Putra "

Saat menuju toilet Revan berpapasan dengan Joko sepupunya Dion yang tengah keluar dari toilet.
Revan senyum dan membungkuk sopan kepada orang yang lebih tua darinya, sementra Joko ke heranan

" Permisi kak " sapa Revan dengan senyum manisnya

" ya " terlihat Joko tak berpaling menatapnya sambil berlalu

Beberapa lama kemudian Putra dan Revan pamit pulang, Revan sudah keluar duluan menunggu di luar, sementara Putra masih di kamar Dion

" Dion, aku gak akan mejauhimu kok, aku ingin selalu bersamamu " ucap senyum Putra sambil memegang tangan Dion

" Pu . . Putra? " Dion heran

" cepet sembuh, aku tunggu kita masuk sekolah bareng lagi, aku juga suka kamu Dion "



.

Fun Talk

a02b.jpg

Fun Talk


<
Putra sedang galau karena dia tau Dion yang tidak lain adalah sahabatnya sendiri ternyata juga menyukainya . .
Lah, kenapa galau yah . . Kan sama-sama suka. Itu dia, yah karena dia masih belum bisa berterus terang pada sahabatnya itu kalau sebenarnya Putra juga suka Dion, bahkan sejak pertama mereka kenal
Biasa lah anak segitu masih labil. hihi penulisnya juga jadi keinget waktu dia menjalin hubungan sama anak SMP tuh. Super ribet

Waduh kok jadi nyeritain pengalaman sendiri ya? Bukanya lanjutin kisah Putra.

Haha sorry sorry deh, jadi kebablasan gue. Padahal udah banyak yang minta ceritanya segera di lanjut juga

Ok mari kita simak cerita selanjutnya, jangan lupa siapin tisue ya.
He? Tisue, buat apaan yah? Eits jangan berpikiran jorok dulu. kan kali aja ceritanya sedih gitu hoho

" woi cepetan ceritanya dilanjutin. Banyak omong lah " pembaca kesal dan emosi

" huft, iya iya ini lagi aku bikin juga " sela penulis

" yang menarik dan seru yah, awas kalau gak " pinta pembaca

" ok, sip " jawab penulis

" terus si Putra dan Dion di bikin adegan hot dong, masa cuma pulasan Dion Coli dan di cabuli aja " protes pembaca

" waduh, ntar yang baca dan yang bikin ini cerita jadi sange juga gimana, kan lagi gak punya bf. Masa senam jari "

" Ya itu sih derita loh haha "

" huft asem, lagian tema dari cerita ini kan romantis bukan seks "

" ya gak apa2 kan sekali2. udah cepetan di bikin, lama bener dah "

" gimana mau bikin kalau elu nyrocos ngemeng minta ini itu terus, lu yang bikin ngarang sendiri aja dah "

" cieh marah, ngambek, iya ya maaf deh hehe "

" jadi mau di lanjut kagak nih "

" ya lanjut dong, oh iya nitip salam buat si Putra, dari gue dan temen2 "

" iya tar gue sampein, sono sono ganggu orang mau nulis aja "

" hehe "

" Nah, nih uda jadi . . Selamat membaca. Ditunggu saran dan kritiknya "
AKU KAU DAN DIA 16

Sentuhan Hangat

sayang1.jpg


Aku Kau Dan Dia 15

SENTUHAN HANGAT

<< Cerita Sebelumnya

Siang itu aku pulang bareng kak Revan.Kami pikir hujan sudah bener-bener reda, eh . .taunya Hujan lagi. Kami jadi kehujanan di jalan deh.
Karena rumah kak Revan dekat, akhirnya kak Revan mengajakku ke rumahnya.

Sesampainya dirumah kak Revan, aku mandi dan dia pinjami aku bajunya, juga . .aku dibuatkannya kopi mocca hangat. Hemm . . manis semanis senyumnya hehe
Tapi entah kenapa, 1 menit setelah aku meminum kopi itu, kepalaku terasa berat, pusing rasanya. Gak tau ini karena mengantuk atau apa. Yang jelas di sekeling ku seolah berputar-putar. Dan menjadi gelap, gelap sekali . . Setelah itu aku tidak sadarkan diri.

Revan terlihat keluar dari kamar mandi. Dia sudah selesai mandinya,
Dengan hanya mengenakan celana boxer, dia mengusak-usak rambut basahnya dengan handuk birunya.
Badannya yang putih seksi, perut bidangnya, dadanya dan bulu ketiak tipisnya juga tak lupa di lapnya. Wangi segar khas sabun mandi

Tiba-tiba Revan terpaku diam, pandangannya tertuju pada Putra yang tengah tertidur di kasurnya. Terlihat putra belum mengenakan pakaian yang telah disediakan Revan untuknya, dia masih mengenakan handuk

Revan melangkahkan kaki menuju ke arah Putra dia tersenyum

Dia mendekati Putra. Dia pandangi wajah Putra sangat dekat, dekat sekali. Tangannya membelai rambut Putra. Lalu Revan mendaratkan, menempelkan keningnya ke kening Putra


*


" Hah . . Hah . . Dion . . "
" ma maaf . . . yon . . " gumam Putra dalam tidurnya

Kepala Putra menggeleng ke samping kanan dan kiri, wajahnya keringatan

" Ah . . Tubuhmu hangat banget dek,
maaf kan aku dek " bisik Revan

" jangan . . . !! " Putra berteriak

Putra membuka matanya, dia terbangun dari tidurnya. Dengan nafas terngah-ngah dan dengan keringat di wajahnya

" ah, kak Revan ngapain, dimana ini " Putra terkejut

" ssst jangan di lepas, jangan bangun dulu, kakak sayang kau Putra "

" Ta tapi kak? "

" kakak lagi kopres kamu. Tadi badan kamu panas banget, sepertinya kamu demam karena keujanan tadi "

" iya nih kak, kepala Putra terasa berat pening, pusing sakit banget "

" minum obat ya, bentar kakak ambilkan "

" emm i iya . . . Ah tu tunggu kak "

" ya? Apa de? ."

" a anu . . Kakak yang memakaikan bajuku ya? "

" iya hehe . . Kenapa de "

" mmmm "

" haha gak usah malu lagi, kan sebelumnya kakak udah pernah liat punya kamu waktu pipis di balik pohon itu. Lagian sama-sama cowok juga "

Putra senyum tersipu malu sambil garuk-garuk kepala

Revan pun pergi mengambil obat

" TARAAAA . . . Buburnya udah matang " mama Revan masuk sambil bawa bubur bikinannya

" ah tante "

" hust jangan panggil tante, panggil mama aja. Tio kan anak ma . . Eh Putra kan udah mama anggap anak mama "

" i i ya ma " Putra terlihat canggung

" lah Revan mana? "

" lagi ambil obat tan . . Eh ma "

" ya udah makan dulu, mama suapin buburnya yah "

" tu tunggu jangan ma. . . Biar Revan aja yang nyuapin "

" mama yang supin " ngotot

" ah Revan aja "

" gak pokoknya mama yang suapin. ini bubur kan mama yang bikin "

" Revan aja, Revan kan pengen nyuapin adik Revan ma "

" mama juga ingin nyuapin anak mama weks "

Sementara itu Putra terlihat bingung keheranan melihat Revan dan mamanya berebut menyuapinya, dengan pipi menggembung karena penuh bubur dari suapan Revan dan juga mamanya

Beberapa saat kemudian akhirnya Putra pamit pulang. Mamanya Revan sempat menawarinya menginap, tapi Putra tetep ingin pulang. Dia lalu di antar Revan pulang


Paginya

Sepertinya Putra sudah agak baikan, dia pamitan sama ibunya dan berangkat ke sekolah

Di jalan dia selalu melihat kebelakang, mungkin berharap Dion lewat, tapi yang ditunggu tunggu tak kunjung juga lewat.

" hmm mungkin Dion udah berangkat duluan kali yah " pikirnya dalam hati.

Putra menunduk.


DIN . .DIN . . *suara klakson motor

" ah . .Dion " Putra terkejut

Yang semula dia pikir Itu Dion, ternyata bukan

" woi kalau jalan yang bener " bentak abang-abang ke Putra

" i i ya maaf bang "


Di Sekolah . .

Terlihat suasana sekolah sepi tampak tak seperti biasanya. Putra melihat kiri kanan, tak juga melihat Dion
Di kelas, di kantin, di taman, bahkan di toilet juga gak ada

" Dion . . . Kau marah ya sama aku, maaf yon aku memang munafik, tidak berani jujur kalau aku juga suka kau Dion " ucap Putra dalam hati


PUUK

Tiba-tiba ada yang menepuk bahunya dari belakang

" hai tumben sendirian aja, temen kamu si Dion mana dek. Biasanya bareng dia terus "

" eh kak Reno, iya nih kak. Mungkin Dion gak berangkat "

" oh . . "

" iya kak, oh iya kak Reno Juga tumben gak sama temen-temennya kak? "

" mereka lagi pada di kantin tuh, kamu mau gabung bareng kita? Ayo! "

" hmm gak kak, aku mau ke perpus "

" oh, ya udah, duluan ya "

" iya kak "

Setelah agak jauh Reno menengok ke Putra yang sedang berjalan menuju perpustakaan

" Putra lihat saja, aku akan menaklukanmu dan mendapatkan hatimu, serta menyingkirkan Revan Dan Dion dari sisimu. karena dari awal kau masuk sekolah, gaydar ku gak mungkin salah kalau kita sama-sama belok "

Putra pun juga sempat menoleh pada Reno anak pak kepsek yang tengah seolah olah memperhatikanya

" kak Reno aneh deh, dia kan keren, tajir, anak kepala sekolah lagi. Tapi kenapa belum juga punya cewek ya, bahkan selalu jutek sama cewek.. Jiah kenapa aku jadi berpikiran yang tidak-tidak ya, Kak Reno kan memang jutek, sombong pada semua orang. Mungkin karena itu dia belum punya cewek "

Di Perpustakaan

Revan tengah berdiri di antara rak buku, terlihat dia sedang mengamati seseorang

" ekheem . . Lagi ngapain kau bebp "

" akh Be Bella, ya lagi baca buku dong sayang "

" baca buku apa nguntit orang " gerutu Bella

Bella menengok ke rak sebrang, dimana ada Putra dan Indah yang tengah bercakap-cakap

" oh, jadi itu . . Kau dari dulu gak ada berubahnya ya, gak bisa lihat yang bening dikit. Dasar Playboy " bentak kesal Bella pada Revan sambil berlalu meninggalkannya.

" tu tunggu Bel, bukan gitu, aku memang lagi baca buku kok " ucap Revan membela diri

" huft gawat sepertinya Bella sudah curiga kalau aku su . . Suka sa . . Sama Indah "

" Aaaargh iya gak boleh, aku gak boleh suka sama indah, karena Indah keliatannya suka sama Tio Adikku, eh Putra maksudnya "

" haha masa aku mau merebut gebetan adikku "

" Hmmm yah, aku harus menyatukan mereka. Karena Indah lebih cocok sama Putra, bukan aku atau pun Dion "



.

Cowok Rasa Mocca

mocca1.jpg


Aku Kau Dan Dia 14

COWOK RASA MOCCA


<< Cerita Sebelumnya

" Aku suka kamu Putra!!! "

C E T A A A A A R

Z A A A A A A S S H . . . *suara derasnya hujan

" Ah, hujan " Putra berkata

Di bawah tenda payung meja kantin Putra dan juga Dion berteduh.
Siang hari itu tiba-tiba hujan turun dengan derasnya, murid-murid yang lain tengah belajar dikelas. Sementara Putra dan Dion di suruh keluar karena telah membuat keributan dikelas.


Z A A A A A A S S H . . .

Sejak Dion mengungkapkan perasaan suka terlarangnya pada Putra, keduanya saling diam dan seolah malu untuk saling bertatap muka satu sama lain, mereka menunduk dan saling membelakangi diantara kecanggungan dan kebisuan suasana

" Huft . . . Perasaan apa ini, kok jadi aneh gini ya, kenapa, kenapa dengan aku?.
Harusnya aku senang saat Dion menyatakan rasa sukanya padaku. Karena sejak awal aku juga memang suka dia " ditengah kebisuan Putra bergumam dalam hati


petir.jpg


G L E G A A A A A R . . . *Suara gemuruh petir

Dion terlihat tengah meremas kepalan tangannya sendiri, dia takut, dia malu, kesal pada diri sendiri kalau Putra memang normal dan dia bakal menjauhinya atau bahkan membocorkan tentang dirinya pada teman-teman yang lain

" Aaargh dasar bodoh, bego, kenapa kenapa aku harus jujur kepadanya. Ku pikir sejak pertama kenal dia aku kira dia sama sepertiku dan suka aku juga, yah mungkin aku salah atau memang karena aku sudah ternoda. Hingga dia jijik kepadaku " ucap Dion dalam hati


T E E E T . . . T E E T . . . *suara bell sekolah

Bell pulang sekolah berbunyi, siswa siswi berhamburan keluar kelas
Hujan pun sudah mulai reda, masih agak gerimis

Lama sudah Putra dan Dion saling diam, dan saat Dion menoleh ke Putra, dengan bersamaan ternyata Putra juga menengok kepadanya. Keduanya gugup dan salah tingkah serta dengan wajah yang sama memerah

" ah, a anu . . Aku duluan ya " Dion pamit pulang duluan pada Putra

" i iya " jawab Putra

Dion pun pergi dan berlari ke arah parkiran

" ma maaf Dion a aku memang munafik, lagian kamu gak menanyakan kalau aku suka juga apa tidak sama kamu sih. Dan tadi pun tidak menawariku pulang bareng. Sebenarnya aku ingin bilang tapi entah kenapa mulut ini seolah terkunci "

" ah maaf " Dion menabrak Indah karena lari terburu buru

" Di Dion " Indah keheranan


B R R R M . . . C I I E E T

" hai, belum pulang yah, aku anter balik yuk. Atau mau main ke rumahku!? "

" ah, kak Revan. Hmmm memang pacar kakak mana, gak pulang bareng dia? "

" udah cepet naik, si Bella udah pulang tadi bareng temen-temennya "

" lah kenapa gak bareng kak "

" biasa anak-anak cewek mau jalan-jalan ke Mall katanya"

" oh "

" udah, ayo cepet naik. Nanti keburu hujan gede lagi loh "

Putra pun pulang bareng Revan

Di jalan tanpa disengaja ternyata Dion ada dibelakang mereka, dia melihat Putra memeluk erat Revan

" kak jangan ngebut dong "

" haha segini masa ngebut "

B R R R R M

Dion tancap gas dan mendahului menyelip mereka dengan wajah kesal karena cemburu

Z A A A A A A S H . . . Hujan turun lagi dengan derasnya

Mereka kehujanan di jalan dengan basah kuyup

" wah ujan lagi kak "

" wah iya, kerumahku aja yah yang deket "

" ta tapi aku gak bawa baju ganti kak "

" gampang kan bisa pinjam bajuku nanti "

Beberapa menit kemudian

S R A A K . . B R A A G H . . C R A A A N G

Di rumah, dikamarnya Dion terlihat kesal, semua barang-barang yang ada di kamar, dimeja di berantakinnya, dilemparinya jatuh pecah berantakan dimana mana

" bodoh, bego, kenapa, kenapa aku berterus terang pada Putra kalau akhirnya jadi seperti ini. Aku gak bisa kalau harus jauh dengannya "

" A A A A A A A R G H "

Sepupu Dion Joko yang juga baru pulang sekolah. Heran dengan suasa kegaduhan di kamar Dion, dia pun memastikanya

T O K . . T O K . . T O K

" Dion ada apa, kenapa denganmu "

" Pergi, pergi kau kak dari kamarku " dengan nada tinggi Dion mengusir sepupunya dari kamarnya

Tanpa kata Joko pun menjauh menuju ke kamarnya

Di bawah shower Dion mandi karena kehujanan dan untuk menyegarkan pikirannya yang sedang kacau

Tubuhnya menggigil bibir merah delimanya membiru, tapi dia tetap saja dibawah kucuran air shower.
Dia melepas seragam sekolahnya lalu menyabuni seluruh tubuhnya, terlihat tubuhnya yang putih mulus bak porselen. Diusapnya tangannya, pahanya, lehernya, dadanya dengan menutup mata dia menggeliat.

Tiba-tiba dia teringat akan kejadian di kamar mandi saat bersama Putra
Dia membayangkan saat dia dan Putra terjatuh dan bertindihan. Rasa geli, hangat saat junior kecilnya menempel dan bergesekan di halusnya belahan pantat putra yang melorot karena gak sengaja ketarik olehnya. Sontak junior kecilnya jadi terbangun

Dion bergejolak, dia melihat juniornya merah tegang. dengan memejamkan mata serta duduk dan bersandar di tembok dia mengusap lembut junior kecilnya
Dengan berlumuran busa sabun di kocoknya juniornya dengan tangan kananannya
Diangkatnya kakinya ke atas hingga ngangkang. Tangan kirinya meremas remas buah jakarnya

" ah ah ah " Dion merancau menikmati solonya

Lubang pantatnya terlihat menganga merah serta berkedut kedut seperti empot anus ayam
Di usapnya dengan jarinya semementara tangan kanananya mengocok batang juniornya

"uh hah ah ah " terlihat Dion merem melek sambil mengggit bibir bawahnya
Kini jari tengahnya di masukkannya ke lubang lembut hangat merahnya kelur masuk dan tangan kanannya mengocok cepat juniornya

C L E K . . C L E K . . C L O K . . C L O K

" ah ah ah ah "

C R O O T . . C R O O T

* *


" Yah tumpah "

" apanya yang tumpah kak Revan "

" kopi moccanya nih dek, bentar kakak bikinin lagi yah "

" gak usah yang ini aja kak "

" itu punya kakak dan udah aku minum "

" gak apa apa "

" oh ya udah kakak bikin lagi, kamu udah kan mandinya? Itu Bajunya udah kakak siapin di kasur "

" iya kak "

Putra pun meminum kopi mocca bikinan Revan

" hmmm ini bekas bibir kak Revan " putra senyum senyum

" woi kenapa kamu dik senyum senyum sendiri "

B R U U P P ! !

" Uhuk uhuk . . Ah kak Revan ngagetin aja deh "

" haha udah cepat pakai bajunya, atau mau kakak pakaikan. Ayo sini "

" jiah apaan sih kak "

" hehe . . . Ah bentar di pipimu ada coklatnya nih"
Revan mengusap lembut jarinya pada pipi putra

" nyam manis pipimu dek "

" ih jorok kok di jilat "

" biarin, mayan haha "

Tiba tiba handuk Putra terinjak hingga melorot

" ups sorry "

" ah kak Revan nakal " terlihat memerah malu

" haha ya udah sekarang giliran kakak yang mandi, kamu pakai baju geh. Oh iya maaf gak ada celana dalam baru. Jadi pakai celana dalam kakak aja. Gak apa apa kan? Pilih aja ya "

Sementara revan mandi Putra memilih milih celana dalam Revan.

" hi hi ini begini ya celana dalam kak Revan, wangi " putra menciumnya

Tiba tiba kepala Putra terasa berat

" ah kenapa jadi pening, ngantuk gini, hoaam . . "

Putra pun tertidur di kasur Revan . . . .

Aku Suka Kau Teman

kelas1.jpg



Aku Kau Dan Dia 13

AKU SUKA KAU TEMAN


<< Cerita Sebelumnya

" T I D A A A K "

Cit . . Cit . . Cit *sekumpulan burung burung di atap sekolah yang beterbangan karena terkejut oleh suara teriakan

Pagi itu

Di kelas, di tengah jam pelajaran berlangsung Dion mengigau dan berteriak keras.

Sontak semua siswa siswi di kelas terkejut karena teriakannya

" Dion kenapa kamu? " Pak Beni guru Fisika menegurnya

" gak a anu . . gak kenapa2 Pak! " jawab Dion dengan gugup

" lalu kenapa berteriak? " tanya Pak Beni

" a anu . . Tadi kaki Dion terinjak sepatuku Pak " jawab Putra membelanya

HA HA HA HA HA

Seru teman-teman sekelas mentertawakan kami

" Semuanya diaaaam!! " Pak Beni marah karena kegaduhan kami

Teman-teman pun langsung diam dan menundukan kepalanya, yah . . Karena Pak Beni adalah guru paling galak di Sekolah kami

" Putra, Dion, Keluar kalian dari kelas Bapak! "

" ta tapi Pak? " ucap Putra

" gak ada tapi-tapian, keluar kalian. Bercanda saja bisanya " bentak Pak Beni pada kami

" huft . . Ba baik Pak "

Lalu Putra dan Dion pun keluar kelas

" HAAAAAH . . Ini baru yang namanya Sekolah " Putra menghela nafas lega kegirangan

Sambil berjalan dikoridor sekolah, mereka mengobrol.

" yaelah, di keluarin dari kelas sepertinya seneng banget lu " ucap Dion

" iya lah, jarang-jarang bisa bebas dari mata pelajaran Fisika Pak Beni yang ngebetein itu hehe "

sambil senyum melet Putra membalas

" iya juga sih "

" nah . . . Makanya, lu sering-sering aja bikin keributan di kelas, yon "

" weh . .? Kagak, bisa-bisa gak dikeluarin dari kelas lagi. Tapi di keluarin dari sekolah bego "

" hehe kidding mas bro "

" oh iya, ngomong-ngomong kenapa kamu sampai ngigau teriak gitu yon? "

" hmmm anu "

" semalam kamu gak tidur ya, sampai ketiduran dikelas gitu "

" Tidur kok, malah dari sore aku udah tidur, tapi akhir-akhir ini aku . . .? "

" aku kenapa? "

" hmmm, oh iya . . Kemarin kamu main kerumah si Revan ya? " Dion mengalihkan pembicaraan

" i iya, kok tau? "

" tau lah, kan ketemu di jalan . . Dan waktu aku sapa, kamu gak jawab "

" oh ya? Sorry aku gak denger hehe "

" huft . . Ngapain aja kamu di rumahnya, sepertinya kalian deket banget yah? "

" kagak ngapa-ngapain kok, kenapa . . Cemburu ya? "

muka Dion terlihat memerah

" he? A apaan sih "

" Haha . . Aku dan Kak Revan emang deket, kan dia Kakakku "

" ka ka kakakmu?" Dion terkejut

" iya, kakak angkatku. Ceritanya, katanya aku tuh mirip banget sama adiknya yang telah tiada karena kecelakaan "

" oh . . "

" ya begitulah, dia juga mengajakku menginap di rumahnya "

" a apa . . Ngi nginep di rumahnya, ti tidur bareng dia? "

" he em . . " Putra terlihat murung

" terus . . ? " Dengan penasaran dion bertanya

" ta tapi . . " ucap Putra

" tapi kenapa ! ? " Dion makin Penasaran

" tapi gak jadi, karena Ibu gak mengijinkanku "

" fiyuuh . . Untung " Dion terlihat lega

" untung? "

" gak i itu "

" huft . . Oh iya, tadi kan aku yang tanya kenapa tadi kamu mengigau gitu. Kok jadi kamu yang tanya sih " protes Putra

" hmmm ada deh "

" yah, kok gitu sih ayo lah cerita "

" bener mau tau "

" iya dong, masa ya iya lah "

" tapi, aku takut nanti kamu jadi menjauhiku Putra "

" menjauhimu . . Memangnya kenapa? Gak lah. Kamu kan temenku "

" hmm . . Temen yah? "

" iya temen "

" bener, janji kamu gak akan menjauhiku kalau aku cerita "

" iya janji "

" yah, mungkin sebaiknya aku ceritakan padanya. Apapun resikonya, karena sakit rasanya kalau aku terus memendam perasaanku ini " *ucap Dion dalam hati

" ayo cerita! "

" begini, akhir-akhir ini aku sering memimpikan itu "

" memimpikan apa? "

" memimpikan kejadian waktu aku kelas 5 SD dulu "

" memang kejadian apa "

" kejadian aku dan kak Joko sepupuku "

" ah, kak Joko yang waktu melihat kita berdua di kamar mandi itu? "
Insiden Kamar Mandi AKU KAU DAN DIA 06

" Iya, ceritany saat itu aku ingin minta kak joko untuk bantu mengerjakan PR ku. dia adalah sepupu aku dari desa yang yang ikut papaku dan tinggal bersamaku. tapi karena ada perlu dia keluar sebentar dan aku pun menunggu di kamarnya sampai ketiduran karena lamanya.
pas dia kembali aku terbangun, dan aku pura-pura tidur. becandain dia.
dan entah kerasukan setan mana, terjadilah kejadian itu. dia mencabuliku "
Malam Berdarah AKU KAU DAN DIA 12

" tau kenapa dia diam saja saat melihat kita berdua itu. Kalau orang lain pasti menyangka kita telah melakukan hal yang tidak-tidak"

"gak tau, emang kenapa?"

"itu karena, pada saat kamu pulang. Sebenarnya dia menegurku seperti ini"

"tadi ngapain kamu de sama anak tadi?" kata kak Joko

"ngapain? Aku melakukan seperti apa yang kak Joko lakukan padaku dulu kak. Hiks" sambil menangis aku menjawab pertanyaannya

"ta tapi itu"

"yah itu gak baik, bilangin aja aku sama mama, biar kelakuan kakak dulu padaku juga ter bongkar" aku kesal terbawa suasana dulu

"maaf dek, kakak telah membuatmu jadi seperti ini. Kakak juga menyesal, aku hilaf dek" sambil meneteskan air mata kak Joko menjelaskan itu padaku

"ja jadi . . " tanya putra

"yah, karena kejadian itu. Membuat aku menjadi seperti ini"

"seperti ini gimana yon?"

"membuat aku jadi, memiliki perasaan aneh pada sesama"

"sesama?"

"yah aku jadi punya perasaan. Perasaan yang sangat menyiksa batinku selama ini. rasa suka yang tidak sewajarnya"

"yon?" Putra menepuk bahu Dion

"aku jadi merasakan rasa suka pada sesama lelaki"

Terlihat Dion meneteskan air mata dan menangis terisak

"Dion" ucap Putra

"Sekarang kamu jijik, jijik sama aku kan?"

"Tidak, aku gak memandangmu serendah itu"

"yah, karena kamu gak tau. Kalau aku . . Kalau aku punya perasaan sama kamu Putra"

G L E G A A A A R *suara gemuruh petir

Putra terdiam, dia sangat terkejut akan ungkapan isi hati Dion yang mempunyai perasaan spesial kepadanya . .






.

Malam Berdarah

rumah2.jpg


Aku Kau Dan Dia 12
MALAM BERDARAH

<< Cerita Sebelumnya
Saat rona jingga berganti kelam, dan sang surya tlah tenggelam. Tergantikan sang rembulan, Serta berhiaskan indahnya kelap kelip kejora di langit malam

Tap . . . Tap . . . Tap
kudengar suara langkah kaki dari arah tangga, terdengar menuju ke arah kamar atas dimana aku sedang tidur

Gagang pintu kamar dipegangnya, didorong, lalu dibukanya . . .

Krieeet . . . *bunyi suara pintu yang terbuka

"aku kerjain ah, abis lama bener katanya mau keluar sebentar" gumamku dalam hati

dia melihatku yang tengah terlelap di kasurnya

dia melangkah mendekat dan semakin mendekat.

"wah ketiduran yah" sambil mengelus rambutku dia berkata

"gak tau dia kalau aku sebenarnya belum tidur hihi"

karena dia kira aku sudah tidur lalu ia pun beranjak keluar kamar, tapi sesaat langkahnya terhenti. Dia menengok kembali ke arah ku.

Dia melihatku, dari kepala hingga kaki dan sepertinya terpaku pada paha putih mulus ku

"Glek" ku lihat dia menelan ludah

entah kenapa perasaaku jadi gak karuan, jantungku berdebar debar. Hingga tak sadar dia udah sampai dekatku aja

Dari yang tadi mengelus rambutku, kini sekarang tanganya meraba tanganku

"halusnya . . " ucap dia

Lalu beralih ke dadaku, terus dan sampailah jemarinya pada tonjolan junior kecil celana boxerku.

Diusapnya, dielusnya, diremasnya, tonjolan junior kecil dari balik celana boxerku dengan perlahan

"hmmmmpht"

sesaat gak sadar aku tergerak karena rangsanganya tadi.

Dia terkejut dan refleks menghentikan aksinya sesaat . . .

Setelah dirasa aman dan aku mulai tenang, dia melanjutkan aksinya kembali

kini hidungnya didekatkannya pada tonjolan celanaku, dihirupnya aroma celanaku
Lalu dengan penuh gairah dan liur . . . lidahnya dijulurkan ke tonjolanku tersebut, seperti anjing yang menjilat jilat tulang dengan lahapnya dia menjilat jilat tonjolanku
Lama . . tonjolan celanaku tampak basah karena air liurnya.
hingga tercetak jelas batang junior kecilku

Tak puas dengan itu, dia lalu menarik dan memelorotkan dengan perlahan celana boxerku

SRAAT

Terlihat lah batang junior kecilku melesak tegak karena rangsangan tadi

"ahk . . Tidak memakai celana dalam ya" dia bekata pelan

Kaos aku pun disibak dan digulungnya keatas hingga terlihat dada putihku, Di usapnya dadaku dan dimainkannya puting kecilku dengan lidahnya

SRLUP . . SRLUP HMMM

Semakin kebawah hingga sampai pada lubang udel aku

"ahk" aku menggeliat dan mendesis kecil

Dia tak menghiraukannya, lidahnya terus bermain, menari nari keluar masuk di lubang udelku, terus . . Dan terus semakin kebawah lagi . . Hingga sampai pada junior kecilku.

Sesaat ditatapnya, dipegangnya, serta ditarik dan di pilin-pilin kulup junior kecil ku

Haemp dilahapnya seluruh batang junior kecilku dengan lahapnya.

SRLUP SRLUP SRLUP

Di isepnya batangku keluar masuk

sambil menggeliat kegelian, perlahan dengan sayup sayup aku membuka mataku

"emmmpht . . . Ahk kak, sedang nga ngapain?"

"sssht . . . diam saja dek, nanti kamu pasti merasa enak". katanya

"ta tapi . . Kak . ." kataku

dia menghentikan isepannya dan beralih ke bibirku

hmmm cuph . . dicipoknya bibirku, dipegangnya wajahku. Lidahnya menari nari di mulutku, setelahnya bibir bawahku di isep keras dan digigit kecil perlahan

"ahk kak?" aku mendorong dadanya. Tapi tak kuasa karena tekanan keras sergapanya

Dari bibir sekarang dia beralih ke leherku

cumbuan demi cumbuan dari mulai leher, telingaku pun di jilat jilat sampai kelubangnya juga, hingga membuat aku merem melek dibuatnya

lalu diangkatnya kakiku, di usap usapnya lubang pantatku, ditempelkannya hidungnya hingga mungkin tercium aroma khasku.

Hmmm Srlup dia membuka dan menyapu lobang pantatku dengan lidahnya

"kak . . ah . . geli kak" aku merancau

lalu dia membasahi jarinya dengan air ludahnya, dia tusukkan jari tengahnya ke lubangku

"ahk a aduh kak . . Sakit" aku mengerang

satu jari masuk, sekarang kini dua jari telah di masukannya. Dia keluar masukkan kedua jarinya, dirasa cukup lancar.
Lalu dia pun memlorotkan celana kolornya sampai sepahanya.

Dia menduduki dan menindih dadaku. Lalu Dan di arahkannya batangnya ke mulutku.

Aku berontak dan menutup mulutku. Tapi karena paksaanya. Akhirnya Aku membuaka mulut dan masuklah batangnya kemulutku.
Aku hampir mau muntah karenanya.
Ternyata seperti ini rasanya, asin dan terhirup aroma lelakinya.

Bulunya yang lebat menggelitik hidungku. Dia memaju mundurkan pantatnya hingga aku hampir tersedak

"Bruph uhukp uhukp"

Setelah puas mengerjai mulutku, kini batangnya diarahkanya tepat di lubang pantatku,
Dia menggesek gesekkanya

agh geli dan licin rasanya karena precumnya. lalu tangannya diludahinya dan dioleskanya ke batangnya

Aku meronta memejamkan mataku, kurasa batangnya menekan nekan lubang pantatku,

"kak . . Jangan kak . .."

"Diam kau"


dia menodongiku sebilah gunting

" auh, sakit kak "

" ku bilang diam! "

"P L A A K"

Dia menamparku, dan . . .
Bleeees!?

"AAAAAAAAHG"
Cerita Selanjutnya >>

Ketahuan Mama

a04b.jpg


Aku Kau Dan Dia 11
KETAHUAN MAMA

<< Cerita Sebelumnya
"Hah, Indah suka aku?" ucap Putra sambil garuk-garuk kepala keheranan. Sementara Dion berlalu meninggalkanya

"hai, adik jelek ngapain kamu disini sendirian?" sapa Revan menghampirinya

"ah.. Kak Revan, gak lagi ngapa ngapain kok kak" jawab putra
garuk2 kepala . .

"banyak kecoanya ya rambutnya . . Xi xi xi" canda Revan pada putra

sambil gerutu Putra menjawab "apuah, enak aja. Rambut aku kan bersih dan wangi, masa ada kutunya . . Kagak ada lah"

karena ekpresi Putra yang polos Revan pun mengusak rambut putra "haha dasar anak monyet, jadi jelek tau kalau cemberut"

"jadi jelek, emang kalau gak cemberut aku cakep ya kak?" goda putra pada Revan

"au ah . . Haha . . Kita ke kantin yuk" dengan salah tingkah Revan mengalihkan pembicaraan

"huft . . Traktir ya kak? "
"iya adik jelek"

sambil berlalu mereka terlihat sangat dekat. Sementara dibalik pohon Dion mengamatinya. Dia terlihat begitu sedih, jari tangannya meremas batang pohon yang lapuk

beberapa jam berlalu
Mamanya Revan tengah pulang dari pasar swalayan dengan menenteng beberapa kantong plastik belanjaan
sampai depan, ia membuka tas dan mengambil kunci pintu

"heh . . Gak dikunci? Revan udah pulang sepertinya" ucapnya

"Revan . . Revan . . Bantuin bawain belanjaan mama masuk nak " seru mama memanggil Revan

"wah kemana tuh anak, kalau pulang sekolah pasti langsung ngelayab. Apa dia tidur ya"

Lalu mamanya pun menuju ke kamarnya Revan. Sambil melangkah ia mendengar dua orang tengah bercakap cakap di kamarnya

"aduh kak geli" suara itu makin terdengar jelas

"udah diem napa. Buka ayo celananya"

"kagak ah malu"

"please ayo sih dek, kakak mau liat

"bentar aja ya"

"coba ya dek!"

"pakai ini"

"hmm ah, gak muat kali kak"

"muat, coba angkat kakinya"

"auw . . Tuh kan gak masuk"

"coba pakai model gaya lain ya"

"huft kalau gak masuk jangan dipaksain dong kak. Tar robek loh"

"gak bakalan, ayo berdiri"

"ah, tuh kan masuk"

"uh. Ketat banget kak"

"sempit, sesak ya"

"iya nih"

Tiba-tiba puntu kamar terbuka, mama Revan terkejut dengan apa yang di lihatnya. ia sangat shock

"R e v a n !" seru mamanya

"ma . . Mama, udah pulang" sambil gugup revan menjawab

terlihat ibunya meneteskan air mata, ia sedih, ia menangis

"Ma . . ." ucap Revan

"Ti Ti Ti Tio anakku, ternyata kamu masih hidup nak" sambil mengusap usap wajah putra ia bertanya

Putra terpaku diam . .

"Ma . . Di dia bukan Tio Ma"

"Bu Bukan Tio?"

"iya, Dia Putra adik kelas Revan Ma"

"lalu kenapa baju Tio kamu pakaikan ke dia"

"aku cuma mau liat Putra bener bener seperti Tio ma"

"kamu ini, kasian kan dia sesak kesempitan, baju Tio kan kekecilan"

"huft iya, tau tuh tan. Revan ada ada aja" seru Putra

"ya udah, kalian makan dulu. Mama udah siapin tadi"

"aku udah makan kok tante. Putra pamit pulang ya"

"kenapa nak, kok buru-buru"

"abis nanti Ibu putra khawatir karena pulang sekolah gak pulang kerumah dulu tan"

"oh ya udah"

"mah aku anterin putra pulang dulu ya"

"Iya hati-hati dijalan ya, jangn ngebut!"

"sip bos" canda Revan pada mamanya, dengan senyum nakalnya

"Putra kapan-kapan main kesini lagi ya" pinta mamanya Revan pada putra

"iya tante, maaf ya udah berantakin baju-baju Tio"

Mereka pun berlalu, mama Revan pun tersenyum, karena melihat keakraban mereka yang memang seperti adik kakak sungguhan baginya. Karena ia melihat sosok putra yang memang mirip persis Tio Adiknya Revan

Di Jalan

"hihi sepertinya mama suka kamu dek. Kapan-kapan main kerumahku lagi ya"

"Iya kak"

"apa tar malem nginep aja di rumahku dek"

"nginep"

"iya, karena Tio biasa tidur sama aku, jadi kangen saat-saat itu"

"hmm ya udah, tar aku ijin sama ibu dulu ya kak"

"sip"

Sesampainya di rumah

"aku pulang"

"jam segini baru pulang, main dulu ya" celetus si Dewi adiknya

"biarin weh, napa kangen yah"

"ihk PD" memerah

"kakakmu ini emang cute dan ngangenin kan? Hehe"

"Jelek" ketus Dewi

"Bawel" balas putra

"jelek"

"mak lampir"

"ihk awasa yah"

Dewi pun berkejaran dengan putra di sekitar kursi tamu. Lalu Putra masuk ke kamarnya

"gak Kena weks"

BRAAGH BRAAGH

seperti biasa Dewi menggedor godor pintunya.

"Udah-udah kalian ini kalau ketemu selalu aja berantem" seru ibu dari dapur

Sementa Dion tengah menatap langit2 kamarnya sambil berbaring di kasur

"Putra . . Kenapa aku begitu sakit saat kamu deket dengan Indah atau . . .Zzzzzz
Cerita Selanjutnya >>

Senyum Semangat

api1.jpg

Aku Kau Dan Dia 09
SENYUM SEMANGAT

<< Cerita Sebelumnya

Di atas jurang. Revan berdiri, kepalanya menunduk. Air matanya terlihat mengalir di pipinyayang putih dan mulus itu
yah, dia tengah bersedih, dia putus asa. Merasa kehilangan dan kangen yang begitu dalam. Sebab papa dan juga adiknya telah terlebih dulu meninggalkannya. Yah Tuhan telah mengambilnya untuk selamanya.
Papa dan juga adiknya telah berada di tempat yang jauh, di tempat terindah

"Papa . . . Tio . . . Kenapa tinggalkan Revan pa??!"

"Revan kangen papa, Revan kangen Tio"

Revan berteriak sekeras kerasnya, sambil menangis

"Tio . . . kakak akan menemuimu dek, kakak akan menyusulmu"

Sepertinya Revan akan melompat ke jurang, dia mulai melangkahkan kakinya

Saat Revan akan melompat, Putra menarik tangannya, dan mencegahnya untuk tidak bunuh diri

"kak jangan!!!"

"lepaskan tanganku"

"gak, kakak gak boleh seperti ini. Dosa kak"

"Diam!! emang siapa kamu, melarang larang aku. Ha!? bentak Revan pada Putra


" . . . . ." Putra diam, sedih

Tiba-tiba Revan melihat Putra, terlihat menjadi sosok Tio adiknya. Revan terdiam

"kak, aku tau kakak Sayang Tio dan juga Papa"

"Ti Tio . . ." ucap Revan

"Tio dan Papa udah tenang disana kak"

" . . . . ." Revan terlihat menangis, diam tanpa kata

"kalau kakak menyusul Tio, gimana dengan Mama kak"


" . . . . ." Revan menundukan kepala, masih berdiri di ujung atas tebing

dan Putra yang seolah itu Tio adiknya, berdiri dibelangkanya. menasehatinya agar mengurungkan niatnya untuk menyusul Tio dan juga Papanya

"kak Revan gak sayang mama ya?"

"ma ma" ucap Revan

"apa kakak tega meninggalkan mama sendirian disini?"

" . . . . ."

"kalau mama sakit, siapa yang akan merawatnya kak?"

"ma . . ."

"Tio dan juga Papa sayang kak Revan dan juga mama" *senyum

"Tio . . ." Revan menengok kebelakang

"Suatu saat nanti, aku, papa, mama, dan juga kakak pasti akan berkumpul kembali"

" . . . . ." Revan pun berbalik ke belakang, sambil mengusap air matanya

"dan sebelum tiba waktu itu, Tio mohon jaga mama dan juga diri kakak baik-baik kak"

"Mama . . ."

Revan pun berteriak dan terbangun dari tidurnya


"hah . . hah, mimpi??" ucap Revan dengan nafas yang masih terngah-ngah karena mimpi tadi

lalu Revan beranjak bangun dari tempat tidurnya, dia berlari keluar kamar, menuju kamar mamanya.
Dan saat membuka pintu kamar mamanya, terlihat kamarnya kosong. Dia tak melihat mamanya
lalu dia menuju dapur

"mama . . !!" teriak Revan memanggil mamanya

Revan mencium bau gas bocor dari arah dapur. Dia pum buru-lari lari..

"ma, stop ma jangan nyalakan apinya!!"

D U A A R

Tapi telat sudah, kompor gas pun meledak

"A a a a" *jeritan mama Revan

"maaa!" Revan panik histeris

Api terlihat berkobar kobar, dapur pun diselimuti asap tebal

"uhuk uhuk Revan" terdengar mamanya batuk-batuk sesak nafas memanggil menyebut nama Revan

"mama gak apa-apa, ayo keluar ma"

"Revan jangan kesini, keluar nak. bahaya" pinta mamanya

"gak, mah" Revan ngotot

"jangan peduliin mama, selamatkan diri kamu nak . . uhuk . . uhuk . ."

"tenang ma, Revan akan padamkan apinya"

"Revan awas!" seru Mamanya

"Waaaaaa" jerit Revan

"Revan!" mamanya histeris

Api pun tlah padam, Revan telah menutupinya dengan kain basah, tapi sepertinya tangan Revan terbakar dan melepuh

"Revan, kamu gak apa-apa nak? sambil menangis memeluk Revan anak satu-satunya itu

"iya, Revan gak apa-apa kok ma"

"lain kali jangan nekat begitu, Mama gak mau kehilangan anak mama lagi hu hu"

"mama udah, Revan gak kenapa kenapa kok"

"kalau kamu pergi, mama sama siapa? Hu hu"

"mama, tenang aja. Revan akan selalu bersama mama, menjaga mama" *menangis

"Revan huhu . ."

"udah dong mama . . ."

Revan pun memeluk erat mamanya, sambil keduanya menangis


"K y a a ! !"

"W h a a ! !"

Dewi berteriak sambil menutup matanya, saat mebuka selimut tidur Putra

"Whuaa kenapa masuk kamar aku seenaknya" teriak Putra

"ih jorok, kenapa tidur telanjang" tanya Dewi sambil menutup mata

"biarin, kan panas" kilah Putra

"bukannya kalau malem dingin?"

"ah cerewet lu, tidur telanjang baik untuk peredaran darah tau"

"kakak jorok"

"biarin weks, lagian kenapa masih disini? Suka ya liat burung kakak?"

"ih, enak aja, aku kan cuma disuruh Ibu buat bangunin kakak"

"sekarang kan udah bangun, keluar sana" bentak Putra pada adiknya

"yeh, tanpa di suruh juga keluar"

"terus kenapa masih disini, nih liat nih haha"

"kyaaaa . . Ibu"

Dewi pun lari keluar kamar, karena kakaknya Putra malah membuka selimutnya. Dan memperlihatkan junior kecilnya pada Dewi

"Ibu . . . Kak Putra nakal"

"udah2. . Kalian ini selalu saja berantem, kayak tom and jerry aja"

Bip Bip Bip

hp putra berdering, lalu putra mengambilnya dan ternyata itu dari Revan

*lewat hp

"hallo pagi dek" sapa Revan

"ya pagi juga kak"

"lagi apa, sudah mandi, makan?"

"belum nih kak, ini baru mau mandi"

"wah pantes, dari tadi tuh ada bau bau apa gitu ya. ." canda Revan

"yeh, enak aja, biar pun belum mandi Putra wangi kali kak"

"haha, mana coba kakak cium"

"sok, wangi kan?"

"hoeks"

"ih, jahat lah"

"haha becanda kok adikku yang jelek"

"huft. Kak udah dulu ya, Putra mau mandi dulu"

"sip . . yang cakep, Nanti kakak jemput yah!?"

"ha? Gak usah kak, nanti ngerepotin lagi"

"gak lah"

"hmm ok deh"

"ya udah, kakak sudah siap-siap nih"

"tu tunggu, tapi nantr jangan ngebut ya!"

"haha sip adik jelek"

"huft. Dah kak"

"iya, tunggu ya de"

Tut . . Tut . . Tut

Setelah Menutup telepon, lalu Revan dapat sms dari Bella pacarnya

Bip bip


Dari:
BELLA
beph jemput aku yah

" . . . . ." Revan bingung Cerita Selanjutnya >>

Cemburu

pp3.jpg


Aku Kau Dan Dia 10
CEMBURU

Hai jumpa lagi dengan Cerpenku, udah lama yah nunggu part 10 nya, maaf deh. Abis penulisnya males tuh hehe
Ok langsung aja kita ke KTP, eh TKP maksudnya xixixi

Udah tau aku kan Ceritanya, kalau belum, baca
<< Cerita Sebelumnya

Aku Putra anak pertama dari dua bersaudara, Dewi nama adikku. Agak berat sih memperkenalkan si Dewi adikku itu, tau kenapa? Yah karena dia sangat2 nyebelin, super cerewet kayak mak lampir deh tepatnya.

Aku yang sebagai anak pertama, terkadang ingin juga punya figur seorang kakak. Dan itu jadi kenyataan, kemarin aku baru saja punya kakak angkat, Revan namanya. Dia mengagapku seperti adiknya. Itu dikarenakan karena aku mirip adiknya, Tio yang telah tiada karena kecelakaan

dan hari ini kak Revan akan menjemputku untuk berangkat sekolah bareng. Yang memang aku dan Kak Revan 1 sekolah disekolah menengah pertama SMP, Dia kelas 3 dan aku kelas 1

Seneng rasanya . . Di jalan kami tertawa bercanda bersama. Mampir sarapan pagi di bubur ayam Mang Udin, pokoknya seru seruan rame deh

Oh iya ada satu hal yang gak aku suka dari kak Revan itu adalah, kalau pada saa t bonceng sama dia, terus ngebut, hi . . takut gila

Di jalan saat menuju sekolah, Putra bertemu dengan Dion Dan Indah yang di boncengnya

"hai, Putra . ." sapa Indah ke Putra

"eh, Indah . . Cieh cieh" balas Putra sedik meledek

Indah menengok kebelakang dan senyum. Dia terlihat begitu cantik, dengan rambut yang terurai dan melambai lambai karena laju motor dan angin
sementara dion terlihat diam saja

"tadi temen kamu ya dek" tanya Revan di depannya

"iya kak, dia Dion temenku"

"kalian lagi tidak musuhan kan"

"gak, kenapa kak!?"

"gak apa2, yang diboncengnya dan menyapa kamu tadi sih siapa, pacarnya yah"

"dia Indah, gak tau kak, mereka pacaran atau gak"

"lah, temennya kok gak tau"

"kenapa kak, Indah cantik yah"

"hehe" Revan ketawa

Sesampainya di Sekolah

Bella pacarnya Revan tengah ngambek, karena dia gak dijemputnya, padahal Bella sudah SMS dia sebelumnya

"Bel tunggu . . Marah ya?" Revan menghampiri Bella

"tau lah, tadi pagi kok gak jemput aku sih?" Bella terus saja berjalan

"maaf, abis aku nganter ibu ke pasar bel"

"alah bohong, tadi aku lihat kamu berangkat bareng siapa itu?"

"oh, itu Putra . . Kebetulan ketemu di jalan"

"ada hubungan apa kalian, kok jadi deket gitu"

"ceritanya panjang, nanti aku jelasin deh"

"berapa episode?"

"berapa ya, jiah bukan begitu bel"

Indah tengah berjalan sambil membawa tumpukan buku di tangannya, dan kebetulan ada Putra

"Ah Indah" sapa Putra

"eh Putra" balas Indah

"banyak bener bukunya, sini aku bantuin bawain" kata Putra

"wah kebetulan nih hehe"

Sambil berjalan menuju kelas, mereka mengobrol

"hmm oh iya, Indah dan Dion Deket yah. Udah jadian yah" tanya Putra

"ha, Jadian? Gak kok. Memang kenapa?"

"gak apa2, cocok aja gitu, Dion anaknya baik loh"

"iya dia baik, tadi aja dia nganter aku"

"dan sepertinya dia suka indah loh"

"jiah kata siapa"

"kata ku hehe"

"yeh, tapi aku udah suka sama seseorang"

"wah, siapa orang itu"

"Rahasia hehe"

"yah, cerita dong!" putra penasaran

Saat Indah dan Putra jalan tertawa bercanda bareng, mereka berpapasan dengan Dion. Dion terlihat tidak suka dengan kedekatan mereka berdua, lalu tanpa menyapa Dion berbalik arah meninggalkan mereka

"heh? Kenapa tu anak, gak biasanya" ucap Putra keheranan

"hmm mungkin ada masalah pribadi" sela Indah

"sepertinya" kata Putra

Dan sampailah di kelas 1A, kelas Indah
karena sedang jam isthrahat, kelas pun kosong. karena murid-murid yang lain pada keluar ke kantin atau sekedar duduk di aula taman sekolah

"nah udah sampai, makasih ya udah mau bawain" dengan senyum manis ucap Indah pada Putra

"ah biasa aja lagi, gak seberapa juga hehe" garuk kepala malu-malu Putra menjawabnya

Indah pun senyum tersipu malu

"oh ya, ke kantin yuk, Dion pasti lagi disana" ajak Putra ke Indah

"hmm duluan aja, nanti aku nyusul"

"oh, ya udah . .duluan yah"

"eh, tu tunggu" indah menahannya

"ya apa ndah" Putra menengok

"di kemejamu jadi banyak debunya karna buku tadi"

"ah iya" Putra melihat ke kemeja putihnya

"sini aku bersiin" tawar Indah

Indah pun membersihkan kemeja Putra dengan menepu-nepuk halus tangannya ke dada Putra. Putra terlihat jadi grogi dan salah tingkah, jantungnya berdebar debar. Dag dig dug gitu
dan tanpa sadar mereka bertatapan mata, mereka jadi terlihat tersipu malu-malu dengan wajah yang sama-sama memerah, tiba-tiba . . Ada Yang datang. Dan mereka terkejut

Ternyata itu Dion. Dion menarik tangan Putra, dan menyeretnya keluar kelas. Indah merasa gak ngerti dan hanya diam

"Putra ikut aku, ada yang mau aku omongin" bentak Dion

"eh iya, tapi tu tunggu dong" kata Putra, heran

"udah, cepet sini" paksa Dion

"duh, indah aku duluan yah" ucap Putra ke Indah

"I iya" Indah masih Bengong

Di Taman Sekolah, dibalik pohon Dion memegang bahu Putra, mereka saling bertatapan, Dion terlihat emosi

"apaan nih yon?"

"Putra kamu temenku kan"

"I iya kenapa emang?"

"kamu gak pengen kan liat temen kamu sedih"

"iya lah"

"kamu rela berkorban demi temen kan"

"hmmm berkorban gimana yon?"

"Putra, boleh aku minta satu hal darimu"

"apa itu"

"jauhi Indah"

"hah?"

"yah jauhi dia, demi aku tra"

"ta tapi yon?"

"aku mohon"

"gak bisa, kamu temenku, indah juga temenku"

"aku suka dia" bentak Dion pada Putra

"aku tau kamu suka indah, dan aku berusaha untuk menyatukan kamu dan dia"

"percuma, karena indah, di dia sukanya sama kamu
Putra"

"a apa?"

"yah, indah suka sama kamu Putra"

Dion Pergi meninggalkan Putra
Sementara Putra terlihat bengong

maaf putra aku bohong kalau aku suka Indah, sebenarnya itu kulakukan karena aku . . .
Cerita Selanjutnya >>

Puncak Pelampiasan

bukit2.jpg


Aku Kau Dan Dia 08
Puncak Pelampiasan

<< Cerita Sebelumnya

Revan menghela nafas, menghirup sejuknya udara bukit, lalu

A a a a a a a

Kaget gila, saat tiba-tiba Revan teriak, hmm aku tau mungkin dia lagi melepas penat dan keluh kesah yang ada

"Teriaklah sekeras kerasnya Revan, kalau itu akan membuat kamu merasa lega" *dalam hati

Revan dan Putra pun duduk mengobrol berdua di atas tebing, di bawah pohon yang rindang, dan bertikar rumput hijau, juga bunga2 liar yang indah disekitarnya

Capung-capung beterbangan kesana kemari, tak lupa kupu-kupu juga tengah bermain diantara bunga-bunga

Putra : wah, tempat yang indah
Revan : gimana suka?
Putra : yah, suka banget.
Revan : syukur deh
Putra : kakak sama pacar kakak sering kesini ya?
Revan : gak, ini tempat favoritku kalau aku lagi sedang ada masalah
Putra : berarti sekarang ?
Revan : yah, begitulah. . Oh iya kita belum berkenalankan?
Putra : hmm
Revan : namaku Revan, dan kamu putra ya?
Putra : iya, kok tau namaku kak?
Revan : tau lah, kan aku pembina di Kegiatan MOS
Putra : hmm, terus kenapa ajak aku kesini kak?
Revan : kenapa ya, kasih tau gak ya?
Putra : haha kakak lebay
Revan : haha

Revan mengusap usap rambut Putra dan tertawa . . .

Putra : yah2 berantakan dah rambutku
Revan : biarin, biar makin jelek *senyum

Deg, Putra terpaku melihat senyum Revan yang memang terlihat sangat cakep

Dan Revan menyodorkan sebotol aqua ke Putra

Revan : nih, lu haus gak
Putra : ah, makasih kak
Revan : iya adik jelek
Putra : yeh kakak tuh yang jelek
Revan : haha

Revan mencubit pipi putra dengan gemesnya

Revan : dasar jelek
Putra : huft sakit tau
Revan : biarin wek

Di saat Putra meneguk air, Revan terus memandangi Putra, sambil senyum2 sendiri

Putra : dih, apaan sih kak. Kok liatin aku terus
Revan : gak apa2
Putra : udah ah kak
Revan : kok salting
Putra : abis kakak sih
Revan : haha elu lucu juga ya?
Putra : hmm jangan bilang kakak naksir aku ya?
Revan : kalau iya kenapa?

Putra yang saat itu sedang minum jadi tersedak dan batuk karena kata2 Revan

Putra : brup uhuk2, ma maksud kakak?
Revan : gak haha
Putra : hu.. Kakak lagi ada masalah ya?
Revan : . . .
Putra : teriak lagi aja kak, kalau itu sedikit membuat kakak lega

Revan : Putra

Tiba2 Revan memeluk Putra,
Putra pun kaget dan hanya terdiam, karena tidak mengerti akan apa yang dirasa Revan saat ini.

Putra : ke kenapa kak, cerita saja
Revan : Jangan tinggalkan kakak lagi dek
Putra : si siapa kak
Revan : aku kangen kamu dek
Putra : . . .
Revan : kakak janji gak bakal marah ke adek lagi
Putra : . . .
Revan : setiap hari aku dan mama selalu merindukanmu dan juga ayah dek

Terlihat Revan pun menangis. Putra yang tidak mengerti hanya bisa diam dan gak tau harus berbuat apa

Dan akhirnya Revan pun menceritakan kepada Putra

Saat Revan kelas 1 SMP, di kelas Disaat jam pelajaran sedang berlangsung, dia dapat kabar dari gurunya kalau Papa dan juga adiknya mengalami kecelakaan mobil, dan tanpa pikir panjang Revan Pun berlari keluar kelas, menuju Rumah Sakit

Di Rumah sakit Revan bertemu dengan mamanya yang sedang menangis

Revan : mah, gimana dengan Tio dan Papa mah?
Mama : Revan . . Hiks . . Papa dan adikmu hiks
Revan : kenapa dengan Papa dan Tio ma?

Mamanya pun memeluk Revan sambil menangis dengan tersedu sedu

Revan : jawab ma!!

Mamanya gak bisa menjawab, lalu Revan berlari menuju masuk keruangan kamar dimana Papa dan adiknya dirawat. Revan terlihat shock saat melihat Papa dan Juga adiknya terbaring dalam keadaan sudah tidak bernfas

Revan : Papa . . Tio . .
Mama : Revan hiks
Revan : pa bangun pa?
Tio katanya besok janji tanding main basket sama kakak
Mama : Revan udah hiks
Revan : Tio bangun dek

A a a a a a a a

Revan berteriak, suaranya terdengar menggema dari atas bukit.

Putra terlihat meneteskan air mata dibelakangnya

Putra : Yang sabar kak, mungkin Tuhan sayang mereka
Revan : Tio . . Papa . . .
Putra : kak Revan
Revan : Putra, kamu mengingatkanku pada Tio adikku
Putra : . . .
Revan : matamu, bibirmu, hidungmu, persis seperti adikku
Putra : . . .
Revan : Aku sayang kamu, jangan pergi lagi dek
Putra : kakak sayang banget sama Tio ya
Revan : yah sayang banget, dan sekarang aku melihat Tio ada pada diri kamu
Putra : ta tapi aku bukan Tio kak
Revan : aku gak peduli Kamu Tio atau Putra
Putra : . . .
Revan : yang jelas kakak sayang kamu dek,
Putra : . . .
Revan : kakak akan jaga kamu baik2, Putra mau kan jadi adik kakak?
Putra : i iya kak

Revan memeluk putra lagi.
Ini adalah hari dimana 2tahun sudah adiknya Revan pergi. Dan sekarang, lewat Putra. Dia seakan telah menemukan adiknya kembali karena Putra mirip dengan si Tio adiknya

Lembayung senja pun telah menampakkan rona jingga dengan indahnya, dan itu pertanda hari sudah mulai sore

Revan : ah, jam berapa sekarang?
Putra : pukul. 17:30 kak
Revan : wah, Pulang yuk, ibu kamu pasti khawatir
Putra : iya kak Cerita Selanjutnya >>

senja1.jpg

Diculik Kakak Kelas

jalan2.jpg


Aku Kau Dan Dia 07
<< Cerita Sebelumnya

Diculik Kakak Kelas

Craaaaang!!

Ibu : Dewi ada apa?
Dewi : maaf bu, piringnya pecah. Abis licin sih
Ibu : ya udah gak apa2, awas hati2 ngambilin pecahan belingnya
Dewi : iya bu, auw.. Aduh . .
Ibu : tuh, kan ibu udah bilang hati2, ibu ambil kotak P3K dulu

Ibu pun mengambil kotak obat dan memberi betadine, lalu membalutkan hansaplas ke jari Dewi yang terkena pecahan beling tadi

Dewi : kakak belum pulang, bu?
Ibu : belum, paling lagi main dulu sama temennya
Dewi : auw perih, bu
Ibu : nah, udah sana! ibu saja yang cuci piringnya

Di jalan Dion bertemu Indah dan temen temennya, Dion pun berhenti lalu menyapanya

Dion : Indah
Indah : ah, Dion
Dion : abis darimana?
Indah : abis jalan2 dulu sama temen2 nih
Dion : oh, asik yah
Indah : iya, ini mau pada pulang
Dion : ke arah mana pulangnya?
Indah : kesana?
Dion : wah searah dong
Indah : oyah?
Dion : iya, mau aku sekalian anter gak?
Indah : tapi aku ada teman2
Teman2 : kita kan berlawanan arah, udah indah ikut Dion aja
Indah : emm . . Ya udah, aku duluan ya
Teman2 : iya, da dah sampai ketemu besok di sekolah
Indah : iya dah

Akhirnya Indah pulang bareng Dion, karena kebetulan rumah mereka searah. Dion dan Indah terlihat serasi sekali, si Dion Keren dan Indah cantik.
Mereka juga terlihat sangat dekat sekali. Kalau yang tidak tau mungkin di kira sepasang kekasih

Dion : Oh, iya tadi aku kira kamu pulang sama Putra
Indah : gak kok, bukanya biasa sama kamu?
Dion : iya kali ini gak. Karena katanya ada janji sama temennya
Indah : mungkin sama fans nya hehe
Dion : haha mungkin

Ibu . . . Ayah . . . Dewi . . . Dion . . .

Indah : Aah!! Dion awas di depan ada kendaraan lain !

C i i i i i t ! ! !

Indah : auw!!

Badan Indah terhentak ke punggung Dion, karena ngerem mendadak, sebab ada kendaraan lain yang berhenti mendadak karena macet

Dion : ah, maaf . . . kamu gak apa2?
Indah : iya gak apa2 kok, hati2 Dion
Dion : iya, abis tadi sekilas aku dengar suara Putra memanggil namaku
Indah : oyah, kok aku gak denger
Dion : yah, mungkin cuma perasaanku aja

Lalu mereka pun melaju lagi.

Sementara Putra

A a a a a a a ! !

Revan : woi . . . berisik banget sih lu!!
Putra : biarin. Kan aku bilang jangan ngebut
Revan : segini sih gak sebera kali
Putra : gila lu kak, mau cepet mati ya?
Revan : xixixixi

B r r r m

Revan makin tancep gas, menyelip nyelip diantara kendaraan2 lain

Putra : kak stop!!

Sementara aku yang teriak histeris ketakutan, aku jadi memeluk tubuh Revan erat2.. Huft terpaksa
kurasakan aroma parfum Revan yang maskulin, bercampur bau keringan dia

Aneh, padahal Revan sangat keren. Tapi aku gak nyaman bila di dekatnya, mungkin karena mimpi aku, juga karena sifat Revan yang aneh dan misterius.

Kurasakan deru angin di rambutku yang kencang karena cepatnya laju motor. Dan aku cuma pejamkan mata, karena ketakutan, juga karena mataku pedih, sebab gak pakai helm


jalanan1.jpg

Saat membuka mataku, kulihat Revan membawaku ke arah bukit, huft sebenarnya apa yang pengen dia lakukan kepadaku yah? jangan2 seperti yang di mimpiku lagi?

Putra : Ma mau kemana kita?
Revan : kenapa?
Putra : kok, ke semak2
Revan : udah. Lu diem aja napa
Putra : mau ngapain kita?
Revan : bawel bener yah, nanti kamu juga bakal suka kok
Putra : gak, putar balik dan pulang aja
Revan : gak, mau foto kamu terpajang di mading ya
Putra : iya iya aku diem

Jalanan di atas bukit terlihat begitu sunyi dan sepi, diantara semak2 dan rindangnya pepohonan kami melaju . . .
Dan tiba2 motornya berhenti

Revan : oi, turun woi!
Putra : u dah sampai?
Revan : yah, turun lu
Putra : kok disini?
Revan : kenapa?
Putra : mau ngapain kita disini?
Revan : xixixi

ku lihat Revan tersenyum jahat, seolah olah dia akan menelanku hidup2, aku pelan2 menjauh darinya, tapi Revan makin mendekatiku . . . Karena takut, aku pun siap2 untuk lari

Dan saat aku akan mengayuhkan kakiku. Tiba2 Revan menarik tanganku, dan menyeretku ke arah semak2 . . .

semak3.jpg

Revan : mau kemana lu
Putra : apa, Seharusnya aku yang tanya, mau ngapain kita kesini?
Revan : mau tau apa yang akan kita lakukan?
Putra : hmmm?
Revan : sini lu
Putra : gak, lepaskan tanganku
Revan : diam!!
Putra : sakit tau
Revan : udah, diem kenapa?
Putra : tolong . . Tolong . .
Revan : apaan sih lu?
Putra : apaan. Lu yang apaan kak?

Revan terus saja menarik tanganku, dengan erat aku teriak kesakitan pun tak dihiraukannya. Aku terus di seretnya ke arah semak2. Dan sat dia membuka semak belukar

Revan : nah, udah sampai
Putra : ha?
Revan : gimana. Indah bukan pemandangannya

Dibalik semak belukar, di atas bukit kulihat pemandangan yang begitu indah, bunga2 liar yang cantik, langit biru dan awan putih yang indah Cerita Selanjutnya >>

Penggemar Rahasia

kantin1.jpg

Aku Kau Dan Dia 06
Penggemar Rahasia

<< Cerita Sebelumnya

"Putra" jadi bocah itu namanya Putra. . Entah kenapa sejak pertama kali melihatnya, wajahnya selalu terlintas dipikiranku, ku tau ini gak wajar, ku tau ini terlarang. Ya Tuhan . . . Kenapa kau beri aku rasa ini, rasa yang tak seharusnya, dan bukan kodratnya. Ku tau itu, tapi apa daya . .
Putra aku ingin memilikimu, ku ingin memelukmu, menyayangimu dengan sepenuh hatiku. Selamanya

Putra : ha hachiim . . . Hmm kok kayaknya ada yang ngomongin gue ya

Dikelas Dion sedang memandang awan putih dan langit yang cerah dari balik jendela

tumben tuh anak, biasanya kan rame

Putra : hayo, lagi mikirin siapa?
Dion : jiah apaan sih
Putra : cieh
Dion : hu, udah ah . . Kekantin yuk laper nih
Putra : ayuk, tapi traktir yah hehe
Dion : iya sayang *cubit pipi
Putra : jiah kumat dah
Dion : haha

Aku dan Dion pun menuju kantin. dan mencari tempat duduk yang enak.

# wah mereka berdua keren yah
* iyah, unyu2. Aku yang kiri itu ah
@ yeh itu gue
+ aku yang sipit, keren

saat jalan menuju meja yang kosong, kulihat mata cewek2 tertuju ke arah kami, senyum2 ke kita lagi, dan tengah asik pada ngerumpi

lalu ada kakak kelas yang menegur cewek2 itu, dia adalah Reno dan juga dua orang temannya

Reno : woi berisik kalian, dasar yah. Emang ini pasar apa!

# huuuu
@ ih, siapa dia
+ cakep, tapi sayang sombong yah
* dia kan Reno, Anak Pak kepsek

Sementara aku lagi asik asiknya ngobrol sama Dion, tiba2,

Reno : eh elu berdua
Dion : iya?
Reno : jangan sok, tebar pesona disini ya!!
Putra : he? Gak kok kak
Dion : gila aneh tu orang
Putra : hihi, kirain mau malak

Yah, baru pertama masuk sekolah aja, Dion dan Putra termasuk anak yang populer dan menjadi pusat perhatian cewek2, hingga tak heran kalau banyak anak2 cowok yang iri termasuk Reno tadi

Dion : eh, liat deh
Putra : a apa?
Dion : itu bukanya cewek yang menabrak kamu tadi pagi
Putra : ah, iya
Dion : kesana yuk
Putra : ayuk

Indah sedang duduk sendirian, sambil ditemani segelas orange just dan sebuah buku yang sedang dibacanya

Dion : hei, sendirian aja nih
Indah : he em
Dion : boleh kami temenin
Indah : ah, kamu yang tadi kita?
Putra : iya hehe
Indah : maaf ya tadi buru2
Putra : iya gak apa2 seneng malah
Indah : jiah, senengnya
Putra : ya kan jarang2 di tabrak cewek secantik kamu
Indah : hu gombal
Dion : huft aku dicuekin *mewek
Indah : oh, iya boleh, kalian ayo duduk
Putra : eh, iya kita belum kenalan, Aku Putra, kamu
Indah : Aku Indah
Dion : Indah, si Putra milikku loh, jadi jangan naksir yah
Indah : haha si Dion lucu ya
Putra : emang
Dion : haha

Gak nyangka ternyata Indah anaknya asik juga, gak beberapa lama kita langsung akrab
Dan ditengah asik asiknya Aku, Dion, Indah ngobrol. Ada cewek berkaca mata dan berkawat gigi menghampiri kami

Betty : ma maaf, i ini *malu2
Putra : heh? Apa ini

belum sempat menjawab, cewek itu buru buru pergi

Indah : dapat surat nih, banyak fansnya yah
Dion : Cieh cieh Prikitiw
Putra : ??
Dion : ayo buka, atau Aku yang membukanya
Putra : jiah jangan

Putra pun lalu membuka surat itu dan membacanya


*Isi Surat

Pulang sekolah, aku tunggu kamu di dijalan dekat Pohon yang waktu aku dan kamu bertemu, kalau gak datang poto junior kecil kamu bakal terpajang di mading sekolah besok. Kamu gak mau itu kan xixixixi

Dion : Ehem
Indah : Ehem
Putra : jiah, kalian jangan ngintip
Indah : Kok pucat, sakit yah?
Dion : jangan2 deman cewek haha
Putra : yeh ada juga demam panggung kali

Teng Teng Teng

Jam sekolah telah usah, waktunya pulang . . anak2 keluar kelas

Dion : putra, mau pulang bareng aku gak
Putra : hmm lain kali aja deh, aku ada janji sama temen
Dion : huft sama cewek ya
Putra : hehe, tanganmu udah gak sakit kan?
Dion : hmm . . ya udah gak, awas jangan nakal ya beph
Putra : hu koplak

Suasana sekitar sekolah mulai sepi, karena siswa siswi udah pada bubar
Sementara Putra tengah sendiri didepan jalan menunggu seseorang

Putra : huft lama bener tu orang, jangan2 aku dikerjain lagi, salahku juga sih pakai pipis sembarangan hingga dia memotretku

Bremmm

Satria F U melintas didepanku, yah itu kakak kelas sialan itu

Revan : sorry lama boy
Putra : mana foto itu, please hapus kak
Revan : iya nanti gue hapus
Putra : cepet sini
Revan : udah, lu ikut gue dulu!
Putra : iya, tapi kemana?
Revan : bawel lu, mau gue hapus gak fotonya
Putra : tapi beneran kan
Revan : cepet naik
Putra : iya2
Revan : awas pegangan

Brrmm brmm

Putra : kok ngebut, kan bahaya
Revan : bisa diem gak sih, bawel bener
Putra : stop! Turunin gak
Revan : gak
Putra : gue loncat nih
Revan : sok aja kalau berani

Putra : Aaaaaa
Cerita Selanjutnya >>