Senin, 09 November 2015

Misteri Bantal Guling

brondong.jpg

R A D I T
Raka Dan Adit 01

By cerpenseru@gmail.com


Misteri Bantal Guling


Malam kemarin itu . . .

BREEM . . BREEM . . suasana di salah satu jalan di Cirebon ramai dipadati anak-anak muda yang akan balapan motor, di malam minggu

“hei Adit, gue gak akan kalah dari elu.” tantang si Johan salah salah satu temennya.

“haha . . Gue juga gak akan kalah dari elu kali!” jawab si Adit menerima tantangannya Johan.

“3 . . 2 . . 1 . . Go . .” teriak Mona membawa bendera kecil, memulai balapan.

BREEM . . Motor-motor mulai melesat, saling menyelip satu sama lainnya.
Setelah berapa menit, tiba-tiba motor Adit terpeleset jatuh, hingga menabrak pembatas jalan.

Singkat cerita . . .

NGIUNG . . NGIUNG terdengar suara ambulan

“Mona . . . Motor si Adit kecelakaan” Teriak temennya Adit mengabari Mona pacarnya Adit.

“Adiiit . . . ” suara Mona menggema, berlari untuk menghampiri Adit, sambil menangis.

“Mona . . Aku di sini!” ucap Adit yang tiba-tiba muncul

"Adit kamu tidak apa-apa?" tanya Mona, memeluk Adit kekasihnya.

"Aku gak apa-apa, yang kecelakaan itu si Johan, motor kami tukeran. Aku pake motor dia, dan dia pakai motor aku.


*


Senin pagi, menjelang siang, sekitar pukul.10:15 WIB. Di bawah terik panasnya cahaya sinar sang surya.

"aduh Ma, berat nih . . . kita mau kemana sih?" keluh dan gerutu anak cowok cakep belasan tahun, bersama Ibunya di terminal bus. terlihat dia keberatan membawa koper dan ransel besar, yang dengan penuh peluh, bergegas menuju bus jurusan Jakarta Cirebon.

"sudah jangan bawel! Mama juga berat tau. kita akan ke Kota Cirebon. Ke rumah sahabat Mama, karena di sini kita sudah tak punya apa-apa dan siapa-siapa nak, huwaaa hu hu hu . . ." Mamanya bersimpuh menangis sejadi jadinya dengan air matanya yang mengucur seperti air mancur. Seperti di kartun-kartun.

"jiaah . . . nangisnya jangan kerar-keras! malu kali Ma banyak orang" anaknya menoleh ke kanan kiri, malu melihat sekitar, terlihat orang-orang memandang ke arah mereka.

SROOOT! *suara mamanya buang ingus di tisu


Perkenalkan nama gue Raka Pratama. Biasa dipanggil Raka. Gue adalah anak pertama dan satu satunya dari seorang Ibu yang sedang sedih saat ini.
yah, kami sedang terkena musibah, bisnis Mama hancur kena tipu orang, sehingga semua harta Mama disita termasuk Rumah. Mama adalah seorang single parent, ia udah lama pisah dengan Papa yang sekarang gak tau entah di mana. kata Mama sih, Papa udah menikah lagi dengan orang lain.
Usia gue 16 tahun kelas 1 SMA, Dan sekarang mungkin gue akan pindah Sekolah di kota Cirebon yang sedang kami tuju saat ini.

Di dalam bus, Raka menatap suasana jalanan sekitar, melihat bangunan dan pepohonan yang seolah bergerak dari balik kaca jendela bus, sambil mendengarkan musik di smartphone dengan headphonenya, Terlihat dia melamun.
dan Sementara Mamanya sedang asik ketawa ketiwi chatting dengan sahabatnya di tab, @sakura begitu nama akunnya. Sudah lupa dia dengan kesedihannya.

Chat di Facebook

Momoji : "sakura gimana, sudah sampai mana?"

Sakura : "sebentar lagi akan sampai nih Momoji!"

Momoji : "gyaa . . . Saya sudah tidak sabar untuk segera ketemu kamu nih Sakura"

Sakura : "iya, aku juga sudah tidak sabar, karena sudah 8 tahun kita tidak bertemu yah?"

Momoji : "iya yah, gimana dengan si Raka? wah . . pasti sekarang dia sudah menjadi brondong yang sangat tampan yah?!"

Sakura : "hoho . . iya dong, si Raka putraku sangat tampan dan imut banget, tidak kalah sama karakter-karakter Anime atau manga yaoi ke gemaran kita dulu loh, kalau si Adit Putramu bagaimana, pasti sekarang dia juga tidak kalah tampannya sama si Raka yah?"

Momoji : "iya tentu hihi . . kadang, sampai-sampai jiwa Fojoshiku kambuh, saya suka menguntit putraku apakah dia yaoi atau tidak, kalau dia sedang bersama sesama teman cowoknya."

Sakura : "wah, parah kau. kau mengiginkan anakmu itu yaoi yah."

Momoji : "hmmm ya gak lah, saya cuma mau memastikan saja kok hehe" KRIUK KRIUK *chat sambil sambil ngemil keripik singkong

Sakura : "haha iya, sama sih. aku juga suka mengamati kalau ada temen-temen si Raka main ke rumah"

Momoji : "wahahaha kita memang fojoshi-fujoshi akut yah, bagaimana kalau si Radit kita buktikan sama-sama?!"

Sakura : "Radit, Radit siapa ya?" garuk-garuk kepala mikir

Momoji : "ih . . Dasar! onenkmu kagak hilang-hilang dari dulu yah? Radit itu Raka dan Adit"

Sakura : "oh bisaan saja kau, ide bagus, tapi bagaimana caranya?" *sangat antusias

Momoji : "kita dekatkan mereka, si Raka akan satu kamar sama Adit"

Sakura : "wah, seru juga, tapi kalau mereka jadi saling suka beneran gimana?"

Momoji : "tidak mungkin, putraku punya cewek, kalau putramu!?"

Sakura : "hmmm, aku kurang tau, ok kita buktikan siapa diantara anak kita yang yaoi"

Momoji : "kita taruhan, kalo anak saya yang yaoi, saya akan serahkan sebagian dari hartaku ke kamu, tapi kalau anak kamu yang yaoi maka kamu akan menjadi pelayan saya tanpa gaji selama 2 tahun"

Sakura : "menarik, tapi kalau sama-sama yaoi?"

Momoji : "siapa yang menyatakan cinta duluan, dialah yang kalah."


*


Sekitar jam 3 sore, Adit pulang sekolah diantar oleh supir Ibunya dengan mobil pribadi, tumben dia tidak bawa motor. motornya masih di bengkel karena jatuh dari trek-trekan sama temen-temennya kemarin.

"aku pulang . . ." teriak Adit masuk ke dalam rumah.

Seperti biasa di rumah terlihat sepi, hanya terdengar suara Bi Inah pembantunya yang sedang memasak di dapur.
Adit melangkah menuju dapur. Membuka gagang pintu kulkas, mengambil botol air mineral.

GLEUK GLEUK GLEUK Adit meminumnya.

"Mimi mendi Bi, Jare e dina kien ora ngantor?" *artinya "Mama mana Bi, katanya hari ini gak ngantor?" tanya Adit ke Bi Inah pembantunya, yang sedang membereskan meja makan di dapur.

"oh, anu si Ibu lagi metu bari bature jeh!" *artinya "oh, anu si Ibu lagi keluar sama temennya!" jawab Bi Inah dengan logat medok Jawa Cirebonnya.

"Oh . ." ucap Adit sambil berlalu ke arah tanggga, mau naik menuju ke kamarnya yang ada di lantai atas.

"den Adit ora mangan dipit tah? Iki uwis Bibi siapin jeh" *artinya "den Adit gak makan dulu? Ini udah Bibi siapin loh" Tawar Bi Inah ke Adit.

"engko bae Bi, wis ngantuk pisan. Pengen turu dipit" *artinya "nanti aja Bi, dah ngantuk banget. Mau tidur dulu" jawab adit sambil berlalu naik ke anak tangga. Menuju lantai atas, ke kamarnya.

*Kalau sama pembantunya, si Adit biasa menggunakan bahasa Cerbon atau Cirebon. Karena di Cirebon bahasanya campur-campur, ada yang pakai bahasa Indonesia, Jawa Cirebon, Bebasan, dan Sunda.

Sesampainya di kamarnya, Adit menaruh tas lalu membuka sepatunya juga seragam putih abu-abu yang dikenakannya.
Dengan hanya mengenakan kaos dalam singlet dan celana boxer, dia menjatuhkan tubuhnya ke ranjang kasur tempat tidurnya.
yah karena sore ini di luar cuacanya memang terlihat sangat panas banget.

Adit terlihat senyum-senyum sendiri, dengan wajah yang merona membayangkan cewek barunya yang baru jadian seminggu lalu, di taman sekolahnya.

"Mona . . . Sayangku i love you . . . Emuaach"

sambil tiduran memejamkan mata, Adit memeluk erat-erat bantal gulingnya, serta dengan memonyongkan bibirnya dia mencium bantal guling yang tertutup selimut tersebut.

DEG! Sesaat Adit terpaku diam, saat bantal guling yang dipeluk ciumnya itu tiba-tiba bergerak. Bulu kuduknya berdiri, merinding.

"hih . . . Kenapa ini guling, kok gerak-gerak sih? Jangan-jangan ini setan si Johan yang pinjam motorku waktu balapan motor sama temen-temen yang lain kemarin . . . Aagh, tapi kata temenku, si Johan baik-baik baik aja. Dan masih ada di rumah sakit. Atau jangan-jangan, Johan udah gak ada lagi . . . Lalu kenapa arwahnya dia ngikutin aku" pikirnya Adit dalam hati, dengan terpaku ketakutan.

GLEGAAAR terdengar suara gemuruh petir.

Suasana kamar tiba-tia menjadi gelap mencekam, di luar cuaca menjadi mendung, yang disertai angin kencang. Tirai jendela kamar melambai-lambai terkena tiupan angin.

Dengan gemetar, perlahan Adit membuka selimut yang menutupi bantal guling tersebut

"Waaaaaaa . . .!" Teriak Adit terkejut, melihat sosok anak lelaki yang sebaya, dengan wajah pucat.

"Waaaaaaa . . ,!" begitu juga dengan anak tersebut.

"si siapa kau, ke kenapa ada di kamarku?" tanya Adit ketakutan, sambil menjauhi anak tersebut.

21 komentar:

michiyochan mengatakan...

next dong!! T.T

dion mengatakan...

sebulan sekali

arif mengatakan...

keren tuh postingan , lanjutin gan

doraemon mengatakan...

pasti lama nunggu kelanjutannya

chika mengatakan...

lama, sibuk sekolah, kuliah, apa kerja? buat cerpen ini di sela waktu luang aja ya, salut euy, udah bikin cerita walau gak dapat honor. bikin novel aja kirim ke penerbit. banyak yang nunggu tulisanmu tuh :)

rehan mengatakan...

ngantuk nunggu kelanjutannya

nobi mengatakan...

kapan rilisnyA

Rizal mengatakan...

Sabar bro, kasian tuh penulisnya jadi dituntut next partnya terus

merapi dan laut mengatakan...

kapan rilisnya

jeje mengatakan...

seru bngt kayaknya ? lanjutin bro

ian mengatakan...

Asal jangan putus tengah jalan kayak sebelumnya tor... haaha lanjut

Cerbung mengatakan...

Haha iya ini masih di draf, blm aq koreksi

adit mengatakan...

kyaknya ini menarik :-)

jay mengatakan...

cuman sgtu doang , sambungannya mana?

kontol mengatakan...

mana lanjutannya?

Kristian mengatakan...

keren haha

Cerbung mengatakan...

Belum aku ketik, karena sibuk dan lagi coba bikin komik lagi. Oh iya sambil nunggu cerita ini, main aja ke nke ngomik.com komik indonesia online. Ceritanys seru2 loh, terutama ykomik yang judulnya "Erlin Susanto" seru kocak abis :D

aziz mengatakan...

nice broo

Adit mengatakan...

haduh??? sambungannya mana?

avrilio mengatakan...

Loh cerita dion dan putra ke mana...??? Udah habis ya...???

Cerbung mengatakan...

Belum, masih bersambung. Nanti aku bikin