Selasa, 14 Oktober 2014

Rasa Ini

shinee.jpg


Aku Kau Dan Dia 23
RASA INI


<< Cerita Sebelumnya

Siang hari yang cerah, sang mentari bersinar dengan teriknya, serta awan putih berarak dengan indahnya

TEET . . TEET. . TEET

Bel Sekolah ke tiga berbunyi, pertanda bahwa waktu belajar tlah usai. Siswa siswi dari beberapa kelas berhamburan keluar dari kelas masing-masing bersama teman-temannya dengan riangnya.

"Hei . . Amel tungguin aku dong" seperti biasa si Ayu yang ganjen sebelum keluar kelas, dandan dulu dengan terburu-buru karena Amel gak menunggunya

"yaelah, kau ini dandan mulu. Cepetan aku udah ditungguin nih sama adikku"

"iya tunggu bentar napa"

Dion terlihat kesal menguntit Putra yang sedang jalan bareng Irgy. "huft awas kau ya songong beraninya deketin BFku"

"auw . . Aow sakit mami . ." gak sadar Dion karena saking kesalnya hingga menjambak-jambak rambut Olga yang di depannya

"heh. .? So sorry hehe" Dion tersadar, garuk garuk kepala ketawa meminta maaf

"ih my prince Dion . . Kalau mau di rumahku aja, jangan disini dong cakep " TING gurau Olga genit mengedipkan mata lentiknya

"wew?" GUBRAAAAK Dion jatuh tersenyum geli

"ntar lusa katanya ada pertandingan basket antar kelas 1. 2, dan 3 ya Putra" tanya Irgy

Masih berjalan di koridor dengan Irgy, Putra terlihat menengok ke kanan dan kiri. Irgy yang sedari tadi mengajaknya ngobrol sepertinya gak didengarkannya.

"Putra . . Putra . . Hai, hello . ." Irgy heran dengan menggerak gerakkan tangannya di depan matanya.

"ah, ya a apa gy?" Putra tersadar gugup dengan wajah yang merah merona melihat wajah tampan Irgy tepat 10cm di depan wajahnya tiba-tiba

"haha maaf kaget ya? Abis aku ajak ngobrol dari tadi kau malah melamun entah kemana sih. Cari si Dion temenmu itu ya" tanya Irgy

"a anu, iya . . Tadi liat dia gak hehe" jawab Putra

"hmmm gak tau tuh, oh iya aku mau ke kelas sebrang, nunggu Indah. kau mau pulang ya, duluan saja. Daah" ucap Irgy berlalu senyum

"I Indah . .?" Ucap Putra heran dalam hati

"ekhem" sapa Dion dibelakang Putra

"eh Di Dion . ." jawab Putra kaget

PROK PROK PROK "Hebat, ada anak baru jadi lupa sama aku. Sampai-sampai aku ditinggalin yah" sindir Dion

"gak kok, tadi aku cari-cari kau gak ada"

"bohong"

"beneran"

"bohong"

"beneran"

Irgy duduk keren di bangku depan kelas menunggu Indah, sambil mendengarkan musik di headponenya. Sementara keluarlah si Betty cewek cupu berkaca mata dan berkawat gigi dari kelas lewat di depan Irgy. Betty tak melihatnya, karena dia memang gak centil seperti Ayu. Dia cenderung pendiam, pemalu dan kutu buku. Kesehariannya disekolah hanya di perpustakaan membaca buku, belajar dan belajar. Jarang bergaul dengan teman-teman lainnya. Betty pernah ada juga pada Penggemar Rahasia

"hai tunggu . ." tiba-tiba Irgy menghampiri si Betty

Betty berhenti dan menengok kebelakang. Rupanya Irgy hendak mengembalikan, selebaran kertas yang jatuh dari buku yang dia bawa di tangannya.

"ini punya kamu ya? Tadi terjatuh" tanya Irgy

"i iya, makasih" sambil menunduk membetulkan kaca matanya. Dia mengambil kertas itu lalu bergegas lari, secepat kilat dengan wajah yang memerah

"heh? Cewek aneh" Ucap Irgy heran

"siapa yang aneh?" tanya Indah yang baru keluar dari kelasnya, dengan rambutnya yang terurai tertiup angin dan juga spesial efek blink-blink di sekitaran wajahnya terlihat sangat cantik, manis dan mempesona

"eh, Indah. Udah ngerjain tugasnya?" jawab Irgy terpesona

"udah, yuk Pulang" ajak Indah, senyum

Sementara itu muncullah Ayu dan Amel menghadang di depan Betty. Dengan gaya ala ala preman pasar. Yang ingin menagih jata

"ma maaf permisi" ucap Betty

"Iya, silahkan" jawab Amel senyum

PLAAK! "aduh . ." Amel dijitak Ayu

"bego loh, kita kan lagi menghadang dia" bentak Ayu

"oh iya lupa hehe"

"hei kau" bentak Ayu menunjuk Betty

"ya, a ada apa ya . . " jawab Betty lugu

"apa? Jangan coba-coba godain pangeran Aliando ku yah, eh Irgy ku. Gak tau siapa kami yah"

"kagak tau. Memang kalian siapa"

GUBRAAK *Ayu dan Amel roboh

"baiklah, kami adalah Duo cantik, Ayu dan Amel penguasa sekolah ini ha ha ha ha" TAT TARAT TARAAAA dengan bergaya ala-ala pahlawan bertopeng Crayon Sinchan mereka berpose

KRIK KRIK KRIK *suara jangkrik

"hei, malah baca buku, liat aksi kami terkejut kek. Pose tadi kami Udah latihan selama dua minggu tau" bentak ayu ke Betty

"hihihi" Amel menutup mulut menahan ketawa

"maaf aku gak menggodain pangeramu kok" jawab Betty polos

"kagak? Tadi aku melihatmu, pakai pura-pura jatuhin kertas sih apa hah?"

"i itu kan gak sengaja jatuh sendiri"

"aktingmu bisa aja yah"

"hei hei ada apaan nih ribut-ribut" muncullah si Bella kakak kelas mereka

"eh, kak Bella gak ada apa kok, iya kan Betty hehe permisi kak, Amel ayo cabut . ." Ayu dan Amel lari ketakutan

"woi Ayu tungguin aku dong" Amel ketinggalan

Amel dan ayu ketakutan, karena waktu MOS Bella yang mengOSPEK mereka berdua. Dan Bella adalah cewek yang cukup tomboy, keras , si Revan pacarnya aja, takut sama dia.

Di parkiran, Putra dan Dion ketemu Irgy yang sedang membonceng Indah dengan mogenya "hai Putra, belum pulang? Aku duluan yah" sapa Irgy pada Putra, dan saat laju motor Indah melihat terus ke Putra. Begitu juga dengan putra. Ia melihat mereka dengan rasa yang gak dia mengerti. Perasaan apa itu

"i iya" jawab Putra bengong

"wah, bocah songong itu ternyata pacarnya Indah ya" ucap Dion, sementara Putra hanya diam "Putra ayo naik!" ajak Dion

"ah i iya" jawab Putra terpatah-patah

Di perjalanan "kita jalan-jalan dulu yuk" ajak Dion, sementara Putra gak menjawab, melamun pikirannya enah kemana. "Putra . . Kok gak jawab, ngantuk yah" Dion menggenggam tangan Putra

"ah, apa . . Tadi ngomong apa" jawab Putra kaget

"yaelah beneran ngantuk ya, tadi aku bilang, sebelum pulang gimana kalau kita jalan-jalan dulu"

"oh, ya bo boleh"

"hmm, gak jadi deh, sepertinya kamu ingin istirahat. Lain kali aja lah" ucap Dion senyum

Sesampainya dirumah

"makasih yon, mau mampir dulu"

"iya, lain kali aja, awas jangan keluyuran, sepertinya kamu capek" BRMM Dion menstart matic birunya

"iya, hati-hati di jalan yon . . ." Putra melambaikan tangannya dadah dadah ke Dion

Di kamar, Putra merebahkan tubuhnya, terlintas di pikirannya, sosok Indah dan Irgy yang waktu boncengan tadi. Perasaannya jadi gak karuan. rasa apa itu dia pun gak tau.

"rasa apa ini, panas, sesak rasanya hatiku melihat Indah dan Irgy begitu dekat. Apakah aku cemburu, apakah aku suka Indah, atau aku suka Irgy, aaagh kalau suka Irgy gak mungkin. Masa aku suka dia? Yah mungkin aku gak terima kalau Indah dekat Irgy. Huft . . ." ucap Putra dalam hati, sambil meremas sprei dan membenamkan wajahnya ke bantal
BERSAMBUNG



Terima kasih

Jumat, 10 Oktober 2014

Di Balik Layar AKDD

rehan.jpg


Di Balik Layar AKDD


<< Cerita Sebelumnya

Hai jumpa lagi, maaf lama gak nulis kelanjutan cerita ini, abis gak semangat, karena sedikit yang minta cerita ini dilanjutin sih. Bayaran penulis amatir itu adalah komen kalian dan karyanya banyak disukai. Walau gak berupa uang, tapi itu adalah semangat untuk terus berkarya

"bener, alasannya cuma itu" ucap Putra pemeran utama dalam cerita AKDD

"i iyalah, lagian aku juga sibuk gak ada waktu" jawab penulis

"sibuk apa, sibuk FB.an apa ketemuan sama temen fb atau sibuk pacaran sama boyfriend kakak tuh? haha" canda Putra

"enak aja, aku jarang ketemuan kali" sela penulis

"gituan aja sama bfnya sih, jadi lupa sama cerita ini deh hihihi"

"a apa, gak lah, itu dosa tau. elu kali yang gituan terus sama Dion

"ih, kapan . . Emang kakak pernah nulis aku sama Dion gituan?" Gerutu Putra

"hehe gak sih, lagian ini kan cerita romantis, bukan hot. Hayo . . lu ngarep aku bikin adegan elu dan Dion gituan yah haha"

"anjir nyebelin nih kakak, ya kagak lah" Putra sewot

"yang bener, itu celanamu kok menonjol yah, pengen juga?"

"huft . . Mana, gak kok!" putra menepis celananya

"hahaha" tawa penulis melihat wajah polos Putra

"kak?" Ucap Putra

"hmmm . .apa . . .?" jawab penulis sambil mencubit pipi Putra

"kakak masih mikirin dia ya?" tanya putra senyum

"di dia sapa ah?" Penulis cuek ngetik draft sambil minum

"itu loh si anu. Anak SMA itu kak"

"bruuph . . Uhuk . . Uhuk" penulis spontan tersedak kaget mendengar nama itu

"tuh kan bener . . . " kata Putra

"si siapa juga yang mikirin dia" penulis salah tingkah.

"kak . . ?"

"apa lagi ah, lagi bikin cerita juga, ganggu aja deh kebiasaan"

"Putra sama dia cakepan mana kak?"

"a apaan sih? Ya jelas jelas cakepan kamu lah Putra, cakep, imut, asik.dia mah jelek, item, gendut, nyebelin, jutek lagi"

"kakak bohong, dia cakep kan, aku tau kriteria kesukaan kakak, kakak gak mungkin mau ketemu sama yang gendut, item"

" . . . . . " penulis diam termenung

"jiaaah semangat dong kak, kan masih ada Putra yang akan selalu nemenin kakak" Putra tersenyum manis.

"woooi kebiasaan nih kalian berdua" tiba-tiba Dion muncul

"cieeh bebep Dionnya cemburu tuh Putra"

"niat lanjutin cerita ini dan jadi syutingnya gak sih, jadwalku padat nih, buang-buang waktu aja" Dion kesel

"iya tau tuh, kalau udah bikin cerita, harus tanggung jawab sampai ending dong" sela Putra

"Iya iya ini lagi mau bikin kelanjutannya kok"

"nah gitu dong" jawab Putra dan Dion serempak

"huft sialan aku dikroyok, bilang aja pada sebel karena aku gak bikin adegan hotnya tuh pemirsa" bisik penulis pada pembaca

"wah rame-rame ada apa nih" datang si Revan

"ah, kak Revan. Gak ada apa-apa kok, yuk keluar, kak penulis maaf udah ganggu. Cemungut kak" Putra menyeret Revan keluar

"woooi tunggu . . Kok aku ditinggal sih" Dion mengikuti mereka

"haha dasar bocah-bocah nyebelin" gumam penulis senyum-senyum sambil ngetik lanjutan cerita ini

Senin, 11 Agustus 2014

Siswa Pindahan

aliando.jpg


A K D D
Aku Kau Dan Dia 22
SISWA PINDAHAN


<< Cerita Sebelumnya

Di kelas 1-B, terlihat suasana kelas yang ramai dan gaduh. oleh ulah Siswa siswi yang tengah saling bercanda gurau bersama teman-temannya. Disaat guru belum datang.
ada yang lempar-lemparan kertas yang diremas bulat "haha yeh, gak kena weh"

ada juga yang lagi pacaran di bangku paling belakang "ih kamu gemesin deh" *cubit pipi.

Ada yang lagi ngemil, baca buku, tidur di meja

Bahkan ada yang nyanyi-nyanyi juga"kau bidadari jatuh dari surga di hadapanku"

Yang sibuk mainan game hp juga ada "yah, sialan kalah"

Pokoknya ramai seperti pasar deh. dan si Ayu yang centil sibuk makeup.an

"yup sudah cantik. Sesuai dengan namaku, iya kan mel?" tanya Ayu pada Amel temennya sambil senyum-senyum ngaca

"omegot Ayu Ayu" Amel geleng-geleng kepala tepuk jidat

"huft apa maksud mimpiku kemarin ya, apa itu pertanda kalau hubungan aku dengan Dion akan berakhir, alias putus?" Putra melamun sedih memikirkan mimpinya yang kemarin

"hey kenapa lu, perasaan dari berangkat tadi diem terus" tanya Dion tepuk bahu Putra yang lagi menyandarkan pipinya di meja

"ah, elu yon, ngagetin aja deh" gerutu Putra

"hihi baru main segitu saja sudah lemes, apalagi sampai gituan" canda Dion

"haha dodol, siapa yang lemes, gue ngantuk nih" jawab Putra

"eh, gawat . . Bu Berta sudah datang woi" teriak Angga yang melihat dari pintu dan bergegas duduk di bangkunya dan disusul murid-murid yang lainnya juga dan pada buru-buru merapikan diri

Tluk tuk tuk terdengar suara sepatu langkah langkah kaki Bu Berta menuju masuk ke kelas. Ibu Berta adalah guru bahasa Indonesia yang cukup ditakuti murid-murid, karena sangat galak atau jutek. umurnya 42 tahun dan belum menikah. Karena itu dia di juluki Ibu tingting

"selamat pagi Bu. . ." sapa murid-murid memberi salam

"ya pagi anak-anak . . Oh iya, hari ini kalian kedatangan teman baru murid pindahan dari Jakarta" ucap Bu Berta

"cowok apa cewek, cantik gak, Bu?" tanya Sony

"huuuu . . . " riuh temen-temen sekelas menyorakinya

"nak Irgy ayo masuk" suruh Bu Berta

Anak pindahan itu pun masuk, dengan tampang coolnya juga gayanya yang keren, seperti anak kota kebanyakan yang modis. Kemeja putihnya gak dimasukin dicelana.dikeluarin gitu serta sampai dada gak dikancing, hingga terlihat kaos dalamnya dan sambil mengenakan headpone yang dikalungin dileher, serta mengunyah permen karet di mulutnya

"ayo perkenalkan namamu " ucap bu Berta

"salam kenal semua. Gue Irgi" ucap Irgy datar

"OMG keren bingit, itu cowok mel, mirip ALIANDO yah" Ayu terpesona senyum-senyum dengan bertaburan love love dan bunga bunga di sekelingnya

"hadeh . .kumat lagi dah" celetuk amel menjedorkan dahinya sendiri ke bangku

Terlihat Irgy melambaikan tanganya ke arah Putra, mungkin bilang "hai".dan Putra juga terlihat membalasnya. Dengan melambaikan tangannya sambil senyum kepadanya
Sementara Dion terlihat bingung garuk-garuk kepala melihat mereka yang sepertinya sudah saling kenal

"heh, lo kenal dia ya?" Tanya Dion pada Putra

"kagak" jawab Putra senyum

"tapi kalian seperti udah kenal, awas ya kalau main-dibelakangku, aku gak suka itu" Dion curiga

"oh, itu . . Tadi pagi aku ketemu dia di koridor nanyain ruang kantor guru kepadaku, udah gitu aja" ucap Putra cuek tanpa menengok ke Dion dan malah melihat ke arah si Irgi

"Nah nak Irgy ayo duduk, ibu tinggal sebentar dulu ya. Kalian silahkan berkenalan" Bu Berta mempersilahkannya duduk lalu keluar

Irgy pun melangkahkan kakinya dengan kedua tangan yang disusupkan ke kantong celana"hai Irgy kenalin gue Ayu Permata Sari cantik jelita berseri-seri harum mewangi sepanjang hari hihihi" sapa Ayu genit mengulurkan tangannya ke Irgy, sementara Irgy gak menanggapinya, dan malah menuju ke arah Putra. Si Ayu bengong dengan tangan yang masih ingin bersalaman

"hihi kasian dicuekin, dulu sama Dion dicuekin. Sekarang anak baru juga" tawa Amel mengejek

"huft sialan, seneng luh ya mel. Ih . . sebel sebel. Masa princes secantik aku di abaikan. Hiks hiks" Ayu duduk sambil memukul mukul meja, kesal. "oh, iya mungkin bedakku kurang" Ayu makeupan lagi di kolong meja

"Ayu, ngapain kamu tadi, sini bedaknya bawa ke meja ibu!" bentak bu Berta kepadanya. Yang muncul tiba-tiba

"ta ta tapi bu . . .?" amel gugup

"gak ada tapi tapian. Kalau disekolah gak boleh bawa ini dan semacamnya. Mengerti kalian!" Bu Berta pun keluar lagi

"mengerti bu .." jawab murid-murid serempak

"eh, minggir luh!" Irgy menyuruh Dion pindah tempat duduk

"eh eh . .? Ini tempat duduk gue sama Putra. Noh disitu ada bangku yang masih kosong tuh!" jawab Dion sambil menunjuk ke arah bangku si Olga yang agak bencong yang masih sendirian

Irgy pun menengok ke arah Olga. Dan si Olga kedipin mata sebelah *Ting!
Irgy menelan ludah *Glek!

"ah, elu aja sana, gue maunya duduk disini" Irgy menarik paksa tangan Dion. Sementara Putra bengong. Anak-anak lain jadi melihat ke arah mereka berdua

"eh. Gak sopan amat sih luh main tarik paksa orang aja!" Dion gak terima, lalu mendorong dada Irgy hingga mentok ke meja lain

"emang iya, gak terima luh. Berani sama gue" Irgy membalas dengan menarik kancing kerah dada Dion

"sialan songong banget luh anak baru. Iya gue berani. Lu pikir gue takut apa?" *B U U G H K !

Dion memukul wajah Irgy. Irgy pun membalas memukul balik ke wajah Dion hingga Dion terjatuh. Lalu Irgy menindih dan terus memukulinya. Tak mau kalah, Dion bangkit dan menindih balik Irgy lalu memukulinya berulang-ulang juga.

BAGH BIGH BUGH
"sialan rasain nih songong" Dion memukul geram

"mami . . Ekeh takut hiks" Olga ketakutan karena perkelahian mereka tepat dibawah kakinya

"Oh, my baby honey ku pada berantem. Memperebutkan aku" ucap Ayu Percaya diri

"hei, Dion, Irgy sudah sudah" Putra berusaha, melerai mereka

"hey . . Gawat, bu Berta datang" teriak amel panik

"kalian berhentiiiii! . ." suara bu Berta seperti angin topan yang menghempas ke arah murid-murid menerpa rambut mereka. Hingga mereka pada kliengan dengan bintang-bintang yang berputar-putar di atas kepala mereka. Dion dan Irgy pun bengong dengan rambut meraka yang berdiri karena hembusan angin tadi

"Dion apa yang kamu lakukan, kenapa mengerjai anak baru" tanya Bu Berta

"Dia yang mulai duluan kok bu. Main rebut bangku aja" jawab Dion membela diri

"sudah-sudah, Dion kamu duduk sama Olga. Gak pakai protes. titik!"

Irgy pun duduk sama Putra, dan mereka asik mengobrol. Sementara Dion terlihat kesal

"huft awas kau ya, masalah kita belum selesai" *KRAAK Dion mematahkan Pensilnya

"hah? . ." Olga menengok

"apa lu liat-liat? Gue cipok mati lu" Dion nyemprot Olga

"kagak kagak kok, eh mau mau" Olga geleng-gelen kaget, lalu bibirnya manyun ingin dicium

"neh, cipok nih buku, muaaach . . . Gkgkgkgkgkgk" Dion nempelin buku ke muka Olga


Minggu, 03 Agustus 2014

Akhir Pekan

imut.jpg


A K D D
Aku Kau Dan Dia 21

AKHIR PEKAN


<< Cerita Sebelumnya

"Bi . . . Bi Inem . . ." teriak Reno menuju dapur memanggil-manggil pembantunya

"kemana sih. Udah pada molor apa kali ya?" Reno kesal

"wajahmu bersinar bagai purnama di malam terang" goda mang ujang pada si Inem di kursi taman halaman rumah

"ih kang ujang gombal deh hehe . ." jawab Inem tersipu malu dengan meremas-remas dan menggigit bajunya sendiri

"yaelah . . Dicariin malah mojok disini" datang si Reno, yang membuat mereka kaget

"eh. Den Reno . . Ada perlu apa aden?" tanya bi Inem gugup

"bikinin nasi goreng dua porsi ya bi" jawab Reno

"lyah, buat siapa den malem-malem makan, dua porsi lagi" Inem heran karena gak biasannya

"buat temen Reno lah, uda ah pake tanya, cepet ya bi" bentak Reno

"i iya den" Inem bergegas menuju dapur

Reno rupanya membawa temennya menginap dirumahnya lagi. Dan seperti nya bukan temen sekolahnya yang biasa dia ajak main di rumahnya.Yah mungkin kenalan chating jejaring sosialnya

Terlihat mang Ujang juga nyelonong pergi

"mang Ujang sini" teriak Reno memangilnya

"ya naon atuh den?" jawab mang Ujang dengan logat khas sundanya

"ada temen Reno yang pengen main sama mang Ujang nih. Gimana? kita maen bertiga yah" bisik Reno padanya

"ya boleh. Abdi mah terserah aden Reno aja atuh"

"sip, oke kalau gitu, mang Ujang beresin kamar Reno yah, aku sama temenku mau makan dulu"

"iya, punten den" mang Ujang masuk

Selain dengan kedua teman sekolah dan juga temen chatnya, Reno terlebih dulu pertama main dengan tukang kebun yang juga supir ayahnya mang Ujang yang dari daerah sunda. Yang berlanjut sampai sekarang
Usia mang Ujang berkisar 21 tahunan, masih muda memang. Wajahnya cukup manis seperti orang-orang sunda lain kebanyakan. Berkulit kuning langsat meski sering terkena paparan sinar mentari saat merawat tanaman di taman halaman rumah yang cukup megah

Reno memang anak orang berada, ayahnya Pemilik sekolah swasta dan ibunya pengusaha toko bakery cake di mall. Dengan kesibukan kedua orang tuanya itu, terang saja Reno jadi kurang perhatian, sombong dan bertindak sesukanya.

Pengetahuannya tentang sex sejenis dia dapat dari hasil berselancar di internet atau dunia maya. Karena sedari kecil Reno memang sudah dikenalkan dengan gadget-gadget keluaran terbaru, hingga dia bebas bermain game, browsing dan mendowload gambar-gambar serta video-video dewasa

"mang Ujang hebat loh ndre" sambil makan dimeja makan mereka mengobrol

"wah enak yah jadi kamu bisa gituan kapan aja, dre mah gak bisa. Di rumahku selalu ada mama yang selalu ngawasin dre. Ini aja dre ngumpet-ngumpet" jawab Andre polos

"lu kalau mau bisa datang kerumahku kapan aja kok, yah tapi kalau aku lagi gak sibuk" ucap Reno sambil mengunyah nasi gorengnya

"hmm benarkah. Oh iya emang gituan itu enak yah? Dre belum pernah euy hehe" jawab Andre malu malu"

"nanti juga dre tau hehe.. Bi . . Minumnya dong"

"iya den, bentar" jawab Inem dari dapur

D R R R T . . D R R R T . . . *Suara getar hp Reno

"yah hallo . . Eh elu Byan, ada bro" Reno menjawab panggilan telepon Byan temen genk sekolahnya

"a anu Ren, waktu aku kencing sakit, panas banget, dan juga setelahnya sering keluar cairan kental seperti nanah, setelah ml kemarin-kemarin itu" jawab Byan

"a apa, serius luh?" Reno kaget

"ada apa Ren?" tanya Andre

"dre bentar ya!" Reno jalan ke kamar

"iya nih Ren, kenapa yah" ucap Byan

"wah kayaknya elu kena GO tuh"

"GO. Apa itu, HIV ya?" tanya Byan ketakutan

"bukan, GO atau Gonore. Kencing nanah gitu"

"ha? Duh gimana dong, aku takut banget. Itu bisa sembuh gak yah?"

"elu sih gak pakai pengaman waktu itu, anus kan tempat pembuangan kotoran dan itu sarang bakteri, cacing"

"jadi . . ? Aku takut Ren hik"

"besok lu ke dokter aja, kalau dibiarin bisa keluar darah infeksi gak bisa buang air kecil loh. Di potong mungkin"

"Ren jangan nakut nakutin gitu dong" Byan makin ketakutan

"gue gak bercanda dodol. Gue pernah baca di internet kok"

"tapi aku malu dan takut Ren. Gimana bilang ke dokternya"

"ya udah nanti aku temenin"

T U T . . T U T . . T U T . . * mereka menutup telponya

*


Enam tahun berlalu hubunganku dengan Dion dari sejak kita SMP dan berlangsung hingga sampai sekarang memasuki perguruan tinggi. Hari hari kulalui bersamanya penuh dengan kebahagian yang diwarnai senyum dan kecerian, yah meski ada konflik-konflik kecil yang hampir merusak hubunganku dengannya.
Tapi masalah itu dapat kami selesaikan dengan baik. Yah walau gak mudah.

Kita ngekost bareng. Dan aku kuliah sambil kerja yah maklum aku kan dari keluarga yang pas pasan. Jadi aku harus berusaha membayar biaya kuliahku sendiri.

Hingga suatu ketika, hubunganku dengan Dion harus berakhir.

Dion dijodohkan oleh orang tuanya. Yang sangat ingin mengidamkan seorang cucu.
Aku gak bisa berbuat apa-apa karena itu memang kodratnya, pria dengan wanita. bukan dengan sesama pria sepertiku. Karena tidak ingin merusak masa depannya, aku mengusirnya dari tempat kostku.

Dan saat Dion kembali dan meminta agar kita tetap terus berhubungan. Aku membawa teman kencan pria lain ke kostanku. Yang tidak lain agar dia membenciku.
Ternyata rencanaku berhasil. Dion kini membenciku

Hari berganti hari, minggu berganti minggu ternyata aku gak bisa melupakannya, aku mulai minum-minuman keras dan mengkomsusi obat-obatan. Sampai pada akhirnya keadaanku sanga parah, hingga aku dilarikan ke Rumah Sakit.
Aku gak bisa bergerak. Hanya suara yang bisa aku dengar. Yah aku sekarat

"Ayah, Ibu, maafkan aku. Aku telah mengecewakan kalian. Aku gak bisa menjadi anak yang baik dan berbakti" ku meneteskan air mata di tidurku

"Kakak bangun kak . ." Ku dengar suara dewi adikku

"Putra bangun Putra . ." dan disusul suara Dion

Aku membuka mataku, kulihat cahaya yang sangat menyilaukan. Yah sinar mentari masuk ke kamarku dari jendela. Yang mendakan udah pagi

"Putra bangun, udah agak siang tau" Dion menggoyang goyang tubuhku

TOK TOK TOK * Dewi mengetuk kamar Putra

"kakak bangun, katamya mau lari pagi" teriak Dewi membangunkanku

"wah, iya aku kesiangan lagi. Gawat mana kita masih telanjang lagi" Putra bangun buru-buru memakai bajunya, begitu juga dengan Dion. Karena takut ketahuan Dewi.

"Putra kamu kok seperti abis menangis, kenapa?" Tanya Dion

"gak kenapa-kenapaa tadi abis menguap, jadi keluar air mata deh" jawab putra sambil senyum padanya

Minggu pagi yang cerah. Terlihat suasana taman stadion Bima yang ramai dipenuhi pedagang kaki lima juga warga sekitar yang sedang lari pagi

"hai cewek, sendirian aja nih, boleh kenalan" Revan dengan genit mengulurkan tangannya untuk berkenalan

"Revaaaan . . .kau kau ini" teriak Bella dari kejauhan. Dengan kepala yang seolah bertanduk dan menyemprot asap putih dari hidungnya. Yah dia terlihat sangat marah meledak ledak menuju pacarnya yang kegenitan sama cewek lain

"gyaaaa . . Be bella" Revan lari

"hey, tungggu kau, katanya mau beli air minum,gue cari-cari ternyata disini. Godain cewek. Awas kau ya" Bella mengejar Revan

"eh, ada apaan sih ribut-ribut" tanya Dion pada Putra yang lagi jajan bubur ayam, sambil menyuapi Putra

"gak, tau yon. Hap hmm, wah iya lupa ini kan tempat umum kok kita suap-suapan. Tadi ada yang lihat kita gak ya?" Putra liat kanan kiri

"ah iya. Haha haha" Dion Dan Putra ketawa


Jumat, 01 Agustus 2014

Aku Kau Dan Dia



Kategori komedi Romantis

A K D D
Aku Kau Dan Dia 01

O S P E K


Masa Sekolah adalah. Masa paling menyenangkan. Apa lagi saat MOS "Masa Orientasi Sekolah" Dan dari situlah awal kisahku.


Senin pagi aku terbangun dengan sangat-sangat terkejut, yah, adikku si dewi membangunkanku dan menarik selimutku, sontak aku kaget, panik dan aku tarik selimutku lagi.

Bukan karena suara cerewetnya yang membuatku panik, melainkan karena kebiasaanku yang kalau tidur kadang gak pakai baju.

Dan malam itu mungkin aku lupa mengunci pintu, hingga adikku bisa masuk ke kamarku.

"woi bangun, kok masuk selimut lagi?" si Dewi adikku membangunkanku.

"haaa . . ka kau li lihat?" aku panik.

"yah lihat, matahari sudah terik gitu!" Dewi menunjuk jendela yang sudah terang benderang.

"Kok dia gak kaget dan biasa saja yah, apa sudah tahu dari dulu?" pikirku dalam hati.

lalu aku membuka sedikit, mengintip kedalam selimut. Melihat ke tubuhku. Dan ternyata aku masih pakai celana. Oh iya lupa kalau tadi malam karena dingin, jadi aku hanya pakai celana boxer saja.
Huft untung saja, gak sampai ketahuan adikku.

"malah bengong lagi. bu.. Kakak gak mau bangun nih" celoteh Dewi mengadu ke Ibu.

"ih apaan sih lu!? iya iya gue bangun, cerewet!" gerutu kesal aku padanya.

"malah ngejek, lupa ya, ini hari pertama kakak sekolah kan?" Dewi mengingatkanku.

"waah . . iya! jam berapa sekarang? Minggir lu!" kataku.

"hi hi rasain lu, males bangun sih" Dewi ketawa senang.

"huft gawat bisa telat nih" aku beranjak bangun dari tempat tidurku.

Aku pun langsung menuju ke kamar mandi, dan setelahnya cepat-cepat pakai seragam sekolah. Masih pakai merah putih.

"Putra makan dulu!" dari arah dapur terdengar suara Ibu menyuruhku makan.

"nanti saja Bu, pas pulang saja" jelasku.

Yah, ayah udah berangkat kerja dari tadi pagi, jadi gak bisa nebeng deh.

Aku pun lari terburu-buru, dan . .

C i i e t . . . . tiba-tiba Satria F U ngerem mendadak di depanku pas di tikungan jalan, kulihat cowok keren dan cewek cantik yang diboncengnya. Mungkin pacarnya, Dan mereka pun menegurku.

"woi kalau jalan liat kanan kiri dong!" kata si cowoknya.

"i iya maaf kak!" jawabku.

Wah . . gila, keren banget tuh orang, pacarnya juga cantik, bikin iri saja. Anak sekolah mana ya mereka, huft coba ayahku membelikan aku Motor yah? punya sih. Tapi biasa di pakai kerja ayah.

Oh iya. Sampai lupa memperkenalkan diri. Hehe
Nama aku Putra 13 tahun, anak ke 1 dari 2 bersaudara, Dewi nama adikku,
tinggi ku 165cm dan berat 50kg. Penampilan bisa dibilang aku cukup menariklah, imut, putih gitu, itu kata orang-orang loh hehe . .

Dan hari ini adalah hari pertama aku masuk sekolah menengah pertama SMP. Yah, dengan terburu-buru karena bangun kesiangan.

Akhirnya angkot lewat juga, dan sampailah aku di sekolah. Dag dig dug euy. Tahu lah pertama gitu. Siswa siswi pun berbaris di aula sekolah untuk mengetahui pengumuman pembagian kelas, dan aku dapat di kelas 1 B. Kakak-kakak senior pun membimbing kami menuju kelas masing-masing.

setelah kakak-kakak senior memperkenalkan diri, dan sekarang giliran aku dan teman-teman yang memperkenalkan diri satu persatu.

Oh iya cara memperkenalkan diri pun harus pakai gaya, huft dikerjain sama kakak senior deh ceritanya nih.

Dan salah satu teman memperkenalkan diri . .

"hai, teman-teman namaku Ayu, sesuai namanya aku ayu dan manis" * dengan gaya chibi.

"hahahaha . . ." tawa sekelas pun pecah karena tingkah dan gaya lebay nya.

"salam kenal sobat . . Nama gue Harry, jangan lupa dukung hari dengan ketik sms HARRYKEREN kirim ke 0000 blong.

"hahaha . . ." riyuh tawa anak-anak sekelas karena tingkah kocaknya,

lalu ada teman yang merespon

"Harry nama panjangmu apa? Hari senin, hari minggu hahaha . . ."


* *


beberapa lama kemudian, huft sepertinya aku kebelet pipis, dan aku pun ijin sama kak senior.

"kak, aku ijin kebelakang dulu yah?"

"iya, silahkan!" jawab kak Rina.

"kak Rina, katanya putra sudah tegang berat liat kak Rina, makanya ke toilet tuh kak haha . ." sela Dody.

"haha mau coli yah?" Si Sony ikut-ikutan.

"coli apaan tuh?" kak Rina kepo abis.

"Putra boleh aku bantuin gak? haha . ." canda Dion

"Ha ha ha ha" riuh tawa sekelas pecah lagi,

"jangan berisik! bisa disiplin gak sih kalian." bentak kak Anis pada kami.

"Haha rasain loh pada" dalam hati aku girang.

Yah, kak Anis adalah kakak senior cewek yang paling galak di kelasku. becandanya pada gila sih.

Lalu aku pun keluar.

"yah toiletnya sebelah mana ya? nah itu dia"

saat menuju toilet, aku terkejut oleh dua sosok yang membuat bulu kuduk aku merinding. Hehe bukan setan loh, melainkan dua anak manusia yang tengah pacara. dan yang bikin kagetnya lagi ternyata mereka itu, dua orang yang hampir menabrakku tadi pagi.

Mereka menatapku, aku shock. Melongo gitu.

"woi bocah ngapain lu, ngintip kami ya?" kata si cowoknya.

"a anu ka kagak kok kak!" jawabku gugup.

lalu aku membalikan badan dan cabut dari tempat itu, huft padahal sudah kebelet pipis malah gak jadi, jadi, aku tahan sampe bel pulang tiba. Dan buru-buru ke toilet lagi, dan semoga gak ada yang lagi pacaran lagi.
Tapi pas ke toilet, Jiah kok malah ngantri, berasa kayak pembagian sembako saja.

saking gak tahannya, pas mau pulang. eh pas banget jalanan sepi, pipis di balik pohon gak apa apa kali ya?

Yah, dengan clingak clinguk, tengok kanaan kiri aku membuka resletingku dan, seerr . . . lega rasanya.

Din . . Din

tiba-tiba ku dengar suara klakson.

Anjiir kaget gila, dan pas lihat ke belakang ternyata itu cowok yang . . .

Aku Kau Dan Dia



Kategori komedi Romantis

A K D D
Aku Kau Dan Dia 01

O S P E K


Masa Sekolah adalah. Masa paling menyenangkan. Apa lagi saat MOS "Masa Orientasi Sekolah" Dan dari situlah awal kisahku.


Senin pagi aku terbangun dengan sangat-sangat terkejut, yah, adikku si dewi membangunkanku dan menarik selimutku, sontak aku kaget, panik dan aku tarik selimutku lagi.

Bukan karena suara cerewetnya yang membuatku panik, melainkan karena kebiasaanku yang kalau tidur kadang gak pakai baju.

Dan malam itu mungkin aku lupa mengunci pintu, hingga adikku bisa masuk ke kamarku.

"woi bangun, kok masuk selimut lagi?" si Dewi adikku membangunkanku.

"haaa . . ka kau li lihat?" aku panik.

"yah lihat, matahari sudah terik gitu!" Dewi menunjuk jendela yang sudah terang benderang.

"Kok dia gak kaget dan biasa saja yah, apa sudah tahu dari dulu?" pikirku dalam hati.

lalu aku membuka sedikit, mengintip kedalam selimut. Melihat ke tubuhku. Dan ternyata aku masih pakai celana. Oh iya lupa kalau tadi malam karena dingin, jadi aku hanya pakai celana boxer saja.
Huft untung saja, gak sampai ketahuan adikku.

"malah bengong lagi. bu.. Kakak gak mau bangun nih" celoteh Dewi mengadu ke Ibu.

"ih apaan sih lu!? iya iya gue bangun, cerewet!" gerutu kesal aku padanya.

"malah ngejek, lupa ya, ini hari pertama kakak sekolah kan?" Dewi mengingatkanku.

"waah . . iya! jam berapa sekarang? Minggir lu!" kataku.

"hi hi rasain lu, males bangun sih" Dewi ketawa senang.

"huft gawat bisa telat nih" aku beranjak bangun dari tempat tidurku.

Aku pun langsung menuju ke kamar mandi, dan setelahnya cepat-cepat pakai seragam sekolah. Masih pakai merah putih.

"Putra makan dulu!" dari arah dapur terdengar suara Ibu menyuruhku makan.

"nanti saja Bu, pas pulang saja" jelasku.

Yah, ayah udah berangkat kerja dari tadi pagi, jadi gak bisa nebeng deh.

Aku pun lari terburu-buru, dan . .

C i i e t . . . . tiba-tiba Satria F U ngerem mendadak di depanku pas di tikungan jalan, kulihat cowok keren dan cewek cantik yang diboncengnya. Mungkin pacarnya, Dan mereka pun menegurku.

"woi kalau jalan liat kanan kiri dong!" kata si cowoknya.

"i iya maaf kak!" jawabku.

Wah . . gila, keren banget tuh orang, pacarnya juga cantik, bikin iri saja. Anak sekolah mana ya mereka, huft coba ayahku membelikan aku Motor yah? punya sih. Tapi biasa di pakai kerja ayah.

Oh iya. Sampai lupa memperkenalkan diri. Hehe
Nama aku Putra 13 tahun, anak ke 1 dari 2 bersaudara, Dewi nama adikku,
tinggi ku 165cm dan berat 50kg. Penampilan bisa dibilang aku cukup menariklah, imut, putih gitu, itu kata orang-orang loh hehe . .

Dan hari ini adalah hari pertama aku masuk sekolah menengah pertama SMP. Yah, dengan terburu-buru karena bangun kesiangan.

Akhirnya angkot lewat juga, dan sampailah aku di sekolah. Dag dig dug euy. Tahu lah pertama gitu. Siswa siswi pun berbaris di aula sekolah untuk mengetahui pengumuman pembagian kelas, dan aku dapat di kelas 1 B. Kakak-kakak senior pun membimbing kami menuju kelas masing-masing.

setelah kakak-kakak senior memperkenalkan diri, dan sekarang giliran aku dan teman-teman yang memperkenalkan diri satu persatu.

Oh iya cara memperkenalkan diri pun harus pakai gaya, huft dikerjain sama kakak senior deh ceritanya nih.

Dan salah satu teman memperkenalkan diri . .

"hai, teman-teman namaku Ayu, sesuai namanya aku ayu dan manis" * dengan gaya chibi.

"hahahaha . . ." tawa sekelas pun pecah karena tingkah dan gaya lebay nya.

"salam kenal sobat . . Nama gue Harry, jangan lupa dukung hari dengan ketik sms HARRYKEREN kirim ke 0000 blong.

"hahaha . . ." riyuh tawa anak-anak sekelas karena tingkah kocaknya,

lalu ada teman yang merespon

"Harry nama panjangmu apa? Hari senin, hari minggu hahaha . . ."


* *


beberapa lama kemudian, huft sepertinya aku kebelet pipis, dan aku pun ijin sama kak senior.

"kak, aku ijin kebelakang dulu yah?"

"iya, silahkan!" jawab kak Rina.

"kak Rina, katanya putra sudah tegang berat liat kak Rina, makanya ke toilet tuh kak haha . ." sela Dody.

"haha mau coli yah?" Si Sony ikut-ikutan.

"coli apaan tuh?" kak Rina kepo abis.

"Putra boleh aku bantuin gak? haha . ." canda Dion

"Ha ha ha ha" riuh tawa sekelas pecah lagi,

"jangan berisik! bisa disiplin gak sih kalian." bentak kak Anis pada kami.

"Haha rasain loh pada" dalam hati aku girang.

Yah, kak Anis adalah kakak senior cewek yang paling galak di kelasku. becandanya pada gila sih.

Lalu aku pun keluar.

"yah toiletnya sebelah mana ya? nah itu dia"

saat menuju toilet, aku terkejut oleh dua sosok yang membuat bulu kuduk aku merinding. Hehe bukan setan loh, melainkan dua anak manusia yang tengah pacara. dan yang bikin kagetnya lagi ternyata mereka itu, dua orang yang hampir menabrakku tadi pagi.

Mereka menatapku, aku shock. Melongo gitu.

"woi bocah ngapain lu, ngintip kami ya?" kata si cowoknya.

"a anu ka kagak kok kak!" jawabku gugup.

lalu aku membalikan badan dan cabut dari tempat itu, huft padahal sudah kebelet pipis malah gak jadi, jadi, aku tahan sampe bel pulang tiba. Dan buru-buru ke toilet lagi, dan semoga gak ada yang lagi pacaran lagi.
Tapi pas ke toilet, Jiah kok malah ngantri, berasa kayak pembagian sembako saja.

saking gak tahannya, pas mau pulang. eh pas banget jalanan sepi, pipis di balik pohon gak apa apa kali ya?

Yah, dengan clingak clinguk, tengok kanaan kiri aku membuka resletingku dan, seerr . . . lega rasanya.

Din . . Din

tiba-tiba ku dengar suara klakson.

Anjiir kaget gila, dan pas lihat ke belakang ternyata itu cowok yang . . .

Kamis, 31 Juli 2014

Malam Pertama

roman.jpg


Aku Kau Dan Dia 20
MALAM PERTAMA

<< Cerita Sebelumnya

Pukul. 20:45 wib. kami tiba dirumah sepulang dari mall tadi. Dewi langsung ke kamarnya karena memang sudah ngantuk berat, yah sepanjang perjalanan pulang dia tertidur, dia bonceng ditengah dan aku dibelakangnya.
Karena udah malem jadi Dion aku suruh nginep aja dirumahku, dan beruntung dia mau, ibuku juga mengijinkannya. Yes malam pertama tidur bareng Dion nih hehe . . .

"aaagh . . . Caaapek" hela Putra sambil merebahkan tubuhnya dikasur kamarnya, dengan melebarkan tangannya hingga terlihat perut bidangnya dari balik kaosnya yang tersibak keatas

"hmmm" sementara Dion terlihat diam salah tingkah sambil melihat lihat sekeliling kamar Putra

"huft, tadi sakit banget tau" keluh Putra

"aku juga sakit tadi" jawab Dion

"habis, waktu di Mall tadi kamu keasikan ngobrol sama temen lama kamu sih, sakitnya tuh disini" gerutu Putra sambil mengelus dada

"kau juga bukannya asik jalan sama Indah kan? sakitnya tuh disini" balas Dion sambil menunjuk ke bokong seksinya

"haha somplak loh, emang kita habis gituan apa sakitnya disitu tuh" Putra tertawa sambil menendang bokongnya Dion

"haha kok lu tau sih kalau digituin sakit, Kau pernah ya?" tanya Dion sambil ketawa, lalu dengan muka serius tepat di hadapan muka Putra yang berjarak 8cm.

"pernah? Gak lah, aku belum pernah gituan sama sekali lagian itu dosa loh. Hehe" jelas Putra gugup cengengesan

"hmm . . . " ucap Dion, sambil memegang dagu dan dengan matanya yang melirik tajam

"iya lah . . . oh, iya. Bukannya kamu yang udah pernah digituin sama si Joko sepupumu itu" jawab Putra


J L E E E B ! ! *kalimat yang Putra ucapkan seolah seperti sebilah pisau tajam yang melesat dan menusuk dada Dion bagai di film kartun

" . . . . . " Dion terlihat diam, murung menundukan kepalanya. Sedih

"ups, maaf Dion. Aku gak bermaksud mengungkit tentang masa lalumu" sambil mengusap bahu Dion,Putra jadi merasa bersalah karena telah mengingatkan tentang kekerasan seksual yang dialami Dion di masa kecilnya dulu

Sesaat suasana kamar menjadi hening

"yah . . . Aku udah gak utuh lagi . . . Aku bekas orang lain Aku memang tak pantas untukmu Putra" gumam Dion memecah kebisuan dengan matanya yang berkaca kaca

"Dion kau ngomong apa? Aku suka kau, aku cinta kau, aku sayang kau, aku gak peduli kau pernah dengan sepupumu atau siapa pun itu" Putra sedih, gak ingin kehilangan Dion

"bpph bph bhaha ha kena kau aku kerjain haha" Dion ketawa lepas karena berhasil ngerjain Putra

"huft gak lucu" Putra marah sambil menggembungkan pipinya

"cieeh ngambek nih, tik itik itik" canda Dion menggelitiki sambil menindih menduduki putra tepat di atas kemaluanya

"haha geli . . Ampun yon haha" Putra meronta ronta ketawa kegelian

Mereka bercanda bergelut tertawa bersama di ranjang asmara saling menggelitiki satu sama lainnya, hingga Dion ambruk ditubuh Putra, menindih Putra dan saling bertatap muka.

"haha hah . . . Hah . . Hah" terdengar nafas yang memburu seperti habis lari diantra keduanya karena aktifitas bercanda tadi.

"aku sayang kamu Putra" bisik Dion dengan membenamkan wajahnya ke leher Purtra. Serta membisikkan desahan kata romantis ketelinganya

"aach . . ." dengan mata terpejam Putra mendesah menggeliat. Menikmati sensasi hangat hembusan nafas Dion yang dibisikkan dengan penuh cinta dan disusul dengan sentuhan lembut bibir hangat Dion di daun telinganya.

Putra memeluk erat tubuh Dion, dan mengusap-usap lembut tangannya ke punggungnya.
Sementara lidah Dion tengah menari-nari di telinga Putra "hmm . . Ah . . Ah" Putra semakin menggeliat saat lidah lembut dan hangat Dion perlahan turun ke lehernya "ah ah ah" lama Dion bermain di area itu.
Disibaknya kaos Putra hingga terlihat kedua putingnya, Dion tersenyum nakal melihat ekpresi wajah Putra yang menggeliat. Tak menunggu lama dia langsung melahap puting Putra. Dijilatnya,dihisapnya, digigitnya "ah ah" desah Putra.

Sementara lidah Dion menari-nari diputing kiri, tangannya memilin-milin puting kanannya juga mengelus-elus perut putih mulus Putra.

"Dion aaagh" Putra makin mendesah karena jilatan liar Dion semakin kebawah, yang kini mendarat di perutnya, bagai orang yang kelaparan dan menemukan makanan, Dengan lahapnya Dion menikmati tubuh mulus Putra. sampai sprei kasur berantakan karena kelojotan kaki Putra.
Dengan mata terpejam menengadah, menikmati kenikmatan yang menjalari tubuhnya, sambil tangannya menjambak-jambak rambut Dion.

Setelah puas menikmati telinga, leher, puting, dada, perut serta udel Putra, kini ia merangkak ke atas mencaplok bibir Putra. "hmm nyaam haemm" digigitnya bibir bawahnya tak lupa lidahnya dihisapnya.

Putra bangun. Dibukanya kaos Dion olehnya.Dibalikan dan ditindihnya tubuh Dion, Putra juga membuka kaosnya

Hmmm gak nyangka kalau orang yang selalu aku perhatikan, inginkan, sekarang ada didekatku, dipelukanku, dan menjadi milikku.
Dan kini aku melakukan seperti yang Dion lakukan padaku tadi, kunikmati tubuh putihnya.

Yah Dion adalah keturunan cina, dan kristiani jadi kulit tubuhnya mulus putih banget, lucu deh, aku suka. Penulisnya juga pasti jadi keinget sama temen fb nya yang juga keturunan chines itu tuh hihi.

"hust kenapa jadi ceritain tentang gue luh" penulisnya protes.

"haha sorry kak keceplosan" kata putra sambil melet.

"ya udah lanjutin lagi gih gituannya" suruh penulis pada Putra.

"huft iya, putra lagi asik-asik juga, kakak pake masuk kecerita. Ganggu aja deh" gerutu putra.

"pan elu yang mancing gue dodol" balas penulis

"bukannya yang ngarang kita itu kakak, gimana sih?" jawab Putra dengan PDnya

"hehe . . iya yah, sorry deh udah gangguin elu indehoyan, sok dilanjut lagi" suruh penulis malu garuk-garuk kepala

"okeh, jangan ngintip yah?" pinta Putra

"ea gue ngetik sambil tutup mata dah" jawab penulis tutup mata sambil ngintip dikit

"Woooi . . malah ngobrol lagi, gue dianggurin nih, lagi nanggung juga" protes Dion kesel

"haha iya maaf bebp, im coming . . .dah kak, awas jangan pengen yah" Putra nyamperin Dion

"huft dasar reseh nih bocah, gue bikin BERSAMBUNG aja deh, rasain lu pada xixixi . . ." penulisnya iri *ketawa jahat

"Yah kok bersambung sih, lagi nanggung juga, somplak nih kakak" Dion dan Putra protes


Hehe bersambung dulu yah pemirsa, ditunggu saran dan kritiknya, kalau banyak yang koment nanti aku lanjut lagi, kalau gak ada, ya gak. Percuma juga kan kalau udah capek2 bikin gak ada yang baca? hehe . . .

Selasa, 24 Juni 2014

Jalan Jalan Sore

grage.jpg


Aku Kau Dan Dia 19
JJS JALAN JALAN SORE


<< Cerita Sebelumnya

"W a a a a . . ." jerit si Dewi adiknya Putra, saat Putra masuk ke rumah sepulang dari sekolah, siang itu.

"h y a a a" Putra yang gak tau kenapa dan ada apa juga ikut terkejut panik dengan tingkah lucu langsung naik ke atas kursi tamu, karena dia pikir ada kecoa.

Yah Putra adalah anak cowok yang sangat takut akan serangga itu, hmmm . . Bukan takut, mungkin jijik dan geli aja pikirnya. Dan baunya itu "hiiih" gak banget kan.

"kakak kau ini" celoteh si Dewi padanya.

"a ada apa, kecoa ya? Jawab Putra sambil liat sekeliling lantai.

"kecoa pala lu, liat sepatumu. Mengotori lantai yang baru saja aku pel tau" sambil menujuk ke lantai yang kotor karena sepatu Putra kakaknya, Dewi kesal.

"heh? Sorry hehe" sambil garuk-garuk kepala cengengesan Putra meminta maaf pada dewi.

"sorry sorry . . .gak ada sorry sorryan. Pokoknya harus pel dan bersihin sendiri" perintah dewi pada Putra.

"ogah, itu kan emang kerjaan anak cewek yeh" goda Putra.

"apuah, ok akan aku pel juga wajah jelekmu sekalian kakak sialan" geram si Dewi sambil memutar-mutar tongkat pel yang di pegangnya layaknya seperti pendekar pendekar yang di film film kolosal

"ciaaat epelan sakti baling baling turbo. Enyah lah kau kakak jelek" Dewi bergaya ala sailormoon.

"jiaah ampun . ." Putra di kejar Dewi

"Permisi . ." ucap Dion

tiba-tiba Dion yang sedari tadi menunggu di luar, masuk dan tepat bertatapan wajah dengan Dewi yang sedang memegang epelan di pundaknya.
Dewi terpaku diam, malu kaku membisu. Ia terpesona akan ketampanan Dion di hadapan matanya.

"ah. Dion maaf aku lupa. Udah lama menunggu di luar ya? Ayo mari masuk dan duduk yon" Putra mempersilahkan Dion kekasihnya duduk.

"iya, anggap aja rumah sendiri hehe" gurau Dion.

"haha itu dialog aku harusnya dodol" sela Putra

"hahaha" tawa Dion

"silahkan diminum kak" Dengan anggun tiba-tiba Dewi menyuguhkan segelas sirup segar ke Dion.

"heh, kok cepet banget kapan bikinnya?" ucap Putra dalam hati *heran.

Yah aneh memang, Dewi yang super bawel dan cerewet itu tiba-tiba berubah 180 derajat, ia jadi anggun, lembut dan ramah, lemah gemulai bak puteri keraton.
Lalu Dewi menarik Putra kakaknya itu ke dapur.

"kak, siapa dia?" tanya Dewi.

"Dia Dion temen sekelasku, kenapa?

"ganteng yah dia hehe" sepertinya Dewi suka Dion.

"gantengan Aliando idolamu apa Dion?" goda Putra. Sambil melirik sinis

"dua duanya haha" jawab Dewi genit.

"hu, dasar luh. Dia udah punya pacar tau" ucap Putra.

"yang bener, siapa nama pacarnya, cantik tidak?

"tau, tanya aja sendiri" Putra gugup salah tingkah, karena pacar Dion, ya Putra kakaknya itu

Putra ganti baju di kamarnya, sementara Dewi menemani Dion di ruang tamu. Dia mulai centil tanya ini itu ke Dion.
Dan sepertinya mereka nyambung, karena baru aja kenal sudah terlihat akrab dan tengah asik mengobrol

"kak Dion cakep deh, pasti banyak anak cewek di sekolah yang suka sama kakak yah? Tanya Dewi

"hahaha . . . Gak juga, justru kakakmu si Putra yang menjadi idola anak-anak cewek di sekolah loh" jawab Dion

"hah? Hello OMG . . . Gak salah tuh kak" kata Dewi ala sinetron GGS Ganteng Ganteng Srigala yang sedang di gandrungi anak-anak cewek saat ini

"he em" Dion menjawab dengan senyum manisnya. Yang saat itu juga membuat Dewi terpana bengong

"oh iya, kata kak Putra, katanya kak Dion udah punya pacar ya, siapa kak namanya" Dewi benar-benar menanyakan apa yang dikatakan Kakaknya pada Dion

"waduh, kakakmu cerita ya" Dion salah tingkah

"iya, siapa kak?" dengan antusias dan dengan muka serius Dewi menanyakan itu pada Dion

"hmmm . . . Na na namanya . . ."

"ihk . . . Siapa kak"

"namanya Pu . . . Put . . Putri, yah nama pacarku Putri hehe . . ."

"ekhem . . ." Sepertinya Putra sudah selesai ganti baju. Dan berdiri sedari tadi mendengar perbincangan mereka.

"apaan sih kak, ganggu aja deh" cetus dewi

"Dion yuk, katanya mau ke GRAGE CITY MALL" ajak Putra

"ayok, ntar ke rumahku dulu. Ganti baju juga" jawab Dion

"mau jalan-jalan ke Mall yah, Dewi ikut dong kak" pinta Dewi pada kakaknya

"yang mau jalan-jalan siapa? Orang kami mau cari buku ke Gramed" jelas Putra Ke Dewi

"gak pokoknya Dewi ikut" Dewi merengek manja minta ikut

"udah gak apa-apa Dewi kita ajak aja" kata Dion dengan senyumnya yang menenangkan jiwa

"horeee makasih kak Dion" Dewi senang kegirangan, sambil memeluk Dion

"huft, kencan pertama digangguin mak lampir dah" gumam Putra sebal dalam hati


*


"Dewi ngapain aja luh, ganti baju aja lama bener dah" teriak Putra kesal karena menunggu lama Dewi dandan

"iya ini udah, bawel bener dah jadi cowok" Dewi keluar dengan dandanan menornya

"elu yang bawel mak lampir" balas Putra Melet

"ih, elu jelek" balas Dewi dengan menarik kelopak mata bawahnya kebawah.

"haha kalian berdua setiap hari rame gini ya, bikin iri aja deh. Karena aku gak punya adik yang bisa di ajak bertengkar" gurau Dion ke mereka

Setelah beberapa lama akhirnya mereka jalan, Dewi bonceng di depan, Dan Putra di belakang

"yeh, yuhuuu . . . Kita berangkat . . ." Dewi riang senang karena bisa jalan-jalan bareng Dion.

Sementa di perjalanan Putra cemberut kesal merasa terganggu karena ada Dewi adiknya. Rencana jalan berduanya gatot alias gagal total

Di Mall

Di Restoran cepat saji, Dewi dan Dion terlihat sangat riang. Bahkan Dewi menyuapinya kentang goreng dan soft drink. Yah karena Dion seolah punya adik cewek yang selalu di idamkannya selama ni. Itu sebabnya dia sangat senang bisa bercanda dan tertawa bareng Dewi.
Yah Dion adalah anak tunggal berdarah campuran Cina Jawa, kedua orang tuanya selalu sibuk dengan tokonya. Dirumah dia di temani si Joko sepupunya yang dari desa. Tapi sejak kejadian dia bersama sepupunya itu, ia jadi benci pada Joko, karena Joko telah mencabulinya maka sejak itu lah, gak ada tegur sapa diantara keduanya. Padahal sebelum itu mereka sangat dekat, layaknya seperti adik kakak, tertawa dan bersendau gurau bersama

Setelah makan-makan. Dewi terus saja menggandeng Dion. Menariknya kesana kemari mulai dari main game di Timezone, ke toko boneka, dan terakhir minta dibelikan ice cream

"nyam srlup . . Srlup . . Enak yah kak" kata Dewi pada Dion

"iya nyam . ." jawab dion dengan semum merem menikmati ice creamnya.

Sementara Putra yang mengekor dibelakangnya, terlihat kesal geleng-geleng kepala sambil menjilat ice cream yang di pegangnya.

Bip bip bip *suara panggilan telepon masuk dari Revan

"ya hallo . . Ada apa kak" jawab Putra

"gak apa-apa, cuma mau denger suara kamu aja" timpal Revan

"huft kirain ada apaan" Putra agak kecewa

"hehe . . Lagi apa" tanya Revan

"lagi mau ke gramed cari buku sama Dion kak"

"oh, lagi jalan di Mall ya. Ya udah"

Tut tut tut *Revan menutup teleponnya

"iya, hallo . . Kak . .? Yah ditutup"

Dion yang di depannya jadi menengok ke belakang karena terdengar Putra tengah bercakap-cakap

"Putra . . ." sapa indah yang kebetulan tengah di Mall juga

"ah, Indah . ." jawab Putra senang


Selasa, 27 Mei 2014

Trio Somplak

pp4.jpg


Aku Kau Dan Dia 18+

TRIO SOMPLAK


<< Cerita Sebelumnya

Di depan toilet, aku melumat lembut bibir manis Putra kekasihku.
Kupegang wajah imutnya, kumainkan lidahku di mulutnya. Lembut dan hangat banget rasanya. Ku susupkan tangan kananku ke dalam kemeja seragam putihnya, ku usap lembut jemariku di dadanya.

Dia yang tadinya terperangah menatapku, kini telah menggeliat merem melek merasakan sensasi sentuhan lembutku.

Tapi di saat-saat kumenikmati momen indah itu, ketika bibirku mulai turun menyusuri lehernya, Putra mendorongku tiba-tiba, hingga aku jatuh terduduk

Aku heran dan gak ngerti akan dirinya, apa aku memang gak sopan dan bertindak kurang ajar kepadanya. "aah bego kenapa aku terlalu buru-buru untuk melakukan hal memalukan tadi, jelas saja Putra gak terima karena merasa aku telah merendahkannya"

"Putra ke kenapa? Maaf kan aku" aku tertunduk malu meminta maaf atas kelancanganku padanya.
Tapi dia gak menjawabnya.

Lalu kulihat Putra beranjak melangkah, dia melihat kanan kiri ruang koridor toilet. Oh mungkin tadi dia takut kalau ada yg sempat melihat kita


wc.jpg


"ah, Dion maafkan aku" Putra mengulurkan tangannya dan meminta maaf kepadaku. Aku menengadah menatapnya heran tanpa kata

" . . . . . . "

"woi, kok bengong. Ayo bangun?!" Putra menarik tanganku membangunkanku.

"kau gak apa-apa yon, gimana sakit gak" terlihat Putra panik meraba tubuhku. Khawatir aku kenapa-kenapa karena didorongnya hingga aku jatuh terduduk tadi

"huft. Elu mah bikin gue heran aja deh, kupikir tadi lu marah kepadaku" Dion menggembungkan pipinya ngambek ke Putra

"hehe maaf deh, abis aku trauma, pas kau cium aku tadi" sambil garuk-garuk kepala Putra menjawab

"trauma . . Kau kau pernah di lecehkan juga sama seseorang?" Dion kaget dan penasan

"i iya . . " Putra menunduk malu dan sedih menjawab pertanyaan Dion

"dimana dan gimana kejadiannya" Dion makin penasaran

"di . . . Di toilet ini"

G L E E G A R . . . Bagai tersambar petir di siang bolong yang cerah. Hatiku terbakar mengetahui kekasihku Putra yang tampan dan cute telah di lecehkan, dinodai orang lain. Sakit . . Sakit rasanya hati ini. Aku gak terima, aku sangat-sangat marah karena aku kecolongan dan gak bisa menjaganya. Kalau aku tau siapa yang melakukannya akan kubunuh itu orang yang berani menyentuh Putraku

"siapa yang melakukannya, dan kapan itu terjadi Putra? biar nanti aku habisi dia" Dion sangat emosi dan mengguncang guncang meremas bahu putra dengan kerasnya

Putra terlihat hanya diam saja gak menjawab pertanyaan Dion yang bertubi-tubi itu

"aku tau, apa si Reno yang yang melakukan itu padamu Putra?"

Sialan itu anak, yah aku yakin itu, karena dia memang terlihat menyukai Putra. Di balik tampang jaim kerennya, gak nyangka kalau dia iblis. Liat saja akan aku habisi itu anak, aku gak peduli dia anak kepala sekolah atau anak pemilik sekolah ini juga. Aku gak takut.

Dion beranjak akan pergi untuk menyamperin Reno. Tapi Putra menarik tangannya mencegahnya.

"jangan, bukan Reno yon"

"bukan, lalu siapa?" Bentak Dion

"kak Revan"

"a apa Revan ?"

"i iya, kak Revan yang mencabuliku"

"jadi kalian itu sebenarnya ada hubungan spesial dan bukan hanya adik kakak aja" Dion terlihat sangat marah banget

" . . . . . . . " Putra hanya diam tidak berani menatap Dion

"apa kau diancam sama Revan, atau kalian memang sengaja mempermainkanku, ha?"

Putra terlihat Senyum-senyum

"lihat saja akan aku habisi kau Revan sialan" emosi Dion makin memuncak

"brppp brp bha ha ha ha ha" Putra tertawa gak jelas sabil menepuk-nepuk tembok melihat expresi serius Dion

"heh, kenapa ketawa lu?" Dion bengong heran

"ha ha ha ha habisnya kamu lucu sumpah, kejadian itu kan cuma mimpiku, Dion sayang"
Aku Kau Dan Dia 02 MISTERI DI SIANG BOLONG

"ja jadi cuma mimpi, kenapa gak bilang dari tadi"

"haha habis kamu nyrocos aja sih jadi bagaimana mau jelasinnya, waktu kau cium aku. Gak tau kenapa aku jadi teringat mimpi itu"

"grrrrr Putra elu lu itu, gue habisin lu"

"w a a a a . . Ampun hahaha" Dion menggelitiki Putra tanpa ampun



*


"ayo buka!"

"di disini?"

"iya cepat"

"gak di rumah aja? masa disini. nanti ketahuan gimana"

"udah jangan bawel, gak ada yang akan kesini"

"huft iya deh, tapi Kemarin kan udah, masih sakit nih"

"udah cuma bentar doang kok, ntar gue beliin hp yang kau mau dah"

"bener ya Ren, smartphone android versi terbaru ya"

"eah, apa gue pernah bohong sama elu pada apa, hp yang kalian pegang itu dari siapa coba"

"dari si bos, hmm ya udah ayo bentar doang kan"

"iya, bawel lu"

"oh, ok bos"

"byan, gimana keadaan di luar, aman kan"

"sip aman terkendali bos"

Sementara Reno menggauli Dani si Byan berjaga jaga di pintu gudang sekolah. Agar kalau-kalau ada yang mau masuk.

Yah Dani dan Byan kerap kali menjadi bahan pelampiasan napsu bejat Reno. Baik di rumah Reno atau pun di sekolah dan dimana saja. Padahal Dani dan Byan tidak belok seperti Reno. Mereka hanya tergiur uang dan barang-barang mewah yang Reno kasih pada mereka, mulai dari pakaian, tiket bioskop, gadget terbaru. Bahkan dikantin slalu di traktir Reno.

Uang hasil dari menyerahkan tubuhnya pada si Reno mereka gunakan untuk jalan dan foya-foya bersama ceweknya.

G l u t r a a a k *suara sesuatu jatuh

"ah , suara apaan itu Byan, seperti nya dari luar "Reno gugup dan menghentikan aksinyanya.

"mungkin suara barang yang dari gudang ini jatuh Ren" jawab Byan

Di luar dari arah belakang gudang terlihat orang yang sedang melangkahkan kaki jalan mengendap endap di bawah jendela gudang yang gak berkaca dan memang agak tinggi . .


Jumat, 16 Mei 2014

My First Kiss

sekolah1.jpg


Aku Kau Dan Dia 17

MY FIRST KISS


<< Cerita Sebelumnya

Dear diary
Saat pertama aku jumpa dengannya, tak sengaja aku menabraknya karena aku jalan terburu - buru. Deg . . Jantungku seolah berhenti sesaat.

Ya ampun, manis imut bener tu cowok.
Hari berikutnya kami gak sengaja ketemu lagi dikantin bersama Dion temannya,dan kami pun jadi berkenalan.

Dan sampai sekarang kami jadi akrab dan sampai saat ini juga ku memendam rasa sukaku padanya

Padahal aku sudah menunjukan sinyal kepadanya tapi dia cuek gitu, sepertinya dia gak menyukaiku


" Indah . . " seru Dea teman sekelasnya padanya

" ah , Dea " jawab indah gugup, sambil menutup bukunya

" wah lagi nulis apa ndah, cerpen? "

" bu bukan kok hehe "

" coba liat dong "

" gyaaa ja jangan "

Sementara itu di luar kelas, Putra datang bersama Revan, dia turun dari motor Revan.
Keduanya berpisah menuju kelas masing - masing

Di koridor kelas putra berjalan. Terlihat dia lemas lesuh tak bersemangat.

" hai. Sombong nih " sapa Dion yang tengah duduk di kursi depan kelas.

" Di Dion, u udah sembuh? " Putra terkejut

" iya, hm sejak kau jenguk, aku langsung sembuh loh, dan berkat ucapanmu padaku yang kemarin Juga "

" emang aku bilang apa? "

" apa? Masa lupa "

" hehe bercanda "

" ja jadi yang kemarin itu cuma becanda? "

" bukan maksudnya aku becanda pura-pura lupa "

" huft jahat "

" hehe "

" hmm . . " Dion mengamati Putra dari atas sampai Bawah dan ke atas lagi

" wew? Kenapa kok ngeliatinnya gitu amat "

" matamu kok merah sembab " tanya Dion

" a anu, ini . . " jawab Putra

" tadi pagi aku ke rumahmu, tapi kata ibumu kau gak pulang "

" iya tadi malem aku nginep di rumah kak Revan "

" ngapain aja kamu di rumahnya kok lemes gitu "

" be begini ceritanya, tapi kamu gak marah kan,? "

" hmmm, cerita aja "


" Saat sepulang dari rumahmu Dion,Kak Revan mengajakku jalan-jalan dan makan-makan.
padahal aku sangat memikirkan kamu loh, saat Kamu gak masuk juga aku khawatir kau kenapa Kenapa. Tapi aku gak enak sama kak Revan.

Dia begitu baik dan sayang kepadaku.
Kak Revan menganggapku seperti adiknya sendiri karena aku mirip persis seperti almarhum adiknya.
Begitu juga mamanya menganggapku anaknya

Hari itu kami pulang hingga larut malam, di rumah Kak Revan terlihat sepi

Kata kak Revan mamanya lagi kerumah neneknya Selama sehari, karena kakeknya sedang sakit, tapi Kak Revan gak mau ikut

" hah, . . " Revan langsung tiduran di kasurnya

" kak . . "

" ya. Apa dek "

" katanya mau anter pulang "

" kenapa pulang? nginep aja ya ! "

" hmm ta tapi kak "

" udah, tar kau telpon bilang ke ibumu aja "

" i iya deh "

" nah gitu dong hehe, mandi yuk "

" iya, kakak mandi dulu aja, tar aku "

" lama, kita mandi bareng aja. Dulu aku sama Tio Juga suka mandi bareng kok "

" malu kak "

" haha malu kenapa, sama-sama cowok juga "

Tiba.-tiba Revan menggendong paksa aku.
Di kamar mandi dia melucuti pakaianku, dan kami telanjang bulat.

Aku menutupi junior ku, sementara dia melihatku senang cengengesan.

Aku lihat junior kak Revan, terlihat lebih besar dan Bulunya sedikit sedikit lebih banyak dariku

" hihi kenapa di tutup, ayo sini kakak mandiin "

Kak Revan menarik tanganku dan mengguyurku dengan air lalu menyabuni seluruh tubuhku dari
belakang

Sentuhan usapan tangan kak Revan begitu lembut. Menyusuri dada dan perutku.

Kurasa juniornya kak Revan tergesek di bokongku, Kenyal, hangat dan geli rasanya. Dadanya berasa licin di punggungku.

Huft, aku menahan agar junior aku tidak bangun.malu kan, karena kak Revan biasa saja. Ereksi Pun gak. Setelah itu aku dibilasnya dan di lapnya dengan handuknya.

Sungguh saat-saat yang mendebarkan. Setelah pakai baju lalu kami langsung tidur. Tidak berapa lama dia langsung terlelap tertidur pulas sambil memelukku.

Saat tertidur kak Revan terlihat begitu cakep.Sementa aku tidak bisa memejamkan mataku Karena Terlintas semua adegan kamar mandi dan Juga karena pelukannya. Serta kakinya menindih Juniorku yang membuatku kaku tak bergerak dan Jantung berdegup kencang berdebar-debar hingga pagi menjelang.


" Bha ha ha ha " Dion tertawa lepas

" lah kok ketawa sih, gak marah? "

" haha habis lucu sumpah. Pasti kamu tegang ya "

" huft . . gak lucu " Putra kesal menggembungkan Pipinya

" gak marah kok, kan Revan hanya menganggap Kau adiknya kan haha "

" ja jahat, puas yah "

" hehe iya iya maaf deh, waktu itu coba aku yan mandi dan tidur sama kamu, pasti ceritanya lain "

" ogah gak mau weks "

" yah kenapa gak mau, kemarin kan kamu bilang Suka aku juga "

" iya aku gak mau, gak mau nolak hehe "

" jiah lari , haha dasar, awas kalau ketangkap, gue cipok lu tar yah "

" haha sok aja kalau bisa yeh "

Dion dan Putra berkejaran. anak - anak lain heran melihat tingkah mereka

Sementara itu di balik tembok Reno anak kepala Sekolah yang sekaligus pemilik sekolah ini terlihat tengah kesal mengamati Dion dan Putra.

" si bos lagi apa " tanya Dani dan Byan teman dan Sekaligus anak buahnya.

" huuust diam bego, jangan berisik "

" emang ada apa bos " sela Byan

Di depan Toilet pria, Putra tertangkap oleh Dion

" nah . . kena lo "

" haha iya ampun yon "

" gak ada ampun bagimu sayang xi xi xi "

Dion menggenggam erat tangan Putra, dan Dion merapatkan mendesak tubuh Putra ketembok

Kini keduanya bertatapan. Kedua tangan Dion menekan tembok mengunci Putra diantara kedua bahunya.

Terlihat bibir merah tipis Dion dan bibir pink manis Putra semakin dekat, dekat dan . . .

Dion melumat bibir pink Putra, Putra terpaku diam matanya terperangah . . . memandang Dion yang tengah memejamkan mata menikmati bibirnya.

" le . . lepas,! " Putra mendorong dada Dion, hingga Dion jatuh terduduk

" Putra . . Ke kenapa? " Dion heran, menatap Putra

Jumat, 02 Mei 2014

Masa Orientasi Sekolah



Cerita ini hanya fiktif belaka. Terisnpirasi berdasarkan, kisah percintaan sesama jenis anak-anak remaja jaman sekarang yang lagi trend, populer di jejaring sosial.

A K D D
Aku Kau Dan Dia 01


O S P E K


Masa Sekolah adalah. Masa paling menyenangkan. Apa lagi saat MOS "Masa Orientasi Sekolah" Dan dari situlah awal kisahku


Senin pagi aku terbangun dengan sangat-sangat terkejut, yah, adikku si dewi membangunkanku dan menarik selimutku, sontak aku kaget panik dan aku tarik selimutku lagi.

Bukan karena suara cerewetnya yang membuatku panik, melainkan karena kebiasaanku yang kalau sebelum tidur pasti ngocok dulu, dan kadang sampai ketiduran telanjang sampai paginya.

Dan malam itu mungkin aku lupa mengunci pintu, hingga adikku bisa masuk ke kamarku.

"woi bangun, kok masuk selimut lagi?" si Dewi adikku membangunkanku

"haaa . . ka kamu li liat?" aku panik

"yah liat, matahari udah terik gitu" Dewi menunjuk jendela yang sudah terang benderang

"Kok dia gak kaget dan biasa saja ya, apa sudah tau dari dulu" fikirku dalam hati

lalu aku liat ke junior kecilku. Dan ternyata aku masih pakai celana. Oh iya lupa kalau tadi malam aku gak coli karena cape abis main futsal..
Huft untung saja, gak sampai ketahuan adikku

"malah bengong lagi. bu.. Kakak gak mau bangun nih" celoteh Dewi mengadu ke ibu

"ih apaan sih lu, iya iya aku bangun, cerewet" gerutu kesal aku padanya

"malah ngejek, lupa ya ini hari pertama kakak sekolah kan?" Dewi mengingatkanku

"waah . . iya, jam berapa sekarang? Minggir lu" kataku

"hi hi rasain lu, males bangun sih" ketawa senang

"huft gawat bisa telat nih" aku beranjang bangun dari tempat tidurku

Aku pun langsung menuju ke kamar mandi, dan setelahnya cepat-cepat pakai seragam. Masih pakai merah putih

"Putra makan dulu" dari arah dapur terdengar suara ibu menyuruhku makan

"nanti saja bu, pas pulang saja" jelasku

Untung ayah udah berangkat kerja dari tadi pagi, jadi tidak kena marah

Aku pun lari terburu-buru, dan . .

C i i e t . . . . tiba-tiba Satria F U ngerem mendadak di depanku pas di tikungan jalan, kulihat cowok keren dan cewek cantik yang diboncengnya. Mungkin pacarnya Dan mereka pun menegurku.

"woi kalau jalan liat kanan kiri dong" kata si cowoknya.

"i iya maaf kak" jawabku.

Wah . . gila, keren banget tuh orang, pacarnya juga cantik, bikin iri aja. Anak sekolah mana ya mereka, huft coba ayahku membelikan aku Motor yah, punya sih. Tapi biasa di pakai kerja ayah

Oh iya. Sampai lupa memperkenalkan diri. Hehe
Nama aku Putra 13 tahun, anak ke 1 dari 2 bersaudara, Dewi nama adikku,
tinggi ku 165cm dan berat 50kg. Penampilan bisa dibilang aku cukup menariklah, imut, putih gitu, itu kata orang-orang loh hehe

Dan hari ini adalah hari pertama ku masuk sekolah menengah pertama SMP. Yah dengan terburu-buru karena bangun kesiangan

Akhirnya angkot lewat juga, dan sampailah aku di sekolah. Dag dig dug euy. Tau lah pertama gitu. Siswa siswi pun berbaris di aula sekolah untuk mengetahui pengumuman pembagian kelas, dan aku dapat di kelas 1 B. Kakak-kakak senior pun membimbing kami menuju kelas masing-masing

setelah kakak-kakak senior memperkenalkan diri, dan sekarang giliran aku dan teman-teman yang memperkenalkan diri satu persatu.

Oh iya cara memperkenalkan diri pun harus pakai gaya, huft dikerjain sama kakak senior deh ceritanya nih

Dan salah satu teman memperkenalkan diri

"hai, teman-teman nama aku Ayu, sesuai namanya aku ayu dan manis"

"hahahaha" tawa sekelas pun pecah karena tingkah dan gaya lebay nya

"salam kenal sobat . . Nama gue Harry, jangan lupa dukung hari dengan ketik sms HARRYKEREN kirim ke 0000 blong

"hahaha" riyuh tawa anak-anak sekelas karena tingkah konyolnya,

lalu ada teman yang merespon

"Harry nama panjangmu apa? Hari senin, hari minggu hahaha"


* *


beberapa lama kemudian, huft sepertinya aku kebelet pipis, dan aku pun ijin sama kak senior

"kak, aku ijin kebelakang dulu yah"

"iya, silahkan" jawab kak Rina

"kak Rina, katanya putra sudah ngaceng berat liat kak Rina, makanya ke toilet tuh kak haha" sela Dody

"haha mau coli yah" Si Sony ikut-ikutan

"Coli apaan tuh" kak Rina kepo abis

"Putra boleh aku bantuin gak haha" canda Dion

"Ha ha ha ha" riuh tawa sekelas pecah lagi,

"jangan berisik! bisa disiplin gak sih kalian" bentak kak Anis pada kami

"Haha rasain loh pada" dalam hati aku girang

Yah kak Anis adalah kakak senior cewek yang paling galak di kelasku. becandanya pada gila sih

Lalu aku pun keluar.

"yah toiletnya sebelah mana ya, nah itu dia"

saat menuju toilet, aku terkejut oleh dua sosok yang membuat ku bulu kuduk ku merinding. Hehe bukan setan loh, melainkan dua anak manusia yang tengah melumat bibir ke bibir dan yang bikin kagetnya lagi ternyata mereka itu dua orang yang hampir menabrak ku tadi pagi.

Mereka menatap ku, aku shock. Melongo gitu.

"woi bocah ngapain lu, ngintip kami ya?" kata si cowoknya

"a anu ka kagak kok kak" aku gugup

lalu aku membalikan badan dan cabut dari tempat itu, huft padahal sudah kebelet pipis malah gak jadi, jadi, aku tahan sampe bel pulang tiba. Dan buru-buru ke toilet lagi, dan moga gak ada yang lagi pacaran lagi.
Tapi pas ke toilet, Jiah kok malah ngantri, berasa kayak pembagian sembako aja.

saking gak tahannya, eh pas banget jalanan sepi, pipis di balik pohon gak apa apa kali ya?

Yah, dengan clingak clinguk, tengok kanaan kiri aku membuka resletingku dan, seerr . . . lega rasanya

tiba-tiba ku dengar suara klakson

Din din kaget gila dan pas liat ke belakang ternyata itu cowok yang .....

Kamis, 01 Mei 2014

Jadian

mukul.jpg


Aku Kau Dan Dia 16

JADIAN


Theme Song Jadian
By The Junas Monkey

Aku suka dia

Tapi ku tak tahu untuk

Bilang kepadanya

Jika aku suka

Jatuh cinta kepadanya

Dia cinta yang pertama

Dia yang bisa membuat aku

Merasa deg-degan

Berdebar di dada

Diam saat mengingatnya

Bulan tolong katakan

Bintang bantu bisikkan

Kepada dirinya

Kalau aku mau

Jadi kekasihnya

Ooo

Aku yakin diriku

Nanti pasti membuatnya

Suka kepadaku

Cinta kepadaku

Dan kita akan jadian

Bulan tolong katakan

Bintang bantu bisikkan

Kepada dirinya

Kalau aku mau

Jadi kekasihnya

Ooo

Bulan tolong katakan

Bintang bantu bisikkan

Kepada dirinya

Kalau aku mau

Jadi kekasihnya

Ooo

Bulan tolong katakan

Bintang bantu bisikkan

Kepada dirinya

Kalau aku mau

Jadi kekasihnya

Ooo



<< Cerita Sebelumnya

Revan tengah di perpustakaan, dimana Putra dan Indah juga ada disitu. dan sepertinya Revan sedang sedang mengamati seseorang di antara mereka, tapi tiba-tiba ke pergok si Bella pacarnya. Dan sepertinya Bella curiga kalau Revan sedang suka sama seseorang. Selain dirinya, akhirnya Bella ngambek dan berlalu pergi


" huft iya, Aku gak boleh suka sama Indah, karena Putra Dan Indah sepertinya saling menyukai " sambil memejamkan mata dan memegang dagu Revan bergumam

" baik lah, aku akan menyatukan mereka berdua " dengan semangat Revan bertekat

" heh . . Kak Revan, lagi ngapain? " tiba-tiba Putra muncul

" gyaaaaaa . . . Eh elu dek, ngagetin aja dah " Revan kaget dengan tingkah lucu

" lah, siapa yang ngagetin kak. Oh iya lagi apa kak " heran

" a anu . . ya, lagi cari-cari dan baca-baca buku dong "

" oh . . Apa gak terbalik tuh kak baca bukunya "

" jiaaah . . I iya, ini lagi belajar baca buku terbalik hehe "

" haha kak Revan ada ada aja deh "

" hehe, ya suka suka yeh, oh iya tadi pagi kok berangkat duluan sih, padahal kakak ke rumah kamu mau jemput loh "

" iya kak, masa mau ngerepotin kakak aja "

" jangan begitu, gak ngerepotin lah, Putra kan adik kakak "

" kak Revan . . " Putra senyum dengan mata berkaca kaca

" sekarang udah mau pulang yah, kakak antar yah "

" hmm boleh, tapi aku mau jenguk Dion dulu, karena kata Indah tadi, katanya Dion sedang sakit kak "

" oh ya udah kakak anterin, tau rumahnya? "

" iya tau kak. "

Sementara itu Dion yang sedang sakit akibat kehujanan dan berlama lama di shower, tengah tiduran dikamarnya, terlihat gak ada yang ngurus. Mama dan papanya tinggal dan tidur di tokonya. Mungkin dia gak memberitahu mamanya kalau dia sedang sakit.

KRIEEET . . . pintu kamarnya terbuka, terlihat seseorang masuk.

" Dion, makan dan minum obat yah " tawar Joko Sepupunya

Dion gak menjawabnya, malah dia memiringkan tubuhnya membelakangi, membuang muka ke Joko

" ini kak Joko pulang sekolah tadi belikanmu bubur ayam enak loh "

" . . . . . " Dion tetap diam, gak menjawab sedikit pun.

" Dion, kau masih benci sama kakak yah, ayo makan sedikit aja " bujuk Joko sambil mengusap punggung Dion


B U U G H . . . . C R A A A N G

" Jangan sentuh aku lagi bangsat " dengan keras Dion memukul Joko sepupunya itu

" aaargh . . . " bibir joko berdarah dan mangkuk bubur yang di pegangnya jatuh pecah

" keluar . . Keluar kau dari kamarku " bentak Dion pada Joko

Joko pun keluar dari kamar Dion. sepertinya Dion masih benci dan kesal kepadanya. Karena Joko dia pernah mencabuli Dion sepupunya itu, kejadiannya saat Dion kelas 5 SD dan joko kelas 1 SMP. Dan sejak saat itu. Gak ada komunikasi lagi di antara mereka, padahal dulu sebelum petaka itu mereka sangat dekat, layaknya adik kakak sungguhan.

Jadi saat tadi Dion disentuh punggungnya, Mungkin dia berpikiran kalau sepupunya bakal mengerjainya lagi. Padahal Joko hanya ingin menyuruhnya makan dan minum obat

Tapi karena sekarang Dion udah besar sehingga iya bisa melawan, gak seperti dulu yang hanya bisa menangis.

" maafkan aku kak Joko. Andai saja petaka itu gak terjadi . . Sebenernya aku kangen saat-saat kita bercanda dan tertawa bermain bersama seperti dulu "

" Dion gak nyangka kak, kak Joko yang udah aku anggap seperti kakakku sendiri. Sesosok kakak yang aku pikir akan menjaga dan melindungiku, Tega berbuat seperti itu kepadaku. Hingga aku jadi seperti ini " hati kecil Dion berkata dan menangis

Satu jam kemudian

" Dion kamu sakit ya nak, kenapa gak kasih tau mama. tadi Joko telpon mama "

" Dion gak apa-apa kok ma "

" gak apa-apa gimana panas gini "

Dion pun Di kompres Mamanya, dan saat mamanya mengambil air minum, Dion terlihat meneteskan air mata.

" ma. Maaf kan Dion ma, Anak mama yang satu-satunya ini. Memiliki kelainan. Dion gak normal ma, Dion lebih tertarik ke sesama lelaki hiks "

" Dion " tiba-tiba mamanya udah ada di pintu kamarnya, sambil membawa obat dan air minum

" ha, ya a apa ma " Dion gugup dan panik, karena jangan-jangan mamanya dengar keluhannya tadi

" ada temen sekolah kamu nih, ayo masuk aja Dion sedang tiduran tuh "

" iya, makasih tante "

" ah, Pu Putra? " Dion bangun, duduk

" i iya. Kata Indah, katanya kamu sakit "

" gak cuma demam doang kok "

Terlihat keduanya masih canggung

" kamu kesini sama siapa? " tanya Dion

" sa . . Sama kak Revan. Tuh "

" he, permisi hehe" sapa Revan garuk kepala

" oh " terlihat Dion gak senang akan kehadirannya

" ma maaf, toilet dimana ya " tanya Revan, kebelet

" di bawah " jawab Dion

" jiah kak Revan " sela Putra

Revan pun kebawah, dan kini hanya mereka berdua. Kecanggungan masih menyelimuti mereka

" Dion, Cepet sembuh ya, aku kangen kamu. Di sekolah sepi rasanya kalau gak ada kamu yon "

" i iya, kamu masih mau temenan sama aku, kamu gak akan menjauhiku " tanya Dion

" kau ngomong apa sih yon "

" kan kamu tau, kalau aku maho dan tertarik padamu Putra "

Saat menuju toilet Revan berpapasan dengan Joko sepupunya Dion yang tengah keluar dari toilet.
Revan senyum dan membungkuk sopan kepada orang yang lebih tua darinya, sementra Joko ke heranan

" Permisi kak " sapa Revan dengan senyum manisnya

" ya " terlihat Joko tak berpaling menatapnya sambil berlalu

Beberapa lama kemudian Putra dan Revan pamit pulang, Revan sudah keluar duluan menunggu di luar, sementara Putra masih di kamar Dion

" Dion, aku gak akan mejauhimu kok, aku ingin selalu bersamamu " ucap senyum Putra sambil memegang tangan Dion

" Pu . . Putra? " Dion heran

" cepet sembuh, aku tunggu kita masuk sekolah bareng lagi, aku juga suka kamu Dion "



.

Fun Talk

a02b.jpg

Fun Talk


<
Putra sedang galau karena dia tau Dion yang tidak lain adalah sahabatnya sendiri ternyata juga menyukainya . .
Lah, kenapa galau yah . . Kan sama-sama suka. Itu dia, yah karena dia masih belum bisa berterus terang pada sahabatnya itu kalau sebenarnya Putra juga suka Dion, bahkan sejak pertama mereka kenal
Biasa lah anak segitu masih labil. hihi penulisnya juga jadi keinget waktu dia menjalin hubungan sama anak SMP tuh. Super ribet

Waduh kok jadi nyeritain pengalaman sendiri ya? Bukanya lanjutin kisah Putra.

Haha sorry sorry deh, jadi kebablasan gue. Padahal udah banyak yang minta ceritanya segera di lanjut juga

Ok mari kita simak cerita selanjutnya, jangan lupa siapin tisue ya.
He? Tisue, buat apaan yah? Eits jangan berpikiran jorok dulu. kan kali aja ceritanya sedih gitu hoho

" woi cepetan ceritanya dilanjutin. Banyak omong lah " pembaca kesal dan emosi

" huft, iya iya ini lagi aku bikin juga " sela penulis

" yang menarik dan seru yah, awas kalau gak " pinta pembaca

" ok, sip " jawab penulis

" terus si Putra dan Dion di bikin adegan hot dong, masa cuma pulasan Dion Coli dan di cabuli aja " protes pembaca

" waduh, ntar yang baca dan yang bikin ini cerita jadi sange juga gimana, kan lagi gak punya bf. Masa senam jari "

" Ya itu sih derita loh haha "

" huft asem, lagian tema dari cerita ini kan romantis bukan seks "

" ya gak apa2 kan sekali2. udah cepetan di bikin, lama bener dah "

" gimana mau bikin kalau elu nyrocos ngemeng minta ini itu terus, lu yang bikin ngarang sendiri aja dah "

" cieh marah, ngambek, iya ya maaf deh hehe "

" jadi mau di lanjut kagak nih "

" ya lanjut dong, oh iya nitip salam buat si Putra, dari gue dan temen2 "

" iya tar gue sampein, sono sono ganggu orang mau nulis aja "

" hehe "

" Nah, nih uda jadi . . Selamat membaca. Ditunggu saran dan kritiknya "
AKU KAU DAN DIA 16

Sentuhan Hangat

sayang1.jpg


Aku Kau Dan Dia 15

SENTUHAN HANGAT

<< Cerita Sebelumnya

Siang itu aku pulang bareng kak Revan.Kami pikir hujan sudah bener-bener reda, eh . .taunya Hujan lagi. Kami jadi kehujanan di jalan deh.
Karena rumah kak Revan dekat, akhirnya kak Revan mengajakku ke rumahnya.

Sesampainya dirumah kak Revan, aku mandi dan dia pinjami aku bajunya, juga . .aku dibuatkannya kopi mocca hangat. Hemm . . manis semanis senyumnya hehe
Tapi entah kenapa, 1 menit setelah aku meminum kopi itu, kepalaku terasa berat, pusing rasanya. Gak tau ini karena mengantuk atau apa. Yang jelas di sekeling ku seolah berputar-putar. Dan menjadi gelap, gelap sekali . . Setelah itu aku tidak sadarkan diri.

Revan terlihat keluar dari kamar mandi. Dia sudah selesai mandinya,
Dengan hanya mengenakan celana boxer, dia mengusak-usak rambut basahnya dengan handuk birunya.
Badannya yang putih seksi, perut bidangnya, dadanya dan bulu ketiak tipisnya juga tak lupa di lapnya. Wangi segar khas sabun mandi

Tiba-tiba Revan terpaku diam, pandangannya tertuju pada Putra yang tengah tertidur di kasurnya. Terlihat putra belum mengenakan pakaian yang telah disediakan Revan untuknya, dia masih mengenakan handuk

Revan melangkahkan kaki menuju ke arah Putra dia tersenyum

Dia mendekati Putra. Dia pandangi wajah Putra sangat dekat, dekat sekali. Tangannya membelai rambut Putra. Lalu Revan mendaratkan, menempelkan keningnya ke kening Putra


*


" Hah . . Hah . . Dion . . "
" ma maaf . . . yon . . " gumam Putra dalam tidurnya

Kepala Putra menggeleng ke samping kanan dan kiri, wajahnya keringatan

" Ah . . Tubuhmu hangat banget dek,
maaf kan aku dek " bisik Revan

" jangan . . . !! " Putra berteriak

Putra membuka matanya, dia terbangun dari tidurnya. Dengan nafas terngah-ngah dan dengan keringat di wajahnya

" ah, kak Revan ngapain, dimana ini " Putra terkejut

" ssst jangan di lepas, jangan bangun dulu, kakak sayang kau Putra "

" Ta tapi kak? "

" kakak lagi kopres kamu. Tadi badan kamu panas banget, sepertinya kamu demam karena keujanan tadi "

" iya nih kak, kepala Putra terasa berat pening, pusing sakit banget "

" minum obat ya, bentar kakak ambilkan "

" emm i iya . . . Ah tu tunggu kak "

" ya? Apa de? ."

" a anu . . Kakak yang memakaikan bajuku ya? "

" iya hehe . . Kenapa de "

" mmmm "

" haha gak usah malu lagi, kan sebelumnya kakak udah pernah liat punya kamu waktu pipis di balik pohon itu. Lagian sama-sama cowok juga "

Putra senyum tersipu malu sambil garuk-garuk kepala

Revan pun pergi mengambil obat

" TARAAAA . . . Buburnya udah matang " mama Revan masuk sambil bawa bubur bikinannya

" ah tante "

" hust jangan panggil tante, panggil mama aja. Tio kan anak ma . . Eh Putra kan udah mama anggap anak mama "

" i i ya ma " Putra terlihat canggung

" lah Revan mana? "

" lagi ambil obat tan . . Eh ma "

" ya udah makan dulu, mama suapin buburnya yah "

" tu tunggu jangan ma. . . Biar Revan aja yang nyuapin "

" mama yang supin " ngotot

" ah Revan aja "

" gak pokoknya mama yang suapin. ini bubur kan mama yang bikin "

" Revan aja, Revan kan pengen nyuapin adik Revan ma "

" mama juga ingin nyuapin anak mama weks "

Sementara itu Putra terlihat bingung keheranan melihat Revan dan mamanya berebut menyuapinya, dengan pipi menggembung karena penuh bubur dari suapan Revan dan juga mamanya

Beberapa saat kemudian akhirnya Putra pamit pulang. Mamanya Revan sempat menawarinya menginap, tapi Putra tetep ingin pulang. Dia lalu di antar Revan pulang


Paginya

Sepertinya Putra sudah agak baikan, dia pamitan sama ibunya dan berangkat ke sekolah

Di jalan dia selalu melihat kebelakang, mungkin berharap Dion lewat, tapi yang ditunggu tunggu tak kunjung juga lewat.

" hmm mungkin Dion udah berangkat duluan kali yah " pikirnya dalam hati.

Putra menunduk.


DIN . .DIN . . *suara klakson motor

" ah . .Dion " Putra terkejut

Yang semula dia pikir Itu Dion, ternyata bukan

" woi kalau jalan yang bener " bentak abang-abang ke Putra

" i i ya maaf bang "


Di Sekolah . .

Terlihat suasana sekolah sepi tampak tak seperti biasanya. Putra melihat kiri kanan, tak juga melihat Dion
Di kelas, di kantin, di taman, bahkan di toilet juga gak ada

" Dion . . . Kau marah ya sama aku, maaf yon aku memang munafik, tidak berani jujur kalau aku juga suka kau Dion " ucap Putra dalam hati


PUUK

Tiba-tiba ada yang menepuk bahunya dari belakang

" hai tumben sendirian aja, temen kamu si Dion mana dek. Biasanya bareng dia terus "

" eh kak Reno, iya nih kak. Mungkin Dion gak berangkat "

" oh . . "

" iya kak, oh iya kak Reno Juga tumben gak sama temen-temennya kak? "

" mereka lagi pada di kantin tuh, kamu mau gabung bareng kita? Ayo! "

" hmm gak kak, aku mau ke perpus "

" oh, ya udah, duluan ya "

" iya kak "

Setelah agak jauh Reno menengok ke Putra yang sedang berjalan menuju perpustakaan

" Putra lihat saja, aku akan menaklukanmu dan mendapatkan hatimu, serta menyingkirkan Revan Dan Dion dari sisimu. karena dari awal kau masuk sekolah, gaydar ku gak mungkin salah kalau kita sama-sama belok "

Putra pun juga sempat menoleh pada Reno anak pak kepsek yang tengah seolah olah memperhatikanya

" kak Reno aneh deh, dia kan keren, tajir, anak kepala sekolah lagi. Tapi kenapa belum juga punya cewek ya, bahkan selalu jutek sama cewek.. Jiah kenapa aku jadi berpikiran yang tidak-tidak ya, Kak Reno kan memang jutek, sombong pada semua orang. Mungkin karena itu dia belum punya cewek "

Di Perpustakaan

Revan tengah berdiri di antara rak buku, terlihat dia sedang mengamati seseorang

" ekheem . . Lagi ngapain kau bebp "

" akh Be Bella, ya lagi baca buku dong sayang "

" baca buku apa nguntit orang " gerutu Bella

Bella menengok ke rak sebrang, dimana ada Putra dan Indah yang tengah bercakap-cakap

" oh, jadi itu . . Kau dari dulu gak ada berubahnya ya, gak bisa lihat yang bening dikit. Dasar Playboy " bentak kesal Bella pada Revan sambil berlalu meninggalkannya.

" tu tunggu Bel, bukan gitu, aku memang lagi baca buku kok " ucap Revan membela diri

" huft gawat sepertinya Bella sudah curiga kalau aku su . . Suka sa . . Sama Indah "

" Aaaargh iya gak boleh, aku gak boleh suka sama indah, karena Indah keliatannya suka sama Tio Adikku, eh Putra maksudnya "

" haha masa aku mau merebut gebetan adikku "

" Hmmm yah, aku harus menyatukan mereka. Karena Indah lebih cocok sama Putra, bukan aku atau pun Dion "



.

Cowok Rasa Mocca

mocca1.jpg


Aku Kau Dan Dia 14

COWOK RASA MOCCA


<< Cerita Sebelumnya

" Aku suka kamu Putra!!! "

C E T A A A A A R

Z A A A A A A S S H . . . *suara derasnya hujan

" Ah, hujan " Putra berkata

Di bawah tenda payung meja kantin Putra dan juga Dion berteduh.
Siang hari itu tiba-tiba hujan turun dengan derasnya, murid-murid yang lain tengah belajar dikelas. Sementara Putra dan Dion di suruh keluar karena telah membuat keributan dikelas.


Z A A A A A A S S H . . .

Sejak Dion mengungkapkan perasaan suka terlarangnya pada Putra, keduanya saling diam dan seolah malu untuk saling bertatap muka satu sama lain, mereka menunduk dan saling membelakangi diantara kecanggungan dan kebisuan suasana

" Huft . . . Perasaan apa ini, kok jadi aneh gini ya, kenapa, kenapa dengan aku?.
Harusnya aku senang saat Dion menyatakan rasa sukanya padaku. Karena sejak awal aku juga memang suka dia " ditengah kebisuan Putra bergumam dalam hati


petir.jpg


G L E G A A A A A R . . . *Suara gemuruh petir

Dion terlihat tengah meremas kepalan tangannya sendiri, dia takut, dia malu, kesal pada diri sendiri kalau Putra memang normal dan dia bakal menjauhinya atau bahkan membocorkan tentang dirinya pada teman-teman yang lain

" Aaargh dasar bodoh, bego, kenapa kenapa aku harus jujur kepadanya. Ku pikir sejak pertama kenal dia aku kira dia sama sepertiku dan suka aku juga, yah mungkin aku salah atau memang karena aku sudah ternoda. Hingga dia jijik kepadaku " ucap Dion dalam hati


T E E E T . . . T E E T . . . *suara bell sekolah

Bell pulang sekolah berbunyi, siswa siswi berhamburan keluar kelas
Hujan pun sudah mulai reda, masih agak gerimis

Lama sudah Putra dan Dion saling diam, dan saat Dion menoleh ke Putra, dengan bersamaan ternyata Putra juga menengok kepadanya. Keduanya gugup dan salah tingkah serta dengan wajah yang sama memerah

" ah, a anu . . Aku duluan ya " Dion pamit pulang duluan pada Putra

" i iya " jawab Putra

Dion pun pergi dan berlari ke arah parkiran

" ma maaf Dion a aku memang munafik, lagian kamu gak menanyakan kalau aku suka juga apa tidak sama kamu sih. Dan tadi pun tidak menawariku pulang bareng. Sebenarnya aku ingin bilang tapi entah kenapa mulut ini seolah terkunci "

" ah maaf " Dion menabrak Indah karena lari terburu buru

" Di Dion " Indah keheranan


B R R R M . . . C I I E E T

" hai, belum pulang yah, aku anter balik yuk. Atau mau main ke rumahku!? "

" ah, kak Revan. Hmmm memang pacar kakak mana, gak pulang bareng dia? "

" udah cepet naik, si Bella udah pulang tadi bareng temen-temennya "

" lah kenapa gak bareng kak "

" biasa anak-anak cewek mau jalan-jalan ke Mall katanya"

" oh "

" udah, ayo cepet naik. Nanti keburu hujan gede lagi loh "

Putra pun pulang bareng Revan

Di jalan tanpa disengaja ternyata Dion ada dibelakang mereka, dia melihat Putra memeluk erat Revan

" kak jangan ngebut dong "

" haha segini masa ngebut "

B R R R R M

Dion tancap gas dan mendahului menyelip mereka dengan wajah kesal karena cemburu

Z A A A A A A S H . . . Hujan turun lagi dengan derasnya

Mereka kehujanan di jalan dengan basah kuyup

" wah ujan lagi kak "

" wah iya, kerumahku aja yah yang deket "

" ta tapi aku gak bawa baju ganti kak "

" gampang kan bisa pinjam bajuku nanti "

Beberapa menit kemudian

S R A A K . . B R A A G H . . C R A A A N G

Di rumah, dikamarnya Dion terlihat kesal, semua barang-barang yang ada di kamar, dimeja di berantakinnya, dilemparinya jatuh pecah berantakan dimana mana

" bodoh, bego, kenapa, kenapa aku berterus terang pada Putra kalau akhirnya jadi seperti ini. Aku gak bisa kalau harus jauh dengannya "

" A A A A A A A R G H "

Sepupu Dion Joko yang juga baru pulang sekolah. Heran dengan suasa kegaduhan di kamar Dion, dia pun memastikanya

T O K . . T O K . . T O K

" Dion ada apa, kenapa denganmu "

" Pergi, pergi kau kak dari kamarku " dengan nada tinggi Dion mengusir sepupunya dari kamarnya

Tanpa kata Joko pun menjauh menuju ke kamarnya

Di bawah shower Dion mandi karena kehujanan dan untuk menyegarkan pikirannya yang sedang kacau

Tubuhnya menggigil bibir merah delimanya membiru, tapi dia tetap saja dibawah kucuran air shower.
Dia melepas seragam sekolahnya lalu menyabuni seluruh tubuhnya, terlihat tubuhnya yang putih mulus bak porselen. Diusapnya tangannya, pahanya, lehernya, dadanya dengan menutup mata dia menggeliat.

Tiba-tiba dia teringat akan kejadian di kamar mandi saat bersama Putra
Dia membayangkan saat dia dan Putra terjatuh dan bertindihan. Rasa geli, hangat saat junior kecilnya menempel dan bergesekan di halusnya belahan pantat putra yang melorot karena gak sengaja ketarik olehnya. Sontak junior kecilnya jadi terbangun

Dion bergejolak, dia melihat juniornya merah tegang. dengan memejamkan mata serta duduk dan bersandar di tembok dia mengusap lembut junior kecilnya
Dengan berlumuran busa sabun di kocoknya juniornya dengan tangan kananannya
Diangkatnya kakinya ke atas hingga ngangkang. Tangan kirinya meremas remas buah jakarnya

" ah ah ah " Dion merancau menikmati solonya

Lubang pantatnya terlihat menganga merah serta berkedut kedut seperti empot anus ayam
Di usapnya dengan jarinya semementara tangan kanananya mengocok batang juniornya

"uh hah ah ah " terlihat Dion merem melek sambil mengggit bibir bawahnya
Kini jari tengahnya di masukkannya ke lubang lembut hangat merahnya kelur masuk dan tangan kanannya mengocok cepat juniornya

C L E K . . C L E K . . C L O K . . C L O K

" ah ah ah ah "

C R O O T . . C R O O T

* *


" Yah tumpah "

" apanya yang tumpah kak Revan "

" kopi moccanya nih dek, bentar kakak bikinin lagi yah "

" gak usah yang ini aja kak "

" itu punya kakak dan udah aku minum "

" gak apa apa "

" oh ya udah kakak bikin lagi, kamu udah kan mandinya? Itu Bajunya udah kakak siapin di kasur "

" iya kak "

Putra pun meminum kopi mocca bikinan Revan

" hmmm ini bekas bibir kak Revan " putra senyum senyum

" woi kenapa kamu dik senyum senyum sendiri "

B R U U P P ! !

" Uhuk uhuk . . Ah kak Revan ngagetin aja deh "

" haha udah cepat pakai bajunya, atau mau kakak pakaikan. Ayo sini "

" jiah apaan sih kak "

" hehe . . . Ah bentar di pipimu ada coklatnya nih"
Revan mengusap lembut jarinya pada pipi putra

" nyam manis pipimu dek "

" ih jorok kok di jilat "

" biarin, mayan haha "

Tiba tiba handuk Putra terinjak hingga melorot

" ups sorry "

" ah kak Revan nakal " terlihat memerah malu

" haha ya udah sekarang giliran kakak yang mandi, kamu pakai baju geh. Oh iya maaf gak ada celana dalam baru. Jadi pakai celana dalam kakak aja. Gak apa apa kan? Pilih aja ya "

Sementara revan mandi Putra memilih milih celana dalam Revan.

" hi hi ini begini ya celana dalam kak Revan, wangi " putra menciumnya

Tiba tiba kepala Putra terasa berat

" ah kenapa jadi pening, ngantuk gini, hoaam . . "

Putra pun tertidur di kasur Revan . . . .