Aku Kau Dan Dia 18+
TRIO SOMPLAK
<< Cerita Sebelumnya
Di depan toilet, aku melumat lembut bibir manis Putra kekasihku.
Kupegang wajah imutnya, kumainkan lidahku di mulutnya. Lembut dan hangat banget rasanya. Ku susupkan tangan kananku ke dalam kemeja seragam putihnya, ku usap lembut jemariku di dadanya.
Dia yang tadinya terperangah menatapku, kini telah menggeliat merem melek merasakan sensasi sentuhan lembutku.
Tapi di saat-saat kumenikmati momen indah itu, ketika bibirku mulai turun menyusuri lehernya, Putra mendorongku tiba-tiba, hingga aku jatuh terduduk
Aku heran dan gak ngerti akan dirinya, apa aku memang gak sopan dan bertindak kurang ajar kepadanya. "aah bego kenapa aku terlalu buru-buru untuk melakukan hal memalukan tadi, jelas saja Putra gak terima karena merasa aku telah merendahkannya"
"Putra ke kenapa? Maaf kan aku" aku tertunduk malu meminta maaf atas kelancanganku padanya.
Tapi dia gak menjawabnya.
Lalu kulihat Putra beranjak melangkah, dia melihat kanan kiri ruang koridor toilet. Oh mungkin tadi dia takut kalau ada yg sempat melihat kita
Kupegang wajah imutnya, kumainkan lidahku di mulutnya. Lembut dan hangat banget rasanya. Ku susupkan tangan kananku ke dalam kemeja seragam putihnya, ku usap lembut jemariku di dadanya.
Dia yang tadinya terperangah menatapku, kini telah menggeliat merem melek merasakan sensasi sentuhan lembutku.
Tapi di saat-saat kumenikmati momen indah itu, ketika bibirku mulai turun menyusuri lehernya, Putra mendorongku tiba-tiba, hingga aku jatuh terduduk
Aku heran dan gak ngerti akan dirinya, apa aku memang gak sopan dan bertindak kurang ajar kepadanya. "aah bego kenapa aku terlalu buru-buru untuk melakukan hal memalukan tadi, jelas saja Putra gak terima karena merasa aku telah merendahkannya"
"Putra ke kenapa? Maaf kan aku" aku tertunduk malu meminta maaf atas kelancanganku padanya.
Tapi dia gak menjawabnya.
Lalu kulihat Putra beranjak melangkah, dia melihat kanan kiri ruang koridor toilet. Oh mungkin tadi dia takut kalau ada yg sempat melihat kita
"ah, Dion maafkan aku" Putra mengulurkan tangannya dan meminta maaf kepadaku. Aku menengadah menatapnya heran tanpa kata
" . . . . . . "
"woi, kok bengong. Ayo bangun?!" Putra menarik tanganku membangunkanku.
"kau gak apa-apa yon, gimana sakit gak" terlihat Putra panik meraba tubuhku. Khawatir aku kenapa-kenapa karena didorongnya hingga aku jatuh terduduk tadi
"huft. Elu mah bikin gue heran aja deh, kupikir tadi lu marah kepadaku" Dion menggembungkan pipinya ngambek ke Putra
"hehe maaf deh, abis aku trauma, pas kau cium aku tadi" sambil garuk-garuk kepala Putra menjawab
"trauma . . Kau kau pernah di lecehkan juga sama seseorang?" Dion kaget dan penasan
"i iya . . " Putra menunduk malu dan sedih menjawab pertanyaan Dion
"dimana dan gimana kejadiannya" Dion makin penasaran
"di . . . Di toilet ini"
G L E E G A R . . . Bagai tersambar petir di siang bolong yang cerah. Hatiku terbakar mengetahui kekasihku Putra yang tampan dan cute telah di lecehkan, dinodai orang lain. Sakit . . Sakit rasanya hati ini. Aku gak terima, aku sangat-sangat marah karena aku kecolongan dan gak bisa menjaganya. Kalau aku tau siapa yang melakukannya akan kubunuh itu orang yang berani menyentuh Putraku
"siapa yang melakukannya, dan kapan itu terjadi Putra? biar nanti aku habisi dia" Dion sangat emosi dan mengguncang guncang meremas bahu putra dengan kerasnya
Putra terlihat hanya diam saja gak menjawab pertanyaan Dion yang bertubi-tubi itu
"aku tau, apa si Reno yang yang melakukan itu padamu Putra?"
Sialan itu anak, yah aku yakin itu, karena dia memang terlihat menyukai Putra. Di balik tampang jaim kerennya, gak nyangka kalau dia iblis. Liat saja akan aku habisi itu anak, aku gak peduli dia anak kepala sekolah atau anak pemilik sekolah ini juga. Aku gak takut.
Dion beranjak akan pergi untuk menyamperin Reno. Tapi Putra menarik tangannya mencegahnya.
"jangan, bukan Reno yon"
"bukan, lalu siapa?" Bentak Dion
"kak Revan"
"a apa Revan ?"
"i iya, kak Revan yang mencabuliku"
"jadi kalian itu sebenarnya ada hubungan spesial dan bukan hanya adik kakak aja" Dion terlihat sangat marah banget
" . . . . . . . " Putra hanya diam tidak berani menatap Dion
"apa kau diancam sama Revan, atau kalian memang sengaja mempermainkanku, ha?"
Putra terlihat Senyum-senyum
"lihat saja akan aku habisi kau Revan sialan" emosi Dion makin memuncak
"brppp brp bha ha ha ha ha" Putra tertawa gak jelas sabil menepuk-nepuk tembok melihat expresi serius Dion
"heh, kenapa ketawa lu?" Dion bengong heran
"ha ha ha ha habisnya kamu lucu sumpah, kejadian itu kan cuma mimpiku, Dion sayang"
Aku Kau Dan Dia 02 MISTERI DI SIANG BOLONG" . . . . . . "
"woi, kok bengong. Ayo bangun?!" Putra menarik tanganku membangunkanku.
"kau gak apa-apa yon, gimana sakit gak" terlihat Putra panik meraba tubuhku. Khawatir aku kenapa-kenapa karena didorongnya hingga aku jatuh terduduk tadi
"huft. Elu mah bikin gue heran aja deh, kupikir tadi lu marah kepadaku" Dion menggembungkan pipinya ngambek ke Putra
"hehe maaf deh, abis aku trauma, pas kau cium aku tadi" sambil garuk-garuk kepala Putra menjawab
"trauma . . Kau kau pernah di lecehkan juga sama seseorang?" Dion kaget dan penasan
"i iya . . " Putra menunduk malu dan sedih menjawab pertanyaan Dion
"dimana dan gimana kejadiannya" Dion makin penasaran
"di . . . Di toilet ini"
G L E E G A R . . . Bagai tersambar petir di siang bolong yang cerah. Hatiku terbakar mengetahui kekasihku Putra yang tampan dan cute telah di lecehkan, dinodai orang lain. Sakit . . Sakit rasanya hati ini. Aku gak terima, aku sangat-sangat marah karena aku kecolongan dan gak bisa menjaganya. Kalau aku tau siapa yang melakukannya akan kubunuh itu orang yang berani menyentuh Putraku
"siapa yang melakukannya, dan kapan itu terjadi Putra? biar nanti aku habisi dia" Dion sangat emosi dan mengguncang guncang meremas bahu putra dengan kerasnya
Putra terlihat hanya diam saja gak menjawab pertanyaan Dion yang bertubi-tubi itu
"aku tau, apa si Reno yang yang melakukan itu padamu Putra?"
Sialan itu anak, yah aku yakin itu, karena dia memang terlihat menyukai Putra. Di balik tampang jaim kerennya, gak nyangka kalau dia iblis. Liat saja akan aku habisi itu anak, aku gak peduli dia anak kepala sekolah atau anak pemilik sekolah ini juga. Aku gak takut.
Dion beranjak akan pergi untuk menyamperin Reno. Tapi Putra menarik tangannya mencegahnya.
"jangan, bukan Reno yon"
"bukan, lalu siapa?" Bentak Dion
"kak Revan"
"a apa Revan ?"
"i iya, kak Revan yang mencabuliku"
"jadi kalian itu sebenarnya ada hubungan spesial dan bukan hanya adik kakak aja" Dion terlihat sangat marah banget
" . . . . . . . " Putra hanya diam tidak berani menatap Dion
"apa kau diancam sama Revan, atau kalian memang sengaja mempermainkanku, ha?"
Putra terlihat Senyum-senyum
"lihat saja akan aku habisi kau Revan sialan" emosi Dion makin memuncak
"brppp brp bha ha ha ha ha" Putra tertawa gak jelas sabil menepuk-nepuk tembok melihat expresi serius Dion
"heh, kenapa ketawa lu?" Dion bengong heran
"ha ha ha ha habisnya kamu lucu sumpah, kejadian itu kan cuma mimpiku, Dion sayang"
"ja jadi cuma mimpi, kenapa gak bilang dari tadi"
"haha habis kamu nyrocos aja sih jadi bagaimana mau jelasinnya, waktu kau cium aku. Gak tau kenapa aku jadi teringat mimpi itu"
"grrrrr Putra elu lu itu, gue habisin lu"
"w a a a a . . Ampun hahaha" Dion menggelitiki Putra tanpa ampun
"ayo buka!"
"di disini?"
"iya cepat"
"gak di rumah aja? masa disini. nanti ketahuan gimana"
"udah jangan bawel, gak ada yang akan kesini"
"huft iya deh, tapi Kemarin kan udah, masih sakit nih"
"udah cuma bentar doang kok, ntar gue beliin hp yang kau mau dah"
"bener ya Ren, smartphone android versi terbaru ya"
"eah, apa gue pernah bohong sama elu pada apa, hp yang kalian pegang itu dari siapa coba"
"dari si bos, hmm ya udah ayo bentar doang kan"
"iya, bawel lu"
"oh, ok bos"
"byan, gimana keadaan di luar, aman kan"
"sip aman terkendali bos"
Sementara Reno menggauli Dani si Byan berjaga jaga di pintu gudang sekolah. Agar kalau-kalau ada yang mau masuk.
Yah Dani dan Byan kerap kali menjadi bahan pelampiasan napsu bejat Reno. Baik di rumah Reno atau pun di sekolah dan dimana saja. Padahal Dani dan Byan tidak belok seperti Reno. Mereka hanya tergiur uang dan barang-barang mewah yang Reno kasih pada mereka, mulai dari pakaian, tiket bioskop, gadget terbaru. Bahkan dikantin slalu di traktir Reno.
Uang hasil dari menyerahkan tubuhnya pada si Reno mereka gunakan untuk jalan dan foya-foya bersama ceweknya.
G l u t r a a a k *suara sesuatu jatuh
"haha habis kamu nyrocos aja sih jadi bagaimana mau jelasinnya, waktu kau cium aku. Gak tau kenapa aku jadi teringat mimpi itu"
"grrrrr Putra elu lu itu, gue habisin lu"
"w a a a a . . Ampun hahaha" Dion menggelitiki Putra tanpa ampun
*
"ayo buka!"
"di disini?"
"iya cepat"
"gak di rumah aja? masa disini. nanti ketahuan gimana"
"udah jangan bawel, gak ada yang akan kesini"
"huft iya deh, tapi Kemarin kan udah, masih sakit nih"
"udah cuma bentar doang kok, ntar gue beliin hp yang kau mau dah"
"bener ya Ren, smartphone android versi terbaru ya"
"eah, apa gue pernah bohong sama elu pada apa, hp yang kalian pegang itu dari siapa coba"
"dari si bos, hmm ya udah ayo bentar doang kan"
"iya, bawel lu"
"oh, ok bos"
"byan, gimana keadaan di luar, aman kan"
"sip aman terkendali bos"
Sementara Reno menggauli Dani si Byan berjaga jaga di pintu gudang sekolah. Agar kalau-kalau ada yang mau masuk.
Yah Dani dan Byan kerap kali menjadi bahan pelampiasan napsu bejat Reno. Baik di rumah Reno atau pun di sekolah dan dimana saja. Padahal Dani dan Byan tidak belok seperti Reno. Mereka hanya tergiur uang dan barang-barang mewah yang Reno kasih pada mereka, mulai dari pakaian, tiket bioskop, gadget terbaru. Bahkan dikantin slalu di traktir Reno.
Uang hasil dari menyerahkan tubuhnya pada si Reno mereka gunakan untuk jalan dan foya-foya bersama ceweknya.
G l u t r a a a k *suara sesuatu jatuh
"ah , suara apaan itu Byan, seperti nya dari luar "Reno gugup dan menghentikan aksinyanya.
"mungkin suara barang yang dari gudang ini jatuh Ren" jawab Byan
Di luar dari arah belakang gudang terlihat orang yang sedang melangkahkan kaki jalan mengendap endap di bawah jendela gudang yang gak berkaca dan memang agak tinggi . .
"mungkin suara barang yang dari gudang ini jatuh Ren" jawab Byan
Di luar dari arah belakang gudang terlihat orang yang sedang melangkahkan kaki jalan mengendap endap di bawah jendela gudang yang gak berkaca dan memang agak tinggi . .