Kamis, 01 Mei 2014

Sentuhan Hangat

sayang1.jpg


Aku Kau Dan Dia 15

SENTUHAN HANGAT

<< Cerita Sebelumnya

Siang itu aku pulang bareng kak Revan.Kami pikir hujan sudah bener-bener reda, eh . .taunya Hujan lagi. Kami jadi kehujanan di jalan deh.
Karena rumah kak Revan dekat, akhirnya kak Revan mengajakku ke rumahnya.

Sesampainya dirumah kak Revan, aku mandi dan dia pinjami aku bajunya, juga . .aku dibuatkannya kopi mocca hangat. Hemm . . manis semanis senyumnya hehe
Tapi entah kenapa, 1 menit setelah aku meminum kopi itu, kepalaku terasa berat, pusing rasanya. Gak tau ini karena mengantuk atau apa. Yang jelas di sekeling ku seolah berputar-putar. Dan menjadi gelap, gelap sekali . . Setelah itu aku tidak sadarkan diri.

Revan terlihat keluar dari kamar mandi. Dia sudah selesai mandinya,
Dengan hanya mengenakan celana boxer, dia mengusak-usak rambut basahnya dengan handuk birunya.
Badannya yang putih seksi, perut bidangnya, dadanya dan bulu ketiak tipisnya juga tak lupa di lapnya. Wangi segar khas sabun mandi

Tiba-tiba Revan terpaku diam, pandangannya tertuju pada Putra yang tengah tertidur di kasurnya. Terlihat putra belum mengenakan pakaian yang telah disediakan Revan untuknya, dia masih mengenakan handuk

Revan melangkahkan kaki menuju ke arah Putra dia tersenyum

Dia mendekati Putra. Dia pandangi wajah Putra sangat dekat, dekat sekali. Tangannya membelai rambut Putra. Lalu Revan mendaratkan, menempelkan keningnya ke kening Putra


*


" Hah . . Hah . . Dion . . "
" ma maaf . . . yon . . " gumam Putra dalam tidurnya

Kepala Putra menggeleng ke samping kanan dan kiri, wajahnya keringatan

" Ah . . Tubuhmu hangat banget dek,
maaf kan aku dek " bisik Revan

" jangan . . . !! " Putra berteriak

Putra membuka matanya, dia terbangun dari tidurnya. Dengan nafas terngah-ngah dan dengan keringat di wajahnya

" ah, kak Revan ngapain, dimana ini " Putra terkejut

" ssst jangan di lepas, jangan bangun dulu, kakak sayang kau Putra "

" Ta tapi kak? "

" kakak lagi kopres kamu. Tadi badan kamu panas banget, sepertinya kamu demam karena keujanan tadi "

" iya nih kak, kepala Putra terasa berat pening, pusing sakit banget "

" minum obat ya, bentar kakak ambilkan "

" emm i iya . . . Ah tu tunggu kak "

" ya? Apa de? ."

" a anu . . Kakak yang memakaikan bajuku ya? "

" iya hehe . . Kenapa de "

" mmmm "

" haha gak usah malu lagi, kan sebelumnya kakak udah pernah liat punya kamu waktu pipis di balik pohon itu. Lagian sama-sama cowok juga "

Putra senyum tersipu malu sambil garuk-garuk kepala

Revan pun pergi mengambil obat

" TARAAAA . . . Buburnya udah matang " mama Revan masuk sambil bawa bubur bikinannya

" ah tante "

" hust jangan panggil tante, panggil mama aja. Tio kan anak ma . . Eh Putra kan udah mama anggap anak mama "

" i i ya ma " Putra terlihat canggung

" lah Revan mana? "

" lagi ambil obat tan . . Eh ma "

" ya udah makan dulu, mama suapin buburnya yah "

" tu tunggu jangan ma. . . Biar Revan aja yang nyuapin "

" mama yang supin " ngotot

" ah Revan aja "

" gak pokoknya mama yang suapin. ini bubur kan mama yang bikin "

" Revan aja, Revan kan pengen nyuapin adik Revan ma "

" mama juga ingin nyuapin anak mama weks "

Sementara itu Putra terlihat bingung keheranan melihat Revan dan mamanya berebut menyuapinya, dengan pipi menggembung karena penuh bubur dari suapan Revan dan juga mamanya

Beberapa saat kemudian akhirnya Putra pamit pulang. Mamanya Revan sempat menawarinya menginap, tapi Putra tetep ingin pulang. Dia lalu di antar Revan pulang


Paginya

Sepertinya Putra sudah agak baikan, dia pamitan sama ibunya dan berangkat ke sekolah

Di jalan dia selalu melihat kebelakang, mungkin berharap Dion lewat, tapi yang ditunggu tunggu tak kunjung juga lewat.

" hmm mungkin Dion udah berangkat duluan kali yah " pikirnya dalam hati.

Putra menunduk.


DIN . .DIN . . *suara klakson motor

" ah . .Dion " Putra terkejut

Yang semula dia pikir Itu Dion, ternyata bukan

" woi kalau jalan yang bener " bentak abang-abang ke Putra

" i i ya maaf bang "


Di Sekolah . .

Terlihat suasana sekolah sepi tampak tak seperti biasanya. Putra melihat kiri kanan, tak juga melihat Dion
Di kelas, di kantin, di taman, bahkan di toilet juga gak ada

" Dion . . . Kau marah ya sama aku, maaf yon aku memang munafik, tidak berani jujur kalau aku juga suka kau Dion " ucap Putra dalam hati


PUUK

Tiba-tiba ada yang menepuk bahunya dari belakang

" hai tumben sendirian aja, temen kamu si Dion mana dek. Biasanya bareng dia terus "

" eh kak Reno, iya nih kak. Mungkin Dion gak berangkat "

" oh . . "

" iya kak, oh iya kak Reno Juga tumben gak sama temen-temennya kak? "

" mereka lagi pada di kantin tuh, kamu mau gabung bareng kita? Ayo! "

" hmm gak kak, aku mau ke perpus "

" oh, ya udah, duluan ya "

" iya kak "

Setelah agak jauh Reno menengok ke Putra yang sedang berjalan menuju perpustakaan

" Putra lihat saja, aku akan menaklukanmu dan mendapatkan hatimu, serta menyingkirkan Revan Dan Dion dari sisimu. karena dari awal kau masuk sekolah, gaydar ku gak mungkin salah kalau kita sama-sama belok "

Putra pun juga sempat menoleh pada Reno anak pak kepsek yang tengah seolah olah memperhatikanya

" kak Reno aneh deh, dia kan keren, tajir, anak kepala sekolah lagi. Tapi kenapa belum juga punya cewek ya, bahkan selalu jutek sama cewek.. Jiah kenapa aku jadi berpikiran yang tidak-tidak ya, Kak Reno kan memang jutek, sombong pada semua orang. Mungkin karena itu dia belum punya cewek "

Di Perpustakaan

Revan tengah berdiri di antara rak buku, terlihat dia sedang mengamati seseorang

" ekheem . . Lagi ngapain kau bebp "

" akh Be Bella, ya lagi baca buku dong sayang "

" baca buku apa nguntit orang " gerutu Bella

Bella menengok ke rak sebrang, dimana ada Putra dan Indah yang tengah bercakap-cakap

" oh, jadi itu . . Kau dari dulu gak ada berubahnya ya, gak bisa lihat yang bening dikit. Dasar Playboy " bentak kesal Bella pada Revan sambil berlalu meninggalkannya.

" tu tunggu Bel, bukan gitu, aku memang lagi baca buku kok " ucap Revan membela diri

" huft gawat sepertinya Bella sudah curiga kalau aku su . . Suka sa . . Sama Indah "

" Aaaargh iya gak boleh, aku gak boleh suka sama indah, karena Indah keliatannya suka sama Tio Adikku, eh Putra maksudnya "

" haha masa aku mau merebut gebetan adikku "

" Hmmm yah, aku harus menyatukan mereka. Karena Indah lebih cocok sama Putra, bukan aku atau pun Dion "



.

2 komentar:

Hanafiy Azkhan mengatakan...

ceritanya seru,, dan mengingatkan qw pda masa lalu qw

Cerbung mengatakan...

Makasih, wah masalalu tentang yg mana? Haha kepo